Bab 79 - Orang Asing (2)

1.7K 228 6
                                    

Kapal besar yang sempat aku lihat di lautan kini telah berhenti. Kapal dengan bendera Inggris itu tidak lagi berlayar mendekati pelabuhan kerajaan Huang. Hal itu tentu saja membuatku mengernyit bingung, namun tak lantas menurunkan kewaspadaanku.

Meskipun aku tahu jika para prajurit kerajaan Huang masih lelah setelah bertarung dengan prajurit kerajaan Yong. Aku tetap meminta mereka mengambil posisi bersiap jika terjadi pertempuran kedua kalinya hari ini antara pasukan orang asing yang akan menuju ke kerajaan Huang.

Lama mengamati kapal besar berbendera Inggris yang ada di lautan. Kapal itu sama sekali tidak bergerak lagi ke arah pelabuhan kerajaan Huang. Malah sebaliknya kapal besar itu berbalik dan pergi meninggalkan kerajaan Huang.

Awalnya aku berpikir kerajaan Huang telah aman karena kapal besar berbendera Inggris itu telah pergi. Nyatanya saat ku perhatikan lebih jelas melalui teropong, ada tiga kapal kecil yang berusaha mendekat ke pelabuhan kerajaan Huang.

Hari yang sudah beranjak malam membuat pandangan ku kurang jelas. Meskipun begitu aku lantas segera meminta para prajurit untuk bersiap-siap di depan pintu gerbang utama bagian selatan kerajaan Huang.

Saat ketiga kapal kecil itu telah bersandar di pelabuhan kerajaan Huang. Para prajurit kerajaan Huang telah berada di posisi mereka masing-masing. Perisai telah mereka pegang, pedang pun telah siap untuk dikeluarkan dari sarungnya. Para prajurit kerajaan Huang telah bersiap untuk melanjutkan pertempuran jikalau orang-orang dari Inggris tersebut ingin menyerang.

Nyatanya kekhawatiran yang aku rasakan tidak terjadi. Orang-orang asing itu malah mendekati mereka dengan terburu-buru. Raut wajah takut dan cemas sangat jelas mereka tunjukkan. Terlebih mereka tampak terluka parah terutama pemuda yang berada dibalik pundak seorang pria paruh baya yang ku yakini adalah seorang jenderal.

Dari atas benteng aku mengamati para prajurit kerajaan Huang masih memberi sikap siaga kepada orang-orang asing tersebut. Sangat jelas tampak dari raut wajah mereka bahwa mereka nampak bingung dengan apa yang para orang asing itu katakan.

"Help me" (Tolong saya) kata seorang pemuda dengan rambut berwarna pirang khas orang Inggris.

We have no intention of attacking. We only want to ask for help" (Kami tidak punya niat untuk menyerang. Kami hanya ingin meminta bantuan) tambahnya.

Para prajurit kerajaan Huang yang berjaga di pintu gerbang pertama bagian selatan kerajaan Huang tentu saja tidak mengerti apa yang pemuda itu katakan. Mereka hanya menatap rombongan orang asing yang tengah terluka itu dengan tatapan waspada dan dengan posisi tubuh telah bersiap menyerang kapan saja.

Kedatangan orang asing tersebut tentu saja mengejutkan mereka, terlebih para prajurit baru saja selesai bertarung dengan prajurit kerajaan Yong. Tenaga mereka belum pulih sepenuhnya. Namun mereka kembali harus dihadapkan dengan orang asing yang mereka ketahui berasal dari dataran Eropa.

"My prince is dying" (Pangeran saya sekarat) kata pemuda itu hampir menangis.

"Help me" (Tolong saya) pintanya yang pada akhirnya membuatku yang sedari tadi mengamati dari lantai atas benteng pertahanan memilih turun.

Sesampai ku di bawah, aku meminta seorang prajurit membuka pintu kecil yang ada di gerbang. Hal itu tentu saja membuat Feng dan Chou terkejut.

"Yang mulia, apa yang anda lakukan? Mereka orang asing!" Tekan Chou yang membuatku mengernyit.

"Lantas mengapa jika mereka orang asing?" Tanyaku pada Chou yang tampak begitu khawatir.

"Bisa saja mereka melukai anda jika anda keluar" kata Feng mewakili Chou.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang