Bab 62 - Perjalanan Menuju Kerajaan Qing (3)

2K 227 14
                                    

Matahari mulai beranjak naik. Langit berwarna biru muda dengan sedikit goresan kuning yang memancar di bagian timur tampak menghiasi langit kerajaan Huang. Pagi baru saja menyapa. Namun suara roda kereta kuda mulai terdengar nyaring di sepanjang jalan setapak ibu kota kerajaan Huang.

Kereta-kereta tersebut adalah kereta yang di gunakan untuk membawa beberapa meriam. Tujuan kereta yang kini mengangkut para pandai besi dan aku sendiri adalah kerajaan Huang. Pagi ini kami akan kembali ke kerajaan Huang setelah semalaman bekerja dengan keras.

Sepanjang perjalanan menuju kerajaan Huang, aku malah tertidur dengan kepalaku berada di pangkuan Feng. Terlalu lelah dan mengantuk membuatku tidak sadar telah tertidur. Sebenarnya bukan hanya aku yang demikian, tapi semua pandai besi juga tertidur di atas kereta yang tengah berjalan menuju kerajaan Huang.

Suara langkah kaki yang mondar mandir terdengar sangat begitu jelas. Suara Yiyi dan dayang Rong yang sibuk memberi arahan pada para dayang dan kasim lain mengusik tidurku yang nyenyak. Aku lantas terbangun dan mendudukkan diriku di atas peraduan, ku kucek kedua mataku sembari mengumpulkan kesadaran ku.

Aku menoleh ke samping menatap jendela terbuka. Di sana tampak langit mulai berwarna jingga menandakan hari telah sore. Terlalu lelah membuatku tertidur sangat pulas dan ketika terbangun semua orang telah sibuk menyiapkan persiapan keberangkatan ku menuju kerajaan Qing.

Dayang Rong yang menyadari bahwa aku telah terbangun lantas menghampiri ku. Ia memintaku mengisi perutku sejenak meski sedikit sebelum melakukan ritual mandi dan bersiap-siap. Aku tentu saja menuruti perkataan dayang Rong, aku menuju meja bundar yang ada di tengah kamarku di mana teh dan kue-kue kering telah di siapkan untukku.

Aku tidak banyak bertanya mengenai bagaimana bisa aku sampai di peraduanku, juga mengapa mereka tidak segera membangunkan ku. Sebab sosok yang membawaku dan membaringkan ku di atas peraduan baru saja masuk ke kamarku.

Feng membungkuk hormat padaku sebelum berkata "Yang mulia, siang tadi nyonya kedua Li datang berkunjung. Tujuannya datang kemari ialah untuk berterima kasih atas pertolongan anda pada putrinya. Hamba meminta nyonya kedua Li datang lain waktu mengingat siang tadi tidur anda sangat lelap sehingga yang mulia kaisar Axuan memerintahkan kepada seluruh bawahan anda untuk tidak menggangu tidur anda" kata Feng menjawab siapa yang memerintahkan mereka untuk tidak menggangu tidurku.

"Nyonya muda kedua dari kediaman Li meminta maaf karna datang berkunjung di waktu yang tidak tepat, ia juga mengatakan akan datang kembali setelah anda pulang dari kerajaan Qing" tambah Feng yang ku balas dengan anggukan.

Sudah sewajarnya istri mentri dan pejabat mengunjungi istana kerajaan Huang untuk bercengkrama, bergosip dan menghabiskan waktu dengan minum teh yang di dampingi cemilan. Hal ini sering terjadi di kalangan bangsawan. Namun semenjak aku pulang dari kerajaan Zhang. Aku tidak pernah membuat pesta jamuan minum teh dengan para istri mentri dan pejabat kerajaan Huang dikarenakan terlalu sibuk mengurusi pertahanan militer kerajaan Huang dan sibuk menjadi wanita yang kuat sehingga aku lupa membangun hubungan yang baik dengan para nyonya bangsawan.

"Feng katakan pada Ben Gong, seorang putri kerajaan harusnya membuat jamuan minum teh atau menerima undangan jamuan minum teh setiap 2 atau 3 bulan sekali bukan?" Tanyaku pada Feng.

"Benar yang mulia" jawab Feng.

"Ben Gong sudah lebih dari 5 bulan semenjak kepulangan Ben Gong dari kerajaan Zhang. Lantas rumor apa saja yang beredar di kalangan para nyonya bangsawan karna Ben Gong  tidak menghadiri jamuan minum teh atau membuat pesta minum teh di kerajaan Huang?" Tanyaku.

"Sebagian nyonya bangsawan beranggapan bahwa anda tengah malu sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan rutinitas minum teh dengan mereka seperti biasa. Sebagiannya lagi memaklumi karna sebagai perempuan yang baru saja berstatus janda memerlukan waktu untuk kembali menggelar acara. Sama seperti masa berkabung, seseorang membutuhkan waktu sekitar 3-5 bulan lamanya" jawab Feng.

Mendengar jawaban Feng aku tentu saja merasa bersyukur, hanya saja ia sama sekali tidak merasa bersedih meski statusnya saat ini adalah janda. Tak berselang beberapa lama semenjak ia pulang kaisar Zhang Long Fai mengumumkan kembali pesta pernikahannya dengan putri Qing Mei. Meskipun demi kian ia tidak merasakan apa-apa sebab saat ini ia adalah orang yang berbeda.

Mungkin jika putri Huang Axia yang asli mendengarnya ia akan melakukan aksi bunuh diri kembali. Tapi aku adalah orang lain, aku adalah seorang Assassin di kehidupanku sebelumnya. Aku tidak mengenal yang namanya bersedih ataupun terpuruk, pekerjaanku sebagai seorang pembunuh bayaran membuatku harus memendam semua perasaan.

Namun setelah mengisi raga putri Axia, banyak hal baru dan asing yang kurasakan. Aku berharap, sisa-sisa jiwa ataupun ingatan putri Axia yang asli tidak melemahkan ku kelak. Sebab tujuanku untuk berubah dan menjadi kuat adalah untuk membantu balas dendam.

*****

Rombongan kerajaan Huang yang akan berangkat menuju kerajaan Qing telah berkumpul di halaman aula utama. Mereka semua telah bersiap dan tinggal menunggu arahan. Keberangkatan mereka terbilang sangat lambat mengingat hari telah sore. Ketika mereka tiba di kerajaan Qing, dapat di pastikan bahwa mereka akan tiba larut malam.

Perjalanan menuju kerajaan Qing dengan menggunakan rute tercepat hanya memakan waktu setengah hari. Alasan kaisar Axuan memilih rute tersebut dan berangkat sore hari adalah menghindari jamuan makan malam yang di selenggarakan kerajaan Qing untuk menyambut perwakilan setiap kerajaan yang datang di kerajaan Qing.

Pesta pernikahan putri Qing Mei dan kaisar Zhang Long Fei akan di adakan lusa. Kerajaan-kerajaan lainnya dapat di pastikan sudah berdatangan mengingat jarak kerajaan mereka yang jauh. Kerajaan Huang sendiri sengaja datang paling akhir, sebab kaisar Axuan telah memiliki rencana sendiri.

Kereta-kereta kerajaan Huang yang akan menuju kerajaan Qing mulai bergerak saat aku dan kaisar Axuan telah naik di atas kereta kuda besar dan megah bersama. Kereta ini di khususkan untuk keluarga kerajaan sehingga ia terlihat tampak mencolok dari kereta-kereta lainnya.

Untuk sementara kerajaan Huang akan dikelolah oleh pamannya Yu Zong. Seharusnya kaisar Axuan bisa mengirim aku sendiri atau mengirim utusan lain sebagai perwakilan kerajaan Huang. Tetapi kaisar Axuan telah berjanji pada mendiang pejabat Wong dari kerajaan Qing bahwa kaisar Axuan akan datang bersamaku.

"Gege.. anda tampak sangat bahagia" kataku pada kaisar Axuan yang tidak ada henti-hentinya tersenyum.

"Tentu saja. Zhen sudah lama menanti hari ini datang" aku kaisar Axuan.

"Jika Gege sudah menunggu hari ini, lantas mengapa kita harus berangkat sore? Bukankah lebih baik jika kita ikut jamuan makan malam?" Tanyaku yang di balas gelengan kepala dari kaisar Axuan.

"Gege rasa ini adalah waktu yang tepat. Gege sengaja memperlambat waktu keberangkatan kita. Sebab Gege tahu ketika semua orang belum melihat keberadaan kita, maka mereka akan bergosip tentang kerajaan kita. Dan saat itulah kita membungkam mereka di pesta pernikahan saat menunjukkan mei-mei baik-baik saja tanpa mantan suami kaisar Fai" jawab kaisar Axuan

"Semua orang pasti akan menghormati mu karna kau datang ke pesta pernikahan putri Qing Mei dan kaisar Fai tanpa menunjukkan bahwa kau hancur atau terpuruk di campakkan kaisar Fai" tambah kaisar Axuan.

Mendengar penjelasan kaisar Axuan aku malah berpikir bukankah lebih baik ia tidak datang? Semua orang akan berpikir jika ia tidak memiliki rasa malu karna menghadiri pesta pernikahan putri Qing Mei dan kaisar Fai. Tapi masa bodoh dengan pikiran mereka, aku hanya ingin melihat bagaimana sosok pria yang membuat Huang Axia yang asli putus asa hingga mengakhiri hidupnya.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang