Bab 97 - Membuat Sabun dan Sampo (1)

1.4K 163 11
                                    

Para prajurit kerajaan telah kembali tepat saat matahari mulai terbenam. Mereka masing-masing membawa hewan buruan dan kelompok yang paling banyak membawa hewan buruan dimenangkan oleh kelompok Chou.

Setelah mengumumkan pemenang dari lomba berburu, beberapa prajurit lekas menuju tenda masing-masing dan setelahnya memilih membersihkan diri sebelum bergabung dan duduk di depan api unggun untuk menghangatkan diri.

Sebagian prajurit lainnya malah memilih membantu para pelayan dan dayang untuk menguliti dan memotong hewan hasil buruan mereka yang akan di jadikan lauk malam ini. Sebelumnya para dayang dan pelayan telah memasak nasi dan sayur, mereka tinggal menunggu hewan buruan datang untuk di jadikan lauk. Memasak makanan yang mewah tentu saja akan memakan banyak waktu, akhirnya aku pun memilih untuk membuat sate dari daging-daging buruan para prajurit.

Harusnya acara barbeque diadakan besok sore. Namun barbeque pada malam hari seperti ini pun tidak kalah seru. Mungkin untuk besok di ganti dengan lomba memancing di sungai saja. Hitung-hitung aku akan berlatih pernafasan dan bersemedi dibawah guyuran air terjun besok.

"Yang mulia setelah ini apa yang akan dilakukan?" Tanya salah satu prajurit yang telah menyelesaikan menguliti dan memotong-motong daging dari hewan buruan.

"Ben Gong ingin kalian membuat tusuk sate dari bambu itu" pintaku sembari menunjuk bambu yang tidak jauh dari tempat kami saat ini.

Para prajurit dengan cepat memotong pohon bambu tersebut dan mulai membuat potongan-potongan kecil menyerupai tusuk sate. Di saat para prajurit membuat tusuk sate, aku dan para dayang mulai mencuci daging-daging hasil buruan, dan setelahnya aku membuat bumbu ungkep agar daging-daging hasil buruan para prajurit tidak meninggalkan bau amis darah.

Bau harum tercium saat daging yang telah di tusuk ke dalam tusukkan sate mengeluarkan aroma harum saat menyentuh perapian. Para prajurit lain yang awalnya mengisi kekosongan dengan bermain atau hanya dengan menikmati api unggun lantas mendekat menghampiriku.

"Kalian tahu, barbaque seperti ini sangat mengasikkan jika di lakukan banyak orang. Maksudnya orang-orang membakarnya sendiri dan memakannya sendiri, akan sangat enak jika kita memakannya saat sate baru saja matang dengan nasi hangat" kataku yang lantas membuat para prajurit lain mulai membuat perapian dan membuat kelompok untuk membakar sate masing-masing.

Suasana malam ini tampak hidup terlebih para prajurit begitu menikmati barbeque seperti ini. Selain itu mereka memuji sate yang mereka makan terasa sangat nikmat. Tentu saja sate yang kami makan sangat enak mengingat aku mengungkepnya dengan bumbu marinasi agar aroma amis darahnya hilang dan bumbu-bumbu yang ku pakai untuk marinasi menyerap kedalam daging.

"Yang mulia hamba harap kita bisa melakukan barbekku lagi" kata Chou yang saat ini sangat lahap memakan sate dan nasi hangat.

"Barbeque Chou" kataku mengoreksi pengucapan Chou yang salah.

*****

Keesokan harinya para prajurit kerajaan Huang telah berlatih di sepi sungai. Hari masih sangat pagi, udara masih sangat dingin, bahkan matahari pun belum menampakkan diri. Namun mereka telah bangun dan melakukan aktifitas rutin yang biasa mereka lakukan.

Saat matahari mulai nampak, aku baru saja terbangun dan saat ini tengah berjalan menuju sungai untuk memutuskan mencuci wajahku dengan air sungai yang mengalir dengan jernih. Sepanjang perjalanan aku terus memberi senyuman pada para prajurit, dayang ataupun pelayan yang berpapasan dan menyapaku.

Sesampainya aku di sungai, aku lekas membasuh wajahku dengan air sungai yang terasa sangat dingin. Setelah membasuh wajahku dan mengeringkannya dengan kain kering yang di sodorkan Yiyi padaku, aku pun lantas berbalik hendak kembali ke tenda, namun aku teringat bahwa acara siang ini akan di ganti dengan lomba memancing.

"Feng katakan pada para prajurit bahwa kita akan mengadakan lomba memancing" kataku pada Feng saat aku baru saja tiba di tenda milikku.

Feng dengan cepat melaksanakan perintahku, ia dengan cepat menyampaikan hal tersebut pada para prajurit. Para prajurit kerajaan Huang sangat antusias menyambut lomba tersebut, bahkan ada di antara mereka mulai menyombongkan diri karena mereka telah berpengalaman dalam hal memancing.

"Baiklah lomba akan kita mulai. Pemenang lomba akan mendapat porsi makan yang lebih banyak dan tentu saja kali ini Ben Gong akan kembali turun tangan dalam memasak" kataku ketika baru saja tiba di tepi sungai setelah mengganti pakaianku dengan sutra biasa.

Para prajurit yang mendengar bahwa aku akan kembali menunjukkan bakat memasak ku tentu saja antusias. Mereka pun mulai bersaing demi makan makanan buatan putri Axia. Sebelumnya mereka tidak tahu jika putri Axia pandai memasak, namun sejak semalam, mereka pun akhirnya tahu bakat tersembunyi lain dari sosok junjungan mereka.

Di saat para prajurit mulai memancing, aku meminta Chou dan Feng mengawasi mereka agar tidak terjadi kecurangan. Keduanya pun setuju dan aku pun memutuskan untuk melakukan meditasi dan latihan kultivator untuk menaikan tingkat atau peringkat kultivasiku.

Aku mulai duduk bersila di salah satu batu besar yang berada tepat dibawah air terjun. Hantaman air terjun berhasil membuat bahuku terasa sakit dan nyeri, dinginnya air yang mengalir pun turut berhasil membuatku menggigil. Namun hal itu tak lantas membuatku menyerah.

Sebelum festival kekaisaran, aku bertekad untuk menjadi lebih kuat. Meski sebenarnya aku sudah kuat, hanya saja kondisi tubuhku serta kapasitas Dantian milikku masih sangat kecil sehingga tubuhku tak mampu mengimbangi bakat yang ku miliki.

Di bawah guyuran air terjun yang terus menghantam tubuhku dengan derasnya air yang jatuh, aku pun mulai fokus melakukan Lotus Position. Lotus Position sendiri adalah duduk dalam posisi meditasi bersila. Setelah merasa aku telah duduk dengan benar, aku pun melakukan Breathing Exercises. Breathing Exercies sendiri adalah latihan pernapasan yang mengeluarkan Qi yang keruh dari dalam tubuh dan menarik masuk Qi dari alam.

Dalam melakukan Breathing Exencies aku harus benar-benar fokus dan berkonsentrasi. Sebab jika pikiranku terpecah maka latihan kultivator akan terganggu dengan munculnya Internal Demons. Internal Demons adalah emosi negatif praktisi dan hambatan mental lainnya yang menghalangi pelatihan atau kultivasi seseorang. Internal Demons, dalam beberapa kasus, bahkan dapat menyerang cultivators dari dalam, dan kegagalan dalam melawan Internal Demons secara memadai dapat mengakibatkan Qi Deviation.

Qi Deviation juga dikenal sebagai Penyimpangan Qigong. Secara harfiah dijelaskan sebagai kerasukan yang menggambarkan suatu keadaan di mana basis kultivasi menjadi sangat tidak stabil, menyebabkan kerusakan internal pada tubuh dan gejala psikosis.

Aku lantas mendesah saat pikiranku tak kunjung tenang. Aku lantas mengakhiri meditasi ku dan memilih beranjak bangun dari dudukku. Pikiranku terus dibayangin mengenai bahan-bahan pembuatan sabun dan sampo yang mudah kudapatkan. Hal ini tentu saja mengesalkan. Di saat aku hendak fokus berlatih, ada saja hal yang membuat konsentrasi ku harus terpecah belah.

"Kurasa aku harus membuat sabun dan sampo terlebih dahulu agar aku bisa tenang dan fokus dalam latihan" keluhku.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang