Bab 122 - Kerajaan Han (2)

741 97 1
                                    

Rombongan kaisar Axuan beristirahat sejenak di ibukota Kerajaan Han. Mereka akan melanjutkan perjalanan kembali dengan tujuan istana kerajaan Han setelah memulihkan tenaga.

Semua orang di bebaskan selama 1 jam untuk beli apapun atau pergi kemanapun yang mereka mau selama mereka balik tepat waktu. Kebanyakan dari para prajurit memutuskan untuk pergi ke rumah hiburan, sedangkan para pelayan, dayang, Kasim dan staf medis lebih memilih berjalan-jalan dan makan.

Setelah memberi kebebasan pada seluruh bawahannya, kaisar Axuan masih berdiri di tempatnya. Tepatnya membelakangi kereta yang ia tumpangi bersama dengan saudari perempuannya yang tak kunjung bangun. Dokter kerajaan yang ikut bersama rombongan mereka telah memeriksanya dan memastikan tidak ada yang salah dengan kondisi adik perempuannya.

Hong bahkan selalu mengatakan jika putri Axia tidak apa-apa, ia tertidur cukup lama karena merupakan efek samping dari penggunaan pedang Xue dengan jangkauan luas. Terlebih ini pertama kalinya putri Axia menggunakan pedang Xue, wajar jika mana dan Qi-nya terkuras begitu banyak di penggunaan pertama. Hong selalu menjelaskan hal sama berulang kali agar tuannya tidak khawatir. Namun pedang Hong sadar jika apa yang ia katakan hanya berdampak sementara pada kaisar Axuan. Sebab setelahnya pemuda tampan dengan status kaisar di usianya yang terbilang sangat mudah itu kini kembali merasa takut, cemas dan khawatir seperti sebelum-sebelumnya.

"Yang mulia apakah anda tidak pergi bersenang-senang atau mengisi perut anda?" Tanya Feng, pengawal pribadi putri Axia.

"Tidak. Aku akan menunggu hingga mei-mei bangun!" Jawab kaisar Axuan.

Kaisar Axuan tau jika saat ini ia bersikap keras kepala. Padahal pedangnya, Hong telah memberi penjelasan panjang mengenai kondisi putri Axia, tetap saja kaisar Axuan tak mampu membendung perasaan takut, cemas dan khawatirnya.

"Jika Gege bersikap seperti itu, Gege akan mati!" Kata ku dengan suara pelan dan masih terdengar parau.

Aku baru saja sadarkan diri. Saat aku bangun, perutku terasa sakit karena kelaparan. Beruntungnya ada Yiyi di sampingku yang menyadari bahwa aku telah bangun dari pingsan ku. Ia membantu ku duduk hingga turun dari tempat tidur. Yiyi dengan sabar memapah ku hingga aku kini duduk di sofa panjang kereta. Saat ini pintu kereta terbuka lebar. Aku melihat sosok kaisar Axuan yang berdiri dekat ambang pintu kereta dan tengah mengobrol dengan Feng, pengawal pribadiku.

Kaisar Axuan lantas menoleh mencari asal suara yang begitu femiliar di telinganya. Saat kaisar Axuan berbalik, ia mendapatiku. Dengan cepat kaisar Axuan naik ke kereta dan memelukku erat.

"Syukurlah, kau membuatku sangat cemas mei-mei" kata kaisar Axuan yang akhirnya bisa bernafas lega.

"Gege aku tidak bisa bernafas" keluhku pada kaisar Axuan yang sadar dan meminta maaf dengan cepat ia melonggarkan pelukannya, karena ia tidak sadar memelukku dengan sangat erat.

"Gege aku lapar!" Kataku setelah kaisar Axuan melepas pelukannya.

Kaisar Axuan lantas mengajakku makan di sebuah restoran yang tampak sangat ramai. Saat kami masuk ke dalam restoran, semua mata tertuju pada kami. Wajar saja mereka menatap kami, hal itu di sebabkan karena kami di kawal beberapa prajurit. Mengabaikan pandangan orang-orang yang menatap kami, langkah kaki ku kini membawaku pada lantai 2 restoran. Kaisar Axuan memesan ruangan privat di mana kita tidak perlu gabung dengan pelanggan lainnya dan menjadi pusat perhatian banyak orang.

Lantai dua restoran merupakan lantai khusus yang biasa di pesan oleh para bangsawan, atau saudagar kaya. Ruangan private di lantai 2 cukup besar, di dalam bukan hanya ada meja makan tapi juga ada sofa panjang yang ukurannya bak sebuah peraduan.

Dibanding duduk menunggu makanan yang di pesan kaisar Axuan datang, aku lebih memilih duduk di balkon ruangan kami. Balkon tersebut mengarah pada pemandangan ibukota kerajaan Han. Hilir mudik penduduk kerajaan Han yang berlalu lalang membuat suasana yang harusnya sangat membosankan karena kami berada di ruangan yang cukup privasi, kini sedikit lebih hidup.

Bau harum makanan menguar di udara. Para pelayan datang membawa berbagai jenis makanan. Uap yang masih mengepul menandakan makanan tersebut masih panas. Sebelum makanan yang dihidangkan di atas meja aku dan kaisar Axuan makan. Selalu ada seorang pelayan yang terlebih dahulu mencicipinya untuk mengetes apakah makanan tersebut mengandung racun atau tidak.

"Makanlah yang banyak" kata kaisar Axuan memberikan sepotong daging pada mangkok nasi ku.

Pelayan yang bertugas sebagai pengetes racun menyatakan tidak ada racun dalam makanan yang dihidangkan oleh pihak restoran sehingga saat ini aku mulai makan bersama dengan kaisar Axuan. Aku mengucapkan terima kasih kepada saudara laki-laki ku karena memberiku sepotong daging. Aku cukup terkejut saat menyuapkan sesumpit nasi dan sepotong daging ke dalam mulutku. Daging sapi milik restoran tersebut sangat enak dan kaya rempah. Hal itu tampaknya wajar mengingat kerajaan Han merupakan kerajaan besar yang dikenal akan rempah-rempahnya.

Setelah menyelesaikan makan siang, kami pun turun dan membayar. Setelah keluar dari restoran, para prajurit, dayang, Kasim, pelayan dan tenaga medis kerajaan Huang telah berkumpul dan menunggu kami selesai makan. Kami akan melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Han. Hanya tinggal menghitung jam, kami akan tiba di kerajaan Han.

Perjalanan menuju kerajaan Han pun dilanjutkan. Entah mengapa sepanjang perjalanan aku merasakan firasat buruk. Menyadari kegelisahan ku, kaisar Axuan pun berinisiatif bertanya, "Mei-mei ada apa?" Tanya kaisar Axuan.

Aku cukup terkejut mendengar pertanyaan kaisar Axuan. Namun dengan cepat aku menormalkan ekspresi wajahku dan berpura-pura baik-baik saja.

"Aku tidak apa-apa Gege" jawabku.

Kaisar Axuan menyipitkan matanya bertanda ia ragu dengan jawabanku. Namun kaisar Axuan kembali melanjutkan kegiatan membaca di dalam kereta. Kaisar Axuan tidak ingin memaksa saudari perempuannya untuk bercerita, sebisanya kaisar Axuan ingin putri Axia bercerita dengan sendirinya tanpa paksaan.

Kereta yang kami tumpangi pun berhenti. Sepanjang perjalanan aku sempat tertidur dan ketika bangun sudah berada di kasur kaisar Axuan yang berada di tingkatan bawah. Kaisar Axuan lantas menghampiri ku yang saat ini tengah terduduk di atas tempat tidur sembari mengumpulkan nyawa.

"Mei-mei ayo turun!" Ajak kaisar Axuan.

Aku pun turun dari kereta dibantu kaisar Axuan. Hal pertama yang kulihat ialah bangunan yang dua atau bahkan tiga kali lipat dari bangunan yang ada di kerajaan Huang. Kerajaan Han sungguh mencerminkan kerajaan yang megah dan mewah. Hal itu dilihat dari pilar-pilar bangunan yang memiliki ukiran-ukiran rumit yang dicat dengan tinta emas.

Setelah melalui banyak drama seperti penyerangan kerajaan Zhang dan kerajaan Yong dari dua arah, hingga aku tidak sadarkan diri dan kaisar Axuan harus membasmi bandit sepanjang perjalanan menuju kerajaan Han, akhirnya kami pun menginjakkan kaki di kerajaan Han yang bertugas sebagai tuan rumah festival kekaisaran tahun ini.

"Akhirnya kalian datang" kata putra mahkota Han Ling menuruni anak tangga aula utama.

"Ben Gong tentu saja ingin memberi ucapan selamat datang di kerajaan Han. Namun kesampingkan hal itu dulu" kata putra mahkota Han Ling.

"Yang mulia kaisar Huang Axuan, saat ini putra mahkota kekaisaran, Qi Yuze"

Baru saja mereka tiba di kerajaan Han. Namun tampaknya mereka sudah terjerat sebuah masalah sebab yang memanggil kaisar Axuan merupakan putra mahkota kekaisaran MingQi.

.
.
.

Author Note :

Maaf tidak bisa balas komentar kalian satu persatu. Jujur aku senang banget liat komentar kakak² dan dikadik sekalian 😭. Aku pen balas, cuma g bisa. Berhubung email WP-ku dah lama ilang dan aku lupa sandinya 😭. Mo diganti pun g bisa, soalnya harus ada kode verifikasi dari email yang lama 🥺. Sempat mikir ini akun bakal hilang, untungnya ku tautkan juga lewat Facebook 😭. Kalau enggak ku tautkan kemungkinan aku g bakal lanjut cerita ini.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang