Kaisar Axuan memasuki kamar saudari perempuannya. Ia lantas duduk di pinggir peraduan sembari menatap putri Axia yang saat ini memunggunginya. Kaisar Axuan lantas teringat bahwa sebelumnya saudari perempuannya juga pernah mengalami masa sulit seperti ini. Saat itu putri Axia merasa terpuruk dan putus asa dan kaisar Axuan kembali menghiburnya untuk kembali bangkit.
"Kau tahu mei-mei? Ini adalah kali keduanya kamu murung dan sedih seperti ini semenjak berpura-pura menjadi putri Huang Axia di mata banyak orang" kata kaisar Axuan mulai membuka obrolan.
"Gege sangat ingat jelas mei-mei pernah mengatakan bahwa di kehidupan mu sebelumnya kau tidak pernah merasa sesedih ini meski kerap kali ada misi dari organisasi tempatmu bekerja mengalami kegagalan baik secara teknis mau pun lainnya".
Apa yang kaisar Axuan katakan adalah hal yang benar. Menangis, sedih, terpuruk dan putus asa adalah hal yang ku rasakan saat kecil. Semenjak masuk kedalam organisasi pembunuh bayar, aku tidak pernah mengalami hal itu lagi. Kehidupanku setelah memasuki ranah berbahaya nan gelap membuatku berubah menjadi sosok yang tidak memiliki perasaan. Semuanya terasa datar, hambar dan dingin. Namun semenjak bereinkarnasi dan mengisi raga putri Huang Axia, semuanya terasa berubah. Aku merasa menjadi lebih hidup dari kehidupan ku sebelumnya.
"Gege tidak tahu hal apa yang akan kamu ciptakan. Feng telah menceritakan semuanya dan menjelaskan bahwa eksperimen yang mei-mei lakukan mengalami kegagalan" kata kaisar Axuan yang entah mengapa mulai membuat mataku berkaca-kaca mengingat perjuanganku membuat sabun berakhir sia-sia.
"Kegagalan pasti ada mei-mei. Tapi bukan berarti hal itu lantas membuatmu menyerah. Kegagalan ada untuk membuat kita kuat, membuat kita mampu mengambil pelajaran dari kegagalan yang kita alami untuk lebih memperbaiki kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin sempat kita lewatkan karena tergesa-gesa. Mungkin Gege terdengar egois mengatakan hal ini. Tapi mei-mei ketahuilah Gege membutuhkanmu sekarang. Festival kekaisaran tidak akan lama lagi. Gege tidak bisa mengatasinya jika hanya seorang diri. Maka dari itu tolong bangkitlah kembali" tambah kaisar Axuan terdengar memohon.
"Aku akan memikirkannya Gege. Tapi untuk sekarang, tolong biarkan aku sendiri" jawabku setelah sekian lama berdiam dan menangis di dalam kamar.
Kaisar Axuan lantas bangkit dari duduknya. Ia sangat mengerti dan menghargai perasaan adik perempuannya sehingga ia pun memutuskan untuk meninggalkan putri Axia sendiri hingga ia tenang.
Sepeninggalan kaisar Axuan, aku lantas memikirkan kata-kata yang kaisar Axuan katakan. Aku tentu saja tidak bisa bersedih terlalu lama seperti ini. Bagaimana pun aku telah bertekad untuk meningkatkan kultivasiku juga aku telah berjanji akan melakukan balas dendam terhadap kaisar Zhang yang mencampakkan putri Axia yang asli. Mempermalukannya di pesta pernikahannya beberapa waktu lalu rasanya belumlah cukup untukku.
*****
Keesokan harinya kondisiku telah membaik. Aku kembali bersemangat melakukan eksperimen ku dalan membuat sabun dan shampo seakan-akan kegagalan yang ku alami kemarin hanyalah angin lalu.
Kali ini aku ingin mencoba membuat sabun dari bahan alami. Tidak menggunakan minyak hewanin, aku ingin mencoba membuat sabun dari minyak yang dihasilkan dari buah dan tumbuhan. Minyak goreng adalah yang sangat langka, untuk membeli minyak saja memerlukan banyak uang. Mengingat kelangkaan minyak goreng, aku memutuskan membuat minyak terlebih dahulu dan hari ini aku akan memulai petualangan ku mencari tumbuhan yang bisa menghasilkan minyak di hutan.
Meminta izin pada kaisar Axuan tentu saja tidaklah mudah. Saudaraku itu terus menanyakan dan memastikan bahwa aku baik-baik saja terlebih dahulu sebelum mengizinkanku keluar istana. Aku tentu saja bisa menyelinap keluar tanpa perlu meminta izin pada kaisar Axuan, hanya saja kemarin aku lagi-lagi mengalami masa sulit yang sempat membuat kaisar Axuan khawatir, akhirnya aku memutuskan untuk izin terlebih dahulu agar kaisar Axuan tidak membuat kehebohan jika ia tidak menemukanku di kediaman milikku.
"Mei-mei --"
"Gege tidak perlu khawatir, aku sudah membaik saat ini" potongku.
Aku tahu kaisar Axuan masih mengkhawatirkan kondisi mentalku yang kemarin sempat terpuruk. Hanya saja seharusnya ia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal itu lagi. Di kehidupan ku sebelumnya aku telah melewati badai yang lebih berat dan aku berhasil melaluinya. Hal kecil seperti ini tentu saja tidak akan membuat semangatku dalam balas dendam runtuh begitu saja.
Aku tahu membalaskan rasa sakit yang di rasakan putri Axia yang asli tak selamanya akan berjalan dengan mudah. Ada banyak rintangan yang akan ku hadapi kedepannya. Terlebih lagi aku harus berpura-pura menjadi dirinya untuk waktu yang lama. Cepat atau lambat ada saat di mana aku pasti lelah bersandiwara menjadi putri Axia seperti yang orang-orang kenal. Akan ada hari di mana aku menjadi diriku sendiri dan aku takut perlakuan semua orang padaku pun akan berbeda setelahnya.
Kaisar Axuan lantas mengizinkanku pergi. Hal itu tentu saja membuatku sedikit terkejut pasalnya aku sempat melamun beberapa saat.
"Apa yang Gege katakan barusan?" Tanyaku memastikan pendengaranku.
"Gege mengizinkanmu pergi dengan syarat mei-mei harus dikawal oleh beberapa prajurit" kata kaisar Axuan yang tentu saja berhasil membuatku melotot.
"Tapi Gege aku ingin keluar istana tanpa membuat keributan. Maksudku aku tidak ingin terlihat mencolok" protes ku.
"Tidak ada kata tapi mei-mei, Gege mengizinkanmu keluar jika kau ingin mematuhi syarat yang telah Gege berikan" putus kaisar Axuan mutlak.
Dengan berat hati aku pun keluar di istana dengan di kawal oleh beberapa prajurit. Awalnya aku ingin keluar istana tanpa mengundang perhatian banyak orang. Sayangnya semua itu tidak dapat menjadi kenyataan. Aku keluar dari istana kerjaan Huang menggunakan kereta dengan para prajurit menunggangi kuda tengah mengapit kereta yang tengah ku naiki saat ini.
Sepanjang perjalanan mencari tanaman yang bisa diolah menjadi minyak. Aku tak henti-hentinya mendesah. Perjalanan yang kuinginkan tidak seperti ini. Menjadi pusat perhatian penduduk ibukota dengan tatapan segan yang diberikan oleh mereka membuatku tidak nyaman.
"Yang mulia.." panggilan Feng berhasil menarik perhatianku. Aku lantas menoleh ke samping dimana Feng saat ini tengah mensejajarkan kuda yang ia tunggangi dengan jendela kereta yang saat ini sengaja kubuka agar udara segar masuk.
"Ada apa Feng?" Tanyaku pada pengawal pribadi ku tersebut.
"Sedari tadi rombongan kita hanya mengikuti jalan setapak tanpa tujuan. Sebelumnya anda mengatakan ingin mencari sesuatu di hutan. Bolehkah hamba tahu hutan mana yang ingin anda datangi agar kamu bisa mengambil rute yang benar?" Kata Feng yang menyadarkan diriku bahwa aku lupa mengatakan hutan mana yang akan kami tuju.
Mendengar pertanyaan Feng aku lantas berpikir terlebih dahulu. Di kerajaan Huang terdapat banyak hutan dan tidak mungkin aku bisa mendatangi semua hutan yang ada. Aku harus menyeleksi dan mengira-ngira hutan mana yang memiliki potensi besar memiliki benda yang tengah aku cari. Tidak mungkin bukan aku menunda-nunda waktu padahal ada banyak hal yang ingin ku buat sebelum festival kekaisaran. Maka dari itu aku harus berpikir keras bagaimana pun aku tidak ingin mendapatkan hasil mengecewakan di percobaan ku yang kedua kalinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasyMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...