Aku memutuskan menyudahi ritual mandi ku saat perutku terasa bergemuruh karna lapar. Aku lantas beranjak bangun dari bak mandi dan segera di sambut oleh para dayang yang telah siap melayaniku sesuai dengan tugas mereka masing-masing.
Para dayang dengan sigap melap tubuh dengan kain kering, setelahnya mereka membantuku mengenakan pakaian kebesaran ku. Setelah berlapis-lapis dalaman ku kenakan, Yiyi pun mulai membantuku mengenakan pakaian luar yang terbuat dari sutra kualitas terbaik. Warna pakaianku kali ini berwarna pink lembut dengan rok bawahan berwarna coklat muda.
Selesai berpakaian, para dayang mulai mengiringiku menuju meja rias. Wajahku pun di rias dengan riasan tipis lalu rambutku yang panjang di tata sedemikian rupa tak lupa menambahkan aksesoris yang membuat penampilan ku nampak lebih cantik.
Setelah semuanya selesai, dayang Rong lantas mengantarku menuju halaman belakang, di mana kaisar Axuan tengah menungguku di gazebo yang ada di halaman belakang kediamanku. Siang ini sangat terik, hawa panas sangat terasa di kulit. Karna cuaca yang panas kaisar Axuan memutuskan untuk makan siang di halaman belakang, di mana angin akan berhembus kencang ditambah pohon ceri yang rindang akan membuat suasana di gazebo belakang kediamanku tampak sejuk meski cuaca hari ini panas.
"Hormat hamba pada yang mulia kaisar" kataku membungkuk hormat saat tiba di gazebo belakang bersama dengan dayang Rong.
"Bukankah Gege sudah katakan untuk tidak bersikap formal jika hanya kita berdua" tegur kaisar Axuan.
"Mohon maaf Gege, aku lupa" akuku lantas duduk di hadapan kaisar Axuan.
"Sudahlah. Sekarang makanlah, Gege tahu kau pasti sangat lapar mengingat semalam kau tertidur dengan perut kosong" kata kaisar Axuan yang tentu saja tepat sasaran.
Semalam karna terlalu lelah aku sampai lupa makan dan berakhir ketiduran di bak mandi saat Yiyi memberi pijatan kecil di kepalaku. Setelahnya aku tidak tahu bagaimana aku bisa pada akhirnya terbangun di atas peraduanku. Mungkin para dayang dengan susah payah mengangkat ku atau dayang Rong meminta Feng untuk mengangkat ku dan menidurkanku di atas peraduan.
"Terima kasih atas pengertian Gege" balasku lantas mulai mengambil sumpit dan menyumpit sepotong daging dan memasukannya ke dalam mulutku.
"Makanlah yang banyak, kau tanpa kurusan" kata kaisar Axuan juga mulai menyantap makanannya.
"Bukankah postur tubuh seperti ini adalah tubuh ideal para nona muda?" Tanyaku.
"Sebagian orang memang berpendapat demikian, tapi Gege ingin tubuhmu sedikit lebih berisi" tukas kaisar Axuan "Selain itu kau bukan lagi seorang nona muda, statusmu sekarang sudah janda. Jadi tidak perlu memikirkan postur tubuh ideal" tambah kaisar Axuan yang berhasil membuatku kesal.
"Tak masalah statusku saat ini adalah janda, tapi meskipun statusku demikian, aku masihlah gadis yang suci dan perawan!" Kataku.
Aku dengan kesal lantas menusuk sepotong tahu dengan geram. Suara dentingan sumpit dan piring terdengar nyaring, semua orang lantas terkejut kecuali kaisar Axuan yang saat ini bersikap tenang dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ia dengan tenang melanjutkan makannya tanpa peduli bahwa saat ini saudarinya tengah kesal karna perkataannya.
Aku lantas memakan semua makanan di hadapanku dengan kesal, tak peduli dadaku rasanya sesak karna terlalu memaksakan diri untuk terlihat makan dengan begitu lahap. Pada akhirnya aku tersedak dan batuk hebat hingga wajah dan hidungku memerah.
"Uhuk!"
"Uhuk.. uhuk.. uhuk!"
Dayang Rong dengan cepat menghampiriku dan menepuk pelan punggungku, sedangkan kaisar Axuan menyodorkan segelas air pada. Aku menerimanya dengan cepat, lalu meminumnya hingga tandas. Perlahan batukku mulai mereda, dan akupun mengucapkan terima kasih pada dayang Rong yang telah mengusap punggung ku.
"Kau hanya mengucapkan terimakasih pada dayang Rong?" Tanya kaisar Axuan tidak percaya.
"Bagaimana dengan Gege?" Tanya kaisar Axuan menunjuk dirinya.
"Untuk apa aku berterima kasih pada Gege?" Tanyaku balik.
"Gege yang menyodorkan air untukmu" jawab kaisar Axuan.
"Itu sudah sepantasnya, sebab aku tersedak juga karna Gege" balasku.
"Kau tersedak mengapa menyalahkan gegemu ini?" Tanya kaisar Axuan tidak terima.
"Gege memang tidak peka!" Kesalku.
"Sudahlah, aku sudah kenyang" tambahku beranjak bangun dari dudukku.
"Tunggu, kau mau kemana mei-mei?" Tanya kaisar Axuan.
"Tentu saja kembali ke kamarku" jawabku.
"Gege belum selesai. Ada hal yang ingin Gege sampaikan maka dari itu kembalilah duduk di kursimu" perintah kaisar Axuan yang dengan enggan kulakukan.
Aku pun kembali duduk di hadapan kaisar Axuan dan menatapnya dengan tatapan kesal. Meskipun saat ini suasana hatiku tengah buruk karna perkataan kaisar Axuan, aku tetap menunggunya hingga ia selesai menghabiskan makanannya.
Setelah kaisar Axuan selesai makan dan piring-piring kotor pun mulai di angkat oleh para dayang dan pelayan. Kaisar Axuan meletakan gelas yang telah ia pakai minum di atas meja. Ia lalu menatapku dengan tatapan serius sembari berkata "Gege rasa akan sangat terlambat bagimu kembali menjadi dirimu yang sesungguhnya" kata kaisar Axuan penuh makna.
Aku sangat tahu kata 'Sesungguhnya' yang kaisar Axuan maksud. Sangat jelas ia menekankan bahwa maksud dari perkataannya itu ialah sosok dirinya di kehidupan sebelumnya.
"Maka dari itu Gege berpikir agar kau melakukan latihan khusus mei-mei" tambahnya yang membuatku kebingungan.
"Latihan khusus?" Tanyaku bingung.
"Maksud Gege seperti ini, kau akan ikut latihan bersama dengan Chou dan prajurit khusus lainnya. Selain kau latihan bersama mereka, kau juga harus mengajari mereka tentang ilmu bela diri, taktik, olahraga yang mampu menambah stamina dan kekuatan fisik, juga tentang ilmu pertarungan dan kemiliteran yang kau ketahui. Bukankah dengan begini akan saling menguntungkan?" Tanya kaisar Axuan yang membuatku berdecak. Sangat jelas jika tugasnya lebih banyak dari pada apa yang ia akan dapatkan kelak dalam proses latihan khusus yang kaisar Axuan sarankan.
"Mendengar penjelasan Gege, bukankah ini berat sebelah untukku? Aku hanya akan mendapatkan latihan khusus sedangkan apa yang akan kuberikan lebih banyak untuk mereka" protes ku.
"Memang hanya terdengar sebagai latihan khusus biasa, tapi ada banyak yang akan kau pelajari dan hal itu bahkan mungkin belum pernah kau dapatkan di kehidupanmu sebelumnya mei-mei" jelas kaisar Axuan dengan sabar.
"Tapi--"
"Tidak ada kata tapi, sebelumnya kau sudah berjanji pada Gege akan membantu Gege jika kerajaan Huang mulai dianggap sebuah ancaman oleh kerajaan lain" potong kaisar Axuan yang tampaknya tidak menerima bantahan.
"Aku memang sudah berjanji akan hal itu, tapi bukankah saat ini kerajaan Huang baik-baik saja. Belum ada yang mengetahui kerajaan Huang telah berubah" balasku.
"Gege tahu akan pemikiranmu, tapi semakin cepat kita mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi, maka semakin baik" tambah kaisar Axuan yang pada akhirnya membuatku pasrah akan keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasíaMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...