Perdana menteri Yu Zhong cukup terkejut melihat kehadiran dua keponakannya. Meskipun ia memerintahkan prajurit khusus kerajaan Huang untuk menyampaikan situasi mengenai penyerangan kekaisaran Yuan pada kaisar Axuan, perdana menteri Yu Zhong sama sekali tidak akan menyangka jika kaisar Axuan dan putri Axia akan tiba hari ini. Sebelumnya perdana menteri Yu Zhong memperkirakan ponakannya akan menyusul esok hari atau lusa mengingat perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh dan setidaknya kedua ponakannya beristirahat bareng sehari di istana sebelum ikut terjun ke medan pertempuran.
"Perdana menteri Yu Zhong!" Tekan kaisar Axuan membangunkan perdana menteri Yu Zhong dari lamunannya.
Menteri Yu Zhong mengerjep beberapa kali sebelum akhirnya meminta maaf pada kaisar Axuan karena dalam waktu sesaat ia sempat terkejut dengan kehadiran dua keponakannya. Menteri Yu Zhong pun mulai menceritakan bahwa penyerangan kekaisaran Yuan disebabkan rumor yang kaisar Yong Jun katakan bahwa kekaisaran MingQi ingin merebut wilayah kekaisaran Yuan. Dikabarkan bahwa kekalahan kerajaan Yong dua kali berturut-turut saat menyerang kerajaan Huang merupakan rencana dari kerajaan Zhang.
Mendengar penjelasan menteri Yu Zhong, kaisar Axuan lantas berpendapat bahwa kerajaan Yong sengaja mengambinghitamkan kerajaan Zhang agar ia tidak mendapatkan hukuman berat dari kekaisaran Yuan. Meskipun kaisar Axuan membenci kerajaan Zhang, tetapi kaisar Axuan tahu bahwa penyerangan kerajaan Yong terhadap kerajaan Huang adalah murni karena keinginan kerajaan Yong sendiri, bukan karena hasutan kerajaan Zhang, sejak dulu kerajaan Yong selalu mengganggu kerajaan Huang tanpa alasan yang jelas.
Kekalahan kerajaan Yong sebelumnya membuatnya nekat membentuk aliansi dengan kerajaan Zhang dan mengkhianati kekaisarannya. Alih-alih meminta bantuan kerajaan-kerajaan yang sama-sama dibawah naungan kekaisaran Yuan, kaisar Jun lebih memilih meminta bantuan kerajaan Zhang yang juga memiliki dendam pribadi terhadap kerajaan Huang.
"Lantas bagaimana kondisi kota nelayan?" Tanyaku
Pertanyaan putri Axia tentu berhasil membangunkan kaisar Axuan dari lamunannya. Sejak mereka turun dari kereta, kaisar Axuan sudah mewanti-wanti saudari perempuannya akan bertanya mengenai hal itu. Dengan raut wajah tegang kaisar Axuan menatap pamannya dengan memberi isyarat menggelengkan kepalanya berharap menteri Yu Zhong tidak memberitahukan kondisi kota nelayan yang sebenarnya pada putri Axia yang saat ini tengah berada dalam suasana hari yang buruk.
Sayangnya isyarat kaisar Axuan sama sekali tidak dipedulikan oleh perdana menteri Yu Zhong yang berpikir cepat atau lambat putri Axia pasti akan tahu. Maka lebih baik ia memberitahukan kondisi kota nelayan saat ini, ketimbang ia tahu belakangan.
"Perdana menteri ini sungguh memohon maaf dengan sebesar-besarnya. Penyerangan kekaisaran Yuan jelas diluar dugaan pria tua ini, sehingga saat berhasil memukul rata kerajaan Yong saat penyerangan dari dua arah, perdana Mentri ini menarik sebagian pasukan dari perbatasan selatan setelah benteng gerbang pertama bagian selatan telah mendapat perbaikan dan perawatan. Penarikan sebagian pasukan tersebut membuat kita kerajaan Huang mengalami kerugian besar terutama beberapa nyawa penduduk kota nelayan yang tak dapat terselamatkan" jawab menteri Yu Zhong yang berhasil membuat putri Axia memancarkan kilatan amarah pada kedua bola matanya.
Aura yang putri Axia keluarkan sangat pekat hingga membuat orang-orang didalam tenda merasakan intimidasi yang membuat mereka susah bergerak dan sesak nafas. Aura yang keluar dari tubuh putri Axia merupakan mana atau aliran Qi yang begitu banyak sehingga orang-orang yang memiliki mana atau Qi lebih rendah darinya akan kesulitan bernafas dan bergerak.
Nyaris seperti jenderal-jenderal lainnya. Kaisar Axuan dan perdana menteri Yu Zhong pun hampir mengalami hal yang sama. Kultivasi keduanya paling tinggi di kerajaan Huang sehingga keduanya masih mampu bergerak dibawah tekanan aura yang putri Axia keluarkan. Keduanya berusaha menghentikan putri Axia yang kini hilang kendali, dengan susah payah keduanya menyadarkan putri Axia dengan mengguncang pundaknya.
Aku berhasil terbangun dari pekatnya kemarahan dan dendam yang nyaris menyelimuti dan menguasai tubuh dan pikiranku. Aku menatap sekeliling ku di mana para jendral dan prajurit berjatuhan dengan nafas terengah-engah. Bingung dengan situasi yang ku dapatkan, aku lantas menoleh pada kaisar Axuan untuk mencari jawaban. Namun kondisi kaisar Axuan tidak beda jauh dengan keduanya. Pada akhirnya aku memilih bertanya pada pedang Xue yang saat ini masih berada dalam genggaman ku.
"Xue.. apa yang terjadi?" Tanya ku melalui telepati.
"Kau nyaris saja membunuh mereka dengan melakukan pelepasan aliran Qi!" Jawab Pedang Xue dengan nada suara marah. Setelah pertanyaan itu, aku mendapatkan Omelan dan ceramah panjang dari pedang Xue yang memarahiku karena nyaris hilang kendali.
"Maaf Xue" kataku.
"Maaf saja tidak akan cukup. Nyawa mereka tidak dapat kembali, kecuali melakukan ritual pemanggilan jiwa. Itupun jika melakukan ritual terlarang tersebut, kau hanya bisa mengembalikan satu orang. Terlebih lagi resiko dan taruhannya sangat tinggi" balas Xue masih dengan nada marah.
"Aku tahu aku salah, hanya saja aku merasa sesuatu yang berharga milikku baru saja dihancurkan oleh orang lain, dan itu sangat membuatku teramat marah karenanya" aku ku jujur.
"Aku tahu kau marah, hanya saja kau melampiaskannya di tempat yang salah!" Tekan pedang Xue.
Pedang Xue lantas menyuruhku meminta maaf pada semua orang yang berada dalam tenda yang sama dengan ku. Aku pun melakukannya tak lupa membungkuk 90 derajat bagaimana pun aku tahu kekacauan yang ku buat tentu saja akan membekas diingatan mereka. Alih-alih mati dalam peperangan, mereka malah nyaris mati dalam tekanan aura intimidasi putri kerajaan mereka.
Setelah meminta maaf, pedang Xue memerintahkan ku lewat telepati untuk meninggalkan tenda rapat. Saat kami berada di luar, pedang Xue lantas merubah wujudnya menjadi seorang anak kecil berusia sembilan tahun. Perubahan pedang Xue tentu saja mengejutkan beberapa orang yang baru mengetahui sosok pedang legendaris kerajaan Huang tersebut. Seperti pada penjelasan sebelumnya, pedang Xue dan pedang Hong merupakan pedang legendaris kerajaan Huang yang mampu merubah wujud mereka menjadi apapun itu. Ketika mereka telah menjalin kontrak dengan tuan mereka, mereka akan memiliki ikatan batin dimana ketika tuan mereka sakit ataupun terluka, mereka pun merasakan hal yang sama seperti tuan mereka katakan.
Layaknya orang tua yang memarahi putrinya, hal itulah yang saat ini menggambarkan situasi yang ku alami sekarang. Berpikir bahwa kemarahan Xue akan lenyap setelah ia meminta maaf karena lepas kendali, Xue malah memarahinya kembali ketika ia merubah wujudnya menjadi anak cantik berusia 9 tahun.
Selepas kepergian ku dari tenda dengan Xue yang terus mengomel sepanjang kami berjalan hingga punggung kami menghilang dari pandangan kaisar Axuan. Di sisi lain kaisar Axuan lantas mendekati perdana menteri Yu Zhong dan menatap pamannya dengan tatapan serius.
"Paman aku berpikir hanya kita berdua yang memiliki tingkat kultivasi tertinggi di kerajaan Huang. Namun kau lihat tadi? Kita nyaris tidak dapat bergerak dibawa aura mengintimidasi mei-mei, bukankah itu berarti tingkatan kultivasi mei-mei ada di atas kita?" Tanya kaisar Axuan terkejut menyadari fakta tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasíaMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...