Bab 8 - Keinginan Berubah

4.3K 385 12
                                    

Menjalani kehidupan baru di tempat yang sepenuhnya mengingatkanku tentang sejarah tentu saja bukanlah hal yang mudah. Bergantung dengan alat seadanya tentu saja membuatku merasa sulit membentuk tubuh ideal. Perbedaan zaman dan kemajuan teknologi di kehidupanku sebelumnya dan di kehidupanku yang sekarang jelas terpaut sangat besar. Di abad ke dua puluhan telah dibantu oleh barang-barang canggih dan modern. Sedangkan tempatku saat ini hanya ada barang-barang yang sangat tradisional.

Setelah makan banyak hingga perutku terasa ingin meledak, aku memikirkan alat apa yang bisa membantuku dalam latihan dan olahragaku kelak. Tentu saja ada banyak olahraga yang tak perlu bantuan alat seperti lari, push up dan sebagainya. Hanya saja aku berpikir untuk membentuk sedikit otot-ototku bagaimana pun dalam rencana balas dendamku, hal pertama yang harus kulakukan adalah membentuk tubuh dan fisikku menjadi kuat.

Jika aku telah memenuhi dasar tersebut. Aku akan bertahap mulai berlatih pedang, panah, tombak, belati dan alat-alat tempur lainnya. Meski aku masih memiliki ingatanku yang utuh sebagai seorang pembunuh di kehidupanku sebelumnya, dengan kemampuan dan bakat yang ku miliki sebelumnya tentu saja tak lantas membuatku yang menetap dalam raga Huang Axia lantas pandai.

Tubuh yang kutempati saat ini masih sangat lemah, maka dari itu aku perlu melakukan perbaikan dan mulai menempa dan mengasah kemampuanku. Aku bersyukur mendapat kesempatan hidup kembali dengan ingatan yang utuh, dengan ingatan dan pengalamanku sebelumnya aku mungkin bisa menciptakan perubahan yang sangat besar untuk kerajaan Huang.

Aku lantas menggelengkan kepalaku. Pikiranku terlalu berlebihan. Aku memang mungkin bisa membantu kerajaan Huang menjadi kerajaan yang lebih maju, namun hal itu tentu saja akan mengundang kecurigaan banyak orang. Selain itu saat ini aku hanya ingin fokus pada membantu Huang Axia dalam balas dendam.

"Pertama-tama yang harus kupikirkan saat ini adalah membuat jadwal latihan" kataku berusaha pemfokuskan diri pada satu tujuan.

"Jadwal latihan?"

Suara berat yang akhir-akhir ini sangat ku kenali lantas mengagetkanku. Aku lantas berbalik dan menemukan Axuan yang saat ini masih berdiri di ambang pintu dengan seorang pemuda tampan berdiri di belakangnya.

"Yang mulia" kataku lantas membungkuk hormat.

"Bangunlah mei-mei" perintah Axuan lantas berjalan menghampiriku.

"Bukankah aku sudah mengatakan, jika tak perlu seformal itu jika kita hanya berdua. Aku tidak ingin adanya status, gelar dan kedudukan yang kumiliki lantas membuatmu menjaga jarak dan merasa segan. Aku tidak mau hal itu bagaimana pun aku ingin kita menjalin hubungan persaudaraan yang haromis dan saling menyayangi. Bagaimanapun saat ini aku hanya memilikimu mei-mei" aku kaisar Axuan yang berhasil membuat hatiku terasa menghangat.

Ini aneh! Perasaan aneh apa lagi ini? Apakah aku saat ini merasa tersentuh dan terharu?

Mengenyahkan pikiranku, aku lantas memutar balik otakku seraya berpikir. "Tapi yang mulia saat ini kita tidak sedang berdua. Apakah anda lupa sedang membawa seorang pemuda kemari?" Kataku setelah berhasil menemukan kalimat pembelaan.

"Ah maksudmu Feng? Kurasa kau tak perlu khawatir. Feng sama sekali tidak akan mempermasalahkan hal itu seperti yang biasa para perdana mentri dan pejabat lakukan jika kau bersikap biasa saja padaku mei-mei. Feng adalah salah satu prajurit khusus terbaik milikku, dan saat ini aku akan menugaskannya menjadi pengawal pribadimu" jelas Axuan.

"Tapi, gege.. aku sudah memiliki dayang Rong, dan juga Yiyi" protesku.

"Mereka hanya bekerja untuk membantu kebutuhanmu, bukan melindungi keselamatanmu. Kau tidak perlu khawatir, Feng adalah prajurit yang bisa di andalkan. Dan mungkin bisa menjadi temanmu untuk latihan. Bukankah tadi kau mengatakan ingin membuat jadwal latihan?" Tanya kaisar Axuan yang tentu saja membuatku terkejut.

Entah mengapa aku merasa jika saudaraku itu memiliki keahlian membaca pikiran seseorang. Ia bahkan dengan mudah menebak jadwal latihan yang ku maksud. Merasa penasaran, aku lantas berkata "gege mengapa kau seakan-akan tahu semuanya?" Tanyaku yang tentu saja membuat kaisar Axuan tersenyum bangga.

"Tentu saja aku tahu. Kau boleh datang keruanganku jika kau telah siap" katanya yang tentu saja mengandung makna bahwa aku boleh datang keruangannya, jika aku telah siap mengungkap jati diriku yang sebenarnya.

Aku lantas menatap kaisar Axuan dalam. Ia sungguh pemuda tampan yang mengejutkan dan juga tampak sangat misterius secara bersamaan. Menghadapi situasi tak terduga di luar perkiraanku seperti ini, lantas apa yang akan kulakukan? Situasi seperti ini datang terlalu cepat dan bahkan aku belum sempat memikirkan jika semua orang sadar bahwa aku bukan Huang Axia yang mereka kenal.

*****

Sepeninggalan kaisar Axuan, aku lantas berjalan menuju peraduan dan menghempaskan tubuhku di atas karus empuk milikku tanpa peduli dengan keberadaan Feng yang masih senang tiasa menunggu perintah dariku.

Aku menatap langit-langit kamarku sembari memikirkan kaisar Axuan yang tampak mengetahui segalanya tentangku. Tentu aku merasa aneh juga merasa takut akan sosok saudaraku yang begitu misterius.

"Apakah Gege telah sadar bahwa aku bukanlah adiknya Huang Axia? Tapi bagaimana mungkin?" Gumam ku dengan yang amat pelan agar Feng, pengawal pribadiku tak mendengarnya.

"Jika memang ia telah mengetahuinya, mengapa ia tidak langsung mengatakannya saja. Mengapa gege malah memilih menungguku untuk mengakuinya?".

Banyak pertanyaan mulai bermunculan dalam kelapa ku karna sikap dan perilaku aneh kaisar Axuan. Semakin lama aku berpikir dan menebak jawaban dari setiap pertanyaan yang bermunculan, kepalaku malah dilanda rasa sakit hebat karna menduga-duga hal yang belum pasti namun telah berhasil membuatku merasa takut dan khawatir.

'Apa yang sebenarnya kulakukan? Sejak kapan mentalku begitu lemah. Aku bukanlah gadis yang seperti ini. Aku adalah gadis kuat yang sejak lahir telah mendapat pelajaran dan pelatihan keras untuk menjadi seorang Assassin'.

Aku lantas segera mengenyahkan pikiranku. Yang harus kulakukan sekarang hanyalah membalaskan dendam Huang Axia sebagai bentuk terimakasih dari ku karna aku telah menempati raganya. Masalah kaisar Axuan yang begitu misterius akan ku pikirkan nanti. Jika saudaraku itu memang telah menyadari aku bukanlah sosok Huang Axia yang ia kenal, aku cukup mengatakan hal yang sejujurnya saja. Mungkin dengan ia mengetahui kebenarannya, ia mungkin mau bekerja sama denganku untuk membangun kerajaan Huang menjadi kerajaan yang lebih kuat dan lebih maju lagi di banding kerajaan-kerajaan lainnya.

Pertama-tama yang harus kulakukan saat ini adalah mecari pandai besi. Untuk membuat barbel kecil yang terbuat dari besi. Tujuanku tentu saja karna aku ingin mengubah tubuhku yang lemah ini terlebih dahulu dengan banyak berolahraga dan menerapkan pola hidup dan makan makanan yang sehat.

"Feng temani Ben Gong ke ibukota sekarang"

.
.
.
.
.

TBC

Kamis 3, Februari 2022

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang