Bab 76 - Serangan Kerajaan Yong (2)

1.8K 214 8
                                    

Tidak ada yang dapat menjawab ku. Semuanya terdiam. Dan aku tahu hal itu. Mereka tidak bisa menjanjikan kesetiaan karna pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Aku lantas membalasnya dengan hanya memberikan senyuman. Orang yang telah berjanji sekali pun bisa mengkhianati janji mereka. Dan hal yang dapat kulakukan sekarang adalah tidak mudah percaya.

Disaat semua bingung menjawab pertanyaan ku, tiba-tiba Feng datang memberi laporan. Feng yang sedari tadi mengamati melalui teropong yang sempat ku beli di pasar antik di kerajaan Qing saat perjalanan pulang ke kerajaan Huang lantas menghampiri ku dengan raut wajah tegang.

"Yang mulia ada yang aneh dengan kapal-kapal kerajaan Yong" lapor Feng menghampiri ku.

"Apa maksudmu?" Tanyaku.

"Anda harus melihatnya sendiri" jawab Feng menyerahkan teropong padaku.

Aku tentu saja menerima teropong yang Feng berikan. Aku pun mengangkat teropong tersebut tepat di kedua mataku dan melihat objek yang ada di laut. Dari tempatku berada tentu saja aku mampu melihat sesuatu dari kejauhan. Aku pun lantas memusatkan pandanganku pada kapal-kapal kerajaan Yong yang tampak mulai mendekat, aku tentu saja terkejut. Tampaknya kerajaan Yong tidak ingin menunda-nunda penyerangan. Sebab saat ini kapal-kapal yang sebelumnya masih berada di tengah laut kini mulai kembali berlayar.

"Perintahkan semua prajurit bersiap di posisi masing-masing. Tampaknya kerajaan Yong akan sandar di pelabuhan malam ini. Sebelum itu terjadi, kita harus menyerang mereka terlebih dahulu!" Teriak ku yang berhasil membuat para prajurit bergegas bersiap.

Pintu gerbang bagian selatan lantas terbuka, 1500 prajurit pun keluar dari  dan mulai berbaris di pelabuhan dengan senjata lengkap. 500 prajurit lainnya telah berbaris di atas benteng pintu gerbang utama bagian selatan dengan anak panah. 200 prajurit khusus kerjaan Huang yang ikut serta telah berada di posisi tempat-tempat meriam yang ada di gerbang bagian selatan.

Sebelum aku berangkat ke kerajaan Qing, aku telah menjelaskan secara garis besar bagaimana penyerangan yang akan kami lakukan ketika kerajaan Yong nanti menyerang. Sebagian besar prajurit kerjaan Huang telah paham dengan rencana.

Adapun rencana yang telah ku susun ialah tidak membiarkan pihak kerajaan Yong mendarat dengan mulus di pelabuhan kerajaan Huang. Sebelum mereka sampai di pelabuhan kami akan lebih dulu menembak kapal-kapal mereka dengan meriam berulang kali hingga kapal-kapal mereka tenggelam. Para penumpang kapal pasti tidak memiliki pilihan lain selain berenang ke tepi ketika kapal mereka tenggelam, dan saat itulah prajurit yang menunggu di pelabuhan dan pesisir pantai akan menyerbu mereka. Tenaga dan stamina para prajurit kerajaan Yong jelas akan terkuras sebab mereka menghabiskan sebagian tenaga dan stamina mereka dengan berenang ke tepi.

Hal itu tentu saja akan menjadi kesempatan untuk prajurit kerajaan Huang untuk menyerang. Di saat prajurit Yong masih berusaha menormalkan pernafasan mereka, mereka pasti tidak akan menyangka akan mendapat serangan langsung. Mungkin terdengar sangat licik, namun prioritas ku saat ini mengurangi korban jiwa dari pihak kerajaan Huang, aku tidak ingin membuat para prajurit Huang kehabisan tenaga melawan prajurit kerajaan Yong yang tentu saja kekuatannya di atas prajurit kerajaan Huang dilihat dari kenangan beberapa tahun saat pertama kali kerajaan Yong menyerang.

Mengenang kenangan kelam kerajaan Huang yang harus meminta bantuan kerajaan Zhang karna perbedaan kekuatan membuatku memilih membuat rencana penyerangan licik ini. Kekuatan prajurit kerajaan Huang belum bisa menyeimbangi kekuatan militer kerajaan Yong. Karna itulah aku memaksakan membuat meriam di waktu yang sangat singkat dengan harapan dengan adanya meriam tersebut mampu menutupi kekurangan perbandingan kekuatan antara kerajaan Huang dan kerajaan Yong.

"Dengarkan aba-aba Ben Gong! Kapal-kapal kerajaan Yong akan mendekati pelabuhan dalam sepuluh menit! Teruntuk para prajurit yang bertugas menembakkan meriam. Sekarang masukan peluru dalam meriam dan bakar sumbu peledak. Tembakan meriam sekarang!" Perintahku pada para prajurit khusus kerajaan Huang.

Saat ini aku bersama para prajurit khusus kerajaan Huang untuk memantau dan memberi pengarahan sembari tak lupa mengamati apakah tembakan meriam yang kami lancarkan tepat sasaran.

BOM!

BOM!

BUARR!

Suara tembakan meriam terus terdengar. Beberapa peluru mengenai kapal-kapal kerajaan Yong yang terbakar dan perlahan tenggelam berkat lubang yang di ciptakan peluru meriam yang mengenai kapal-kapal kerajaan Yong.

"Apa yang terjadi?" Tanya jendral Bai Dong dari kerajaan Yong.

"Kerajaan Huang menembakan sesuatu seperti bola" jawab salah satu prajurit yang mondar mandir membuang air laut yang masuk melalui lubang besar dengan ember.

"Percuma. Ini tidak berhasil. Kita akan tenggelam jika berdiam diri seperti ini" kata prajurit lain.

"Jendral Bai Dong apa yang harus kita lakukan?" Teriak prajurit lainnya mulai panik.

"Turunkan kapal darurat sekarang. Saat ini menyelamatkan diri terlebih dahulu adalah hal yang penting!" Perintah jendral Bai Dong.

Para prajurit kerajaan Yong pun bergegas menurunkan kapal-kapal kecil. Mereka pun turun bergantian. 4 kapal dari 5 kapal kerajaan Yong yang menyerang kerajaan Huang berhasil di tenggelamkan kerajaan Huang. Namun hal itu tentu saja tak lantas membuatku puas.

Aku terus memerintahkan prajurit khusus kerajaan Huang menembakan meriam ke arah mereka. Peluru-peluru meriam berterbangan dan jatuh dengan kecepatan cepat. Peluru yang jatuh ke dalam laut berhasil menciptakan gelombang besar yang membuat kapal-kapal kecil kerajaan Yong terombang ambing.

"Mengapa jadi seperti ini?" Tanya salah satu prajurit kerajaan Yong yang tampak ketakutan.

"A-awas bola itu mengarah ke kapal kecil ini!" Teriak prajurit kerajaan Yong yang tampak panik melihat peluru meriam yang mengarah ke kapal yang ia tumpangi.

SYUUUT

DUAR!!

Kapal kecil mereka hancur, tetapi mereka berhasil lompat ke dalam laut sebelum peluru meriam menghantam kapal kecil mereka hingga menjadi kepingan-kepingan kayu yang kini mengambang di permukaan air laut.

"Senjata apa yang mereka pakai? Mengapa mereka dengan mudah menghancurkan kapal-kapal kita?" Tanya prajurit kerajaan Yong yang saat ini berenang di laut karna kapal-kapal kecil mereka pun sebagian telah hancur.

"Jangan gentar! Kita tidak akan menyerah hanya hal ini!" Teriak jendral Bai Dong tegas.

"Apa maksud anda? Anda meminta kami tetap menyerang di saat kondisi kita sudah seperti ini? Apakah anda telah gila?" Teriak salah satu prajurit mulai muak dengan semua ini.

"Apakah kau ingin melawan perintah yang mulia kaisar, hah?" Tanya jendral Bai Dong.

"Tapi jendral besar harusnya anda lihat situasi kita saat ini. Apakah dengan kondisi kita seperti ini, kita masih bisa memenangkan pertarungan ini?" Tanya prajurit lainnya yang mulai putus asa.

"Apapun yang terjadi kita akan tetap menyerang. Ingatlah bahwa kekuatan kita lebih unggul dari prajurit kerjaan  Huang. Selain itu jumlah kita lebih banyak. Lantas apa yang kalian takutkan?" Tanya jendral Bai Dong yang membuat mereka terdiam.

"Jika kita pulang sekarang tanpa perjuangan, kalian pasti tahukan apa yang akan kita dapatkan dari yang mulia kaisar?" Tanya jendral Bai Dong yang berhasil membuat para prajurit kerajaan Yong tampak kesal.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang