Bab 70 - Kejutan Putri Axia (3)

2.1K 248 8
                                    

Rencana permaisuri Zhang Mei untuk mencelakai putri Huang Axia berakhir gagal karena pasalnya putri Huang Axia masih mendatangi pesta jamuan makan malam di kerajaan Qing yang di adakan di aula utama.

Raut wajah permaisuri Zhang Mei tampak tidak senang terlebih saat permaisuri Zhang Mei menyadari penampilan putri Huang Axia jauh lebih cantik dari biasanya. Malam ini putri Huang Axia mengenakan hanfu berwarna putih dengan sulaman bunga-bunga kecil berwana biru kehijau-hijauan. Roknya berwarna senada dengan sulaman bunga yang ada pada pakaiannya.

Warna pakaian putri Huang Axia adalah warna cerah, namun memiliki kesan tidak membosankan. Malah saat putri Huang Axia mengenakan pakaian tersebut dengan latar belakang malam hari membuatnya terlihat tampak bersinar dan segar.

Permaisuri Zhang Mei membandingkan penampilan putri Huang Axia dengan penampilannya malam ini. Malam ini ia mengenakan hanfu berwarna biru gelap dengan rok bawahan berwarna abu-abu terang. Perpaduan warna pakaiannya sangat tidak cocok di gunakan saat malam hari, terlebih warna-warna gelap seperti ini biasanya di pakai oleh orang-orang tua.

"Lihatlah betapa cantik dan anggunnya putri Huang Axia" puji nyonya bangsawan dari kerjaan Qing yang berhasil membuat permaisuri Zhang Mei menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Dua istri pejabat yang baru saja memuji putri Huang Axia lantas menundukkan kepalanya takut. Keduanya lantas pergi mencari tempat baru. Saat keduanya pergi, permaisuri Zhang Mei sempat mendengar kedua istri pejabat berdarah bangsawan itu berkata bahwa ia tampaknya iri.

Setelah melihat bakat yang di miliki putri Huang Axia, cara berpakaian dan riasan natural pada wajahnya yang cantik. Berat hati permaisuri Zhang Mei akui bahwa ia iri. Permaisuri Zhang Mei iri dengan semua yang putri Huang Axia miliki terutama bakat alaminya. Selain itu permaisuri Zhang Mei juga takut jika kaisar Fei berpaling kembali ke mantan istrinya dan posisinya sebagai permaisuri akan tergeser.

Permaisuri Zhang Mei tidak menginginkan hal itu. Ia tidak ingin impiannya di rebut oleh putri Huang Axia. Menjadi seorang ratu di sebuah kerajaan besar adalah impiannya. Saat tawaran pernikahan politik kerajaan datang padanya, permaisuri Zhang Mei dengan cepat menerimanya. Ia tidak mempedulikan status kaisar Fei sebagai duda, yang permaisuri Zhang Mei pikirkan bahwa ini adalah kesempatan emasnya mencapai impiannya.

"Qiu" panggil permaisuri Zhang Mei pada pengawal pribadinya yang saat ini berdiri tidak jauh dari kursinya.

"Hamba yang mulia" jawab Qiu setelah berdiri tepat di samping permaisuri Zhang Mei.

"Selidiki penyebab utama mengapa rencana Ben Gong bisa gagal" perintah permaisuri Zhang Mei yang dengan cepat dilaksanakan Qiu.

Sepeninggal Qiu, permaisuri Zhang Mei pun kembali berpura-pura menjadi wanita yang lemah lembut sama seperti karakter dan sifat yang selama ini ia bangun dan tunjukkan pada orang-orang. Ia tetap bersikap tenang dan tetap tersenyum meski sejujurnya ia ingin segera menyingkirkan putri Huang Axia yang kembali merebut perhatian banyak orang.

Putri Qing Xiu atau biasa di panggil putri Xiu sejak tadi mengamati saudari perempuannya, yakni permaisuri Zhang Mei. Sejak prosesi pemberkatan hingga jamuan makan siang kondisi putri Xiu sedang tidak baik alhasil ia melewatkan banyak hal termasuk perselisihan yang sempat terjadi saat jamuan makan siang.

Malam ini putri Xiu akhirnya ikut bergabung setelah kondisinya mulai lebih baik. Awalnya putri Xiu berpikir akan melihat wajah permaisuri Zhang Mei berseri-seri setelah menikah dengan kaisar Fei. Namun kenyataan yang ia lihat tak sesuai dengan apa yang ia bayangkan.

"Jie Jie apakah anda baik-baik saja?" Tanya putri Xiu tampak khawatir dengan permaisuri Zhang Mei.

"Ben Gong baik-baik saja Xiu'er" jawab permaisuri Zhang Mei.

Melihat jawaban permaisuri Zhang Mei membuat putri Xiu dengan cepat tahu bahwa kakak perempuannya sedang berbohong. Ia saat ini hanya sedang berpura-pura tetap tenang dan memasang topeng yang selama ini ia tunjukkan.

Putri Xiu pun memilih tidak bertanya lebih, ia takut permaisuri Zhang Mei akan meledak dan marah ketika ia banyak bertanya. Putri Xiu tak ingin mempermalukan permaisuri Zhang Mei. Sebab ia begitu menyayangi kakak perempuannya meski mereka berbeda ibu.

Kehidupan sebagai seorang putri tidaklah muda. Buktinya putri Xiu di paksa untuk beranjak dewasa dari umurnya berkat keadaan. Tinggal di istana bukanlah hal yang patut di banggakan. Sebab banyak hal kejam dan mengerikan yang terjadi dari bangunan megah dan indah yang tampak dari luar.

Menurut gosip yang putri Xiu dengar, permaisuri Zhang Mei sempat menunjukkan permainan musik Harpa-nya dan mendapat pujian dari para tamu undangan. Sayangnya beberapa nyonya penjabat membandingkan permaisuri Zhang Mei dengan putri Huang Axia yang merupakan mantan istri kaisar Fei.

Merasa tidak terima dengan perbandingan para nyonya bangsawan yang begitu lancang. Kerajaan Huang menuntut keadilan. Namun ayahandanya yang bodoh malah telat menggambil keputusan. Akhirnya masalah kian memanas hingga kerajaan Han turun tangan untuk menanganinya.

Hal itu tentu saja merupakan hal yang memalukan untuk kerajaan Qing. Bagaimana seorang kaisar dari kerajaan besar dan merupakan seorang tuan rumah dibantu kerajaan orang lain untuk menangani masalah yang di ciptakan bawahannya.

Dari cerita yang putri Xiu dengan, ia tidak bisa menghakimi putri Huang Axia. Sebab putri Xiu tahu bagaimana rasanya dibandingkan. Menjadi salah satu penerus kerajaan Qing, ia kerap kali dibandingkan dengan permaisuri Zhang Mei yang memiliki banyak prestasi, cerdas dan berbakat. Hal itu tidaklah menyenangkan terlebih ia juga sudah berusaha mati-matian tetapi segala pencapaiannya tidaklah seberapa dengan apa yang saudarinya raih.

Hal yang putri Xiu sayangkan adalah tidak sempat menyaksikan perselisihan yang terjadi siang tadi. Jika saja waktu bisa di putar, putri Xiu ingin melihat putri Huang Axia membela dirinya. Mungkin dengan melihat hal itu bisa membuatnya termotivasi untuk melawan orang-orang yang selalu membandingkan pencapaiannya dengan permaisuri Zhang Mei.

Putri Xiu lantas mengenyahkan pikirannya, ia lalu menatap permaisuri Zhang Mei dari tempat duduknya. Setelah dipermalukan balik oleh putri Axia, putri Xiu berpikir bahwa saudari perempuannya tidak mungkin hanya berdiam diri tanpa melakukan sesuatu.

"Putri Huang Axia, tampaknya anda sudah lebih baik" kata putra mahkota Yong Ru yang baru saja menyapa kaisar Axuan dan kini adalah gilirannya.

"Sebenarnya putri ini sempat mendapatkan kiriman ramuan herbal penambah stamina dari kerajaan Qing. Putri ini nyaris meminumnya. Jika saja saat itu putri ini meminumnya, dapat di pastikan putri ini tidak dapat hadir di pesta jamuan makan malam".

Jawaban putri Huang Axia tentu saja mengejutkan banyak orang. Dari apa yang putri Axia katakan, jelas mengandung makna bahwa minuman herbal penambah stamina yang di bawakan untuknya telah tercampur racun di dalamnya. Hal itu tentu saja membuat orang-orang terkejut. Sebab setelah mendapat ganjaran dari sikap lamban pihak kerajaan Qing dalam mengambil tindakan, tampaknya kerajaan Qing ingin menyingkirkan putri Huang Axia dan parahnya lagi pihak kerajaan Qing ingin melenyapkan putri Huang Axia di dalam daerah kekuasaannya.

Di saat semua orang terkejut dan berpikir bahwa kerajaan Qing nekat ingin melakukan pembunuhan dengan ceroboh. Di sisi lain, putri Xiu tampak pucat pasih. Tidak ada orang lain yang terlintas di pikirannya selain sosok permaisuri Zhang Mei. Putri Xiu yakin bahwa pelaku dari rencana tersebut adalah saudari perempuannya.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang