Bab 128 - Malapetaka Pedang Legendaris Huang (2)

933 93 62
                                    

Sebaik-baik waktu penyerangan dilakukan malam hari. Hal itu dikarenakan semua orang akan mengalami fase mengantuk dan ingin tidur seraya memulihkan tenaga yang habis terkuras untuk hari ini. Sayangnya pihak kekaisaran Yuan ingin beristirahat sejenak sehingga ia tidak melakukan penyerangan lagi setelah menduduki kota nelayan wilayah kerajaan Huang, dan pesisir kota kerajaan Zhang.

Hal itu aku sadari sebab saat ini aku tengah duduk dan menunggu penyerangan kekaisaran Yuan diatas benteng gerbang pertahanan kedua kerajaan Huang. Para prajurit kerajaan Huang yang saat ini bertugas mengawasi pergerakan diatas benteng tampak kebingungan melihatku duduk bersila dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

"Cih. Mengapa mereka tak kunjung menyerang" kataku menanti penyerangan kekaisaran Yuan.

Semenjak hampir membuat para petinggi militer nyaris merenggang nyawa dibawa tekanan aura mengintimidasi yang ku keluarkan, pedang Xue memarahiku habis-habisan sampai kami berdua tiba di atas benteng gerbang pertahanan kedua kerajaan Huang. Pedang Xue mengatakan aku harus merenungkan kesalahan yang ku buat sembari menunggu penyerangan kekaisaran Yuan.

Pedang Xue mengatakan bahwa ini juga merupakan waktu yang pas untukku berkembang. Seharusnya sekarang aku memiliki peningkatan setelah menggunakan pedang Xue untuk pertama kalinya dihadapan banyak orang saat melawan kerajaan Zhang. Pedang Xue berpendapat seharusnya aku sedikit meningkat dan mungkin saja bisa lebih kuat lagi. Pedang Xue mengatakan padaku bahwa mumpung saat ini kekaisaran Yuan menyerang, tidak ada salahnya jika aku mencoba-coba menyerang langsung. Bakatku sebagai seorang Assassin yang sering melakukan penyerangan secara fisik akan sia-sia jika tidak dicoba. Berkat saran pedang Xue aku tidak sabar ingin mencobanya. Namun sayang tampaknya pihak kekaisaran Yuan tidak akan menyerang malam ini.

"Yang mulia putri, bukannya sebaiknya anda makan dan beristirahat terlebih dahulu? Sejak anda datang, anda sama sekali belum makan dan beristirahat" kata Feng mengingatkan ku.

Mendengar perkataan Feng, aku baru saja ingat jika sepanjang perjalanan melewati kerajaan Qing dan pegunungan yang menghubungkan perbatasan kerajaan Huang dan kerajaan Qing, aku sama sekali tidak makan. Bahkan saat kami telah tiba di istana pun untuk menurunkan Yiyi dan para dayang dan pelayan lainnya. Sepanjang perjalanan menuju gerbang pertama benteng pertahanan kerajaan Huang bagian selatan pun kereta hanya berhenti saat Feng memberitahukan situasi wilayah selatan kerajaan Huang telah di duduki kekaisaran Yuan.

Perutku telah seharian kosong namun entah mengapa aku sama sekali tidak merasakan lapar. Meskipun tidak lapar pada akhirnya aku memutuskan untuk turun dari benteng pertahanan gerbang kedua kerajaan Huang untuk makan. Aku juga perlu tenaga untuk melakukan aksi percobaan menggunakan pedang Xue secara langsung.

Dibawah kaisar Axuan tampaknya telah menungguku, mungkin saudara laki-laki ku itulah yang memerintahkan Feng untuk mengingatkanku untuk makan dan beristirahat. Kejadian siang tadi tampaknya masih membekas pada kaisar Axuan, hal itu terbukti dengan ia yang lebih memilih memerintahkan Feng untuk mengingatkanku makan ketimbang kaisar Axuan datang sendiri padaku. Tentu saja aku sangat mengerti mengenai sikap kaisar Axuan, terlebih lagi aku nyaris membuat mereka mati. Maka wajarlah jika kaisar Axuan sedikit menjaga jarak padaku karena masih takut dan terbayang-bayang akan kejadian siang tadi.

Aku ikut makan bersama dengan kaisar Axuan, perdana menteri Yu Zhong, jendral besar HongShi, serta beberapa jendral lain yang tidak ku ketahui namanya. Saat ini kami makan di satu meja yang sama. Dengan kondisi darurat seperti ini, jabatan dan kedudukan tidaklah lagi penting.

"Mei-mei, ada hal yang ingin Gege tanyakan" kata kaisar Axuan di sela-sela makan kami.

"Apa yang ingin Gege tanyakan?" Tanyaku pada kaisar Axuan.

"Kau tahu jika tingkat kultivasi Gege dan paman Yu Zhong merupakan yang tertinggi di kerajaan Huang. Menyadari bahwa mei-mei nyaris membuat Gege mu ini tidak mampu bergerak dibawa tekanan aura mengintimidasi yang sempat mei-mei keluarkan bukankah itu membuktikan bahwa tingkat kultivasi mu lebih tinggi dari kami?" Tanya kaisar Axuan sangat hati-hati sebab ia takut menyinggung saudari perempuannya.

Sebuah sinar cahaya terang muncul tepat di samping putri Axia dan kaisar Axuan. Sinar itu muncul disebabkan oleh perubahan pedang Hong dan pedang Xue yang tampaknya ingin bergabung makan malam bersama mereka.

"Tentu saja. Tingkat kultivasi putri Axia lebih tinggi darimu tuan" jawab Pedang Hong lantas mengambil sate daging sapi di atas meja.

"Benarkah?" Tanya kaisar Axuan tidak percaya.

"Jika mei-mei memiliki tingkat kultivasi lebih tinggi, lantas di tingkatan apa ia sekarang"

"Yang mulia putri Axia saat ini berada ditingkatan Golden Immortal" jawab Pedang Xue yang berhasil membuat semua orang yang ada di sana terkejut.

Mendapatkan pertanyaan dari kaisar Axuan, aku sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk menjawab. Kehadiran pedang Xue dan pedang Hong dengan wujud manusia di tengah-tengah mereka membuatku sama sekali tidak mampu mengeluarkan sepatah kata. Hal itu dikarenakan keduanya mewakili ku menjawab segala pertanyaan yang kaisar Axuan lontarkan. Alhasil aku hanya bisa melanjutkan makanku hingga selesai.

"Kesampingkan dulu rasa terkejut kalian. Jadi apa yang akan kalian lakukan setelah ini? Tidak mungkin bukan kalian hanya menerima serangan dan mengandalkan meriam yang telah putri Axia ciptakan?" Kata pedang Hong yang saat ini berubah menjadi seorang kakek-kakek tua dengan jenggot putih panjang.

Penampilan pedang Hong tampak seperti petua yang telah berpengalaman. Ia seakan-akan seperti seorang penasehat yang saat ini berusaha menyadarkan mereka.

"Apa yang pedang Hong katakan adalah hal yang benar. Kita sewaktu-waktu tidak dapat terus bergantung pada meriam yang telah kerajaan Huang buat" kataku yang akhirnya bisa angkat suara.

"Meriam buatanku tentu saja memiliki batasan. Yakni akan cepat panas jika terus menerus digunakan, serta jumlah peluru yang dibuat pun tidaklah banyak" kataku memberitahukan kelemahan meriam yang saat ini merupakan senjata pamungkas kerajaan Huang.

"Jika kita tidak dapat menggunakan meriam lagi, kerajaan Huang akan musnah" kata salah satu jendral besar mulai panik.

Tentu saja kepanikan akan melanda mereka ketika tau senjata yang mereka agung-agungkan juga memiliki kelemahan. Sebaik-baik alat, tidak ada yang sempurna. Selain itu meskipun mereka memakai meriam terus menerus, hal itu tidak menjamin dapat mengurangi jumlah ribuan pasukan kekaisaran Yuan.

"Karena hal itulah kita berdiskusi bukan?" Tanya pedang Hong berusaha menenangkan.

"Yang mulia putri Axia, apakah ada cara lain yang dapat kita gunakan untuk melawan pasukan kekaisaran Yuan?" Tanya jendral HongShi.

"Penggunaan meriam untuk saat ini mungkin akan dikurangi, sebisanya kita cukup menggunakan ketapel" jawabku.

"Ketapel?"

"Iya ketapel paman" jawabku.

"Bukankah kerajaan Huang juga memiliki puluhan ketapel besar?" Tanyaku yang seketika membuat perdana menteri Yu Zhong baru mengingat akab hal itu. Terlalu bergantung dengan meriam, ia sampai melupakan alat tempur yang selama ini mereka gunakan.

"Apakah kau berniat melemparkan bola api?" Tanya kaisar Axuan.

"Tentu saja. Namun pertama-tama yang ingin aku lempar adalah bubuk mesiu lalu di susul bola-bola api" jawabku.

"Bubuk mesiu?" Tanya mereka serempak.

"Bubuk mesiu adalah bahan peledak yang terbuat dari campuran belerang, arang, dan kalium nitrat, yang membakar sangat cepat dan bahan pendorong pada senjata api dan kembang api. Mesiu diklasifikasikan sebagai bahan peledak yang lemah karena daya ledaknya yang rendah. Ledakan yang dihasilkannya membuat gelombang subsonik, bukan gelombang supersonik seperti yang dihasilkan oleh bahan peledak kuat. Pergerakan gas yang dihasilkan oleh ledakan mesiu menghasilkan tekanan yang cukup untuk menembakkan peluru, tetapi tidak akan menghancurkan laras. Meskipun daya ledakannya kecil, aku ingin memberi efek kejutan pada prajurit kekaisaran Yuan. Bisa dibilang ledakan yang dihasilkan merupakan bentuk sebuah gertakan" jawabku panjang lebar.

"Tapi bagaimana jika bubuk mesiu, dan bola-bola api yang kita miliki juga habis?" Tanya jendral yang tampak lebih muda dari jendral lainnya.

"Maka kalian tidak punya pilihan lain selain menggunakan ku dengan pedang Hong hingga bantuan dari kekaisaran MingQi datang" jawab Pedang Xue enteng.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang