Meskipun putri Huang Axia meminta melupakan kejadian rencana pembunuhan terhadap dirinya. Tetapi pandangan semua orang tentang kerajaan Qing mulai semakin berubah. Hal itu putra mahkota Yong Ru mulai sadari sejak acara jamuan makan siang. Masalah yang di ciptakan para istri pejabat dan lambatnya ayahanda mengambil tindakan membuat para tamu dari kerajaan-kerajaan lain merasa bahwa mereka sebagai tamu undangan tidak di hargai, bahkan mereka seakan-akan tidak memiliki hak atas keadilan untuk diri mereka masing-masing.
Masalah yang menyinggung putri Huang Axia siang tadi jelas memperlihatkan betapa tidak adilnya kerajaan Qing dalam menyikapi bawahan mereka. Bukannya menegur dan memberi hukuman, kaisar Wei hanya diam.
Malam ini mengejutkannya putri Huang Axia hampir dicelakai dengan racun. Beruntungnya Sang Pencipta masih menyayangi putri Huang Axia sehingga ia selamat dan bisa menghadiri jamuan makan malam. Hal yang paling mengejutkan dari putri Huang Axia adalah saat ia lebih mementingkan makan, dibanding membaca kasus rencana pembunuhan terhadap dirinya di tindak lanjuti.
Selepas jamuan makan malam, putra mahkota Yong Ru memanggil permaisuri Zhang Mei untuk berbicara berdua. Putra mahkota Yong Ru tidak mampu lagi menahan amarahnya. Ia ingin memarahi permaisuri Zhang Mei dan mengajari saudarinya itu untuk berusaha keras menahan dirinya.
Plak!
Suara tamparan terdengar nyaring di koridor aula utama kerajaan Qing yang mulai sepi. Di tempat tersebut hanya ada putra mahkota Yong Ru dan permaisuri Zhang Mei.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya permaisuri Zhang Mei memegang salah satu pipinya yang terasa sakit dan panas setelah mendapat tamparan dari putra mahkota Yong Ru.
"Seharusnya itu adalah pertanyaanku. Apa yang kau lakukan, hah?" Teriak putra mahkota Yong Ru dengan nada suara yang naik beroktaf-oktaf.
Permaisuri Zhang Mei tentu saja terkejut dengan nada suara putra mahkota Yong Ru yang meninggi. Seketika permaisuri Zhang Mei sadar bahwa saat ini saudara laki-lakinya sedang marah besar.
"Aku tahu sebentar lagi kau akan meninggalkan kerajaan Qing dan menjadi ratu di kerajaan Zhang. Akan tetapi bisakah kau pergi dengan tenang tanpa membuat dan meninggalkan banyak untuk kerajaan Qing, hah?" Tanya putra mahkota Yong Ru.
"Sejak jamuan makan siang suasana hatimu mulai memburuk karna kau merasa cemburu dan tersaingi saat sadar pusat perhatian banyak orang tidak jatuh padamu, melainkan pada putri Huang Axia. Kau dengan mudahnya terprovokasi oleh hasutan kaisar Fei dan karna rasa hausmu akan perhatian dan pujian semua orang, kau mengambil langkah untuk merebut perhatian semua orang dengan cara menampilkan salah satu bakatmu" jelas putra mahkota Yong Ru
"Aku tahu kau sangat menginginkan perhatian semua orang, tapi apakah kau sadar langkah yang kau ambil saat itu akan mengubah pandangan orang-orang tentang kerajaan Qing kedepannya, hah?" Tanya putra mahkota Yong Ru.
"Mungkin kau tidak memikirkan hal itu. Sebab kau bukan lagi bagian dari kerajaan Qing setelah kau pergi mengikuti kaisar Fei yang merupakan suamimu. Tapi pernahkah kau berpikir bahwa atas tindakan yang kau ambil akan menghambat masa depan kerajaan Qing, menambah pekerjaanku dan juga akan menghambat masa depan Xiu'er karna kecerobohanmu".
Permaisuri Zhang Mei hanya terdiam mendengar semua cercaan putra mahkota Yong Ru. Ia sadar ia memang ceroboh tanpa memikirkan masa depan kedua saudaranya. Tindakannya tentu saja adalah hal yang sangat fatal dan mungkin akan butuh banyak waktu yang harus di habiskan putra mahkota Yong Ru untuk memulihkan pandangan orang-orang tentang kerajaan Qing.
"Aku bahkan tahu bahwa kaulah dalang dari racun yang ada dalam ramuan herbal putri Huang Axia" kata putra mahkota Yong Ru yang membuat permaisuri Zhang Mei gugup dan juga takut.
"A-apa maksudmu Gege. Bagaimana kau bisa menuduhku tanpa adanya bukti?" Tanya permaisuri Zhang Mei dengan suara terbata karna ketakutan.
"Tidak ada orang lain seceroboh dirimu. Tanpa bukti sekalipun aku sudah tahu bahwa itu adalah kau" tegas putra mahkota Yong Ru.
Pada akhirnya permaisuri Zhang Mei mengakui kesalahannya dan hal itu malah membuat putra mahkota Yong Ru semakin marah dan terus memukulnya. Setelah berapa lama akhirnya permaisuri Zhang Mei bisa terlepas dari kebiadaban saudara laki-lakinya. Hatinya menjerit kesakitan, ia tidak akan pernah melupakan perlakuan kasar putra mahkota Yong Ru. Dalam hati ia terus memaki dan menyumpahi putra mahkota Yong Ru atas apa yang ia lakukan padanya. Sepanjang perjalanan menuju kediamannya, permaisuri Zhang Mei dalam hati terus berkata bahwa apa yang ia terima malam ini adalah sepenuhnya salah putri Huang Axia.
"Aku akan membalas semua perlakuan ini. Kau lihat saja nanti!" Tekad permaisuri Zhang Mei.
Keesokan harinya permaisuri Zhang Mei ikut pergi ke kerajaan Zhang bersama dengan rombongan kaisar Fei. Sesampainya permaisuri Zhang Mei nanti di kerjaan Zhang, ia akan langsung di sambut dengan prosesi pengobatannya sebagai permaisuri kerajaan Zhang.
Sehubung dengan akan berangkatnya rombongan kerajaan Zhang yang akan kembali ke kerajaan mereka, banyak tamu undangan yang juga mulai memutuskan pulang tak terkecuali rombongan kerajaan Huang.
Sebelum pergi ke kerajaan Zhang, semalam permaisuri Zhang Mei memerintahkan Qiu dan para bawahan lainnya untuk mencelakai putri Huang Axia untuk kedua kalinya. Kali ini permaisuri Zhang Mei meminta para bawahannya untuk membuat kereta kuda yang akan di naiki putri Axia rusak dengan cara melonggarkan penjangga baut yang ada pada roda kereta.
"Apakah kau sudah melakukannya dengan benar?" Tanya permaisuri Zhang Mei pada Qiu.
"Dapat kami pastikan bahwa kali ini tidak akan terjadi kesalahan yang mulia" jawab Qiu yakin.
"Bagus" puji permaisuri Zhang Mei.
Permaisuri Zhang pun meninggalkan Qiu dan mulai berpamitan dengan orang-orang. Tubuhnya jelas masih merasa sakit sebab kemarin ia seharian mengikuti segala ritual pernikahan mulai dari pemberkatan, mengelilingi ibukota dengan melempar koin, serta jamuan makan siang dan malam yang menguras tenaganya.
Meskipun begitu permaisuri Zhang Mei harus tetap melanjutkan perjalanan ke kerajaan Zhang dan melakuan prosesi penobatan sebagai permaisuri kerajaan Zhang. Hanya tinggal beberapa langkah lagi ia akan mencapai impiannya sepenuhnya.
Pagi ini permaisuri Zhang Mei mengenakan pakaian berwarna kalem. Riasan yang ada pada wajahnya sedikit tebal sebab ia harus menutupi bekas tamparan putra mahkota Yong Ru yang masih meninggalkan bekas. Beruntungnya semalam saat ia kembali ke kamarnya kaisar Fei sudah ketiduran karna kelelahan sehingga ia tidak melihat kondisi permaisuri Zhang Mei yang babak belur oleh putra mahkota Yong Ru.
Rombongan kerajaan Zhang menunggu waktu yang baik untuk berangkat. Hal itu membuat beberapa tamu memilih pulang terlebih dahulu tanpa menunggu kepergian rombongan kerajaan Zhang. Rombongan putri Axia dan kaisar Axuan juga demikian, mereka memilih pamit pulang tanpa menunggu kepergian rombongan kerajaan Zhang. Alasan kepulangan mereka yang lebih cepat adalah karna ada hal yang mendesak.
Permaisuri Zhang Mei mulai tersenyum saat rombongan kerjaan Huang hendak pergi. Ia sudah membayangkan roda kereta yang ditumpangi putri Axia tiba-tiba lepas dan membuat kereta tidak seimbang dan akhirnya terjadi sebuah kecelakaan. Sayangnya bayangan indah yang permaisuri Zhang Mei bayangkan harus sirna saat Qiu menghampirinya dan berkata "yang mulia tampaknya kami salah merusak kereta".
Mendengar hal itu permaisuri Zhang Mei nyaris saja berteriak dan memarahi Qiu yang kembali gagal. Teriakan permaisuri Zhang Mei tertahan di tenggorokan saat ia melihat dengan terkejut dan tidak percaya saat melihat putri Axia memilih menaiki kuda sendiri pulang ke kerajaan Huang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasyMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...