Bab 44 - Menjadi Kultivator (1)

2K 225 1
                                    

"Jangan bercanda Hong, kau pasti setidaknya tahu sesuatu. Tidak mungkin kau tidak merasakan kekuatannya selama ini" kata Xue menuntut Hong mengingat-ingat masa lalu.

"Aku sudah mengatakan kalau ini juga pertama kalinya aku melihatnya! Apakah itu belum cukup?" Tanya Hong mulai frustasi dengan sikap Xue yang seakan-akan menuduhnya menyembunyikan sebuah bakat luar biasa.

"Kau sendiri juga tahu, putri Axia sangat lemah. Aliran energinya sangat kecil. Terlalu kecil hingga ia di juluki sebagai sampah masyarakat" jelas Hong berusaha membela diri.

"Lantas bagaimana ia bisa begini?" Tanya Xue.

"Mungkin setelah kaisar Axuan melakukan ritual terlarang pemanggilan jiwa saat putri Axia meninggal di kerajaan Zhang beberapa bulan yang lalu. Kaisar Axuan memanggil kembali jiwa putri Axia namun terjadi kesalahan saat itu. Putri Axia memang kembali hidup, tetapi dalam raganya di isi oleh jiwa orang lain" jelas Hong.

"Jadi maksudmu jiwa yang tertarik mengisi raga putri Axia adalah jiwa orang lain?" Tanya Xue memastikan.

Hong mengangguk dan berkata "Bisa saja jiwa yang ditarik pada ritual terlarang pemanggilan jiwa tersebut adalah orang kuat di kehidupan sebelumnya" kata Hong yang membuat Xue berpikir sejenak.

"Jika yang kau katakan benar, maka kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Kita harus membantunya mengembangkan bakat dan kemampuannya" putus Xue.

"Apa karna itu kau menculiknya?" Tanya Hong tidak percaya dengan keputusan sepihak Xue.

"Tentu saja. Aku tidak akan menyia-nyiakan orang yang memiliki energi kekuatan besar, meski ia seorang gadis muda sekalipun" jawab Xue yang tampak telah mantap dengan pilihan dan keputusannya.

"Apakah kau tertarik dengannya?" Tanya Hong. "Maksudku apakah kau ingin putri Axia menjadi tuanmu?" Tambah Hong memperjelas pertanyaannya.

"Aku tidak tahu. Mungkin selama ia di sini aku akan membantu dan mengamatinya terlebih dahulu, sebelum aku mengambil keputusan apakah ia pantas jadi tuanku" jawab Xue.

Mendengar jawaban Xue tentu saja membuat Hong paham. Mereka adalah pedang turun temurun yang memiliki kekuatan sihir. Biasanya pendekar memilih pedang mereka sendiri, tetapi beda halnya untuk pedang-pedang seperti mereka. Merekalah yang memilih tuan mereka, merekalah yang memilih siapa yang pantas memakai mereka.

Memiliki mereka tentu saja harus memenuhi syarat, selain aliran kekuatan energinya yang besar. Mereka juga harus bisa menguasai teknik kultivasi. Kultivasi sendiri adalah pembelajaran yang mempelajari teknik bela diri, pernafasan atau Qi. Adapun tujuan mempelajari teknik kultivasi ialah untuk menambah kekuatan, memperpanjang umur dan juga keabadian.

Orang yang mempelajari teknik Kultivasi di sebut Kultivator. Kultivator sendiri adalah seseorang yang menjalankan kultivasi. Untuk mendapatkan kekuatan dari mempelajari kultivasi, seseorang harus menggunakan metode teknik pernafasan atau metode mengumpulkan tenaga Qi dan sejenisnya dalam tubuh.

"Aku merasa tidak akan sulit mengajarinya mengenai teknik kultivasi mengingat ia sudah memiliki energi kekuatan yang besar. Yang dapat kau lakukan hanyalah membantu bagaimana ia bisa mengolah dan mengontrol kekuatan yang ia miliki" kata Hong yang di angguki Xue.

"Semoga apa yang kau katakan benar"  balas Xue.

Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang rasanya remuk dan sakit. Kapan terakhir kali aku merasakan tidur di lantai yang dingin tanpa pengalas satupun. Mungkin saat aku masih menjadi Assassin di kehidupanku sebelumnya. Di kehidupanku yang sekarang ini sebagai putri Huang Axia, ini adalah yang pertama.

Dalam ingatan putri Huang Axia yang asli, selama ia menjadi permaisuri kaisar Zhang Long Fai. Meski ia di asingkan, ia masih mendapatkan kamar yang layak huni. Masih tidur di atas peraduan dengan kasur yang tipis, masih mendapatkan selimut tipis dan penuh tambalan kain. Setidaknya ia masih bisa merasakan tidur nyaman, tidak seperti sekarang.

Aku lantas merenggangkan otot-otot tubuhku yang terasa kaku dan mulai melakukan pemanasan. Saat aku melakukan pemanasan, tak sengaja pandanganku jatuh pada tiga buah apel yang ada di atas permukaan meja. Seingat ku semalam sama sekali tidak ada makanan, di sisa kesadaran ku sebelum tidur aku memang mendengar suara dua orang yang tengah mengobrol. Sayup-sayup terdengar mereka membicarakan tentang energi kekuatan besar. Setelahnya aku pun tertidur karena kelelahan berteriak meminta bantuan dan mencari jalan keluar.

"Apakah aku saat ini sebenarnya tengah di culik bukan tiba-tiba menghilang karna angin kencang?" Tanyaku pada diri sendiri mengingat semua kejadian kemarin mulai aku yang tiba-tiba ada di sini, seluruh pintu dan jendela yang di kunci rapat, obrolan dua orang yang sayup-sayup kudengar, serta makanan yang di siapkan.

"Apakah saat ini aku tengah di sandra?" Tanyaku mulai panik.

"Bagaimana ini? Aku berpikir para pandai besi sudah tidak memiliki dendam apapun padaku setelah aku menunjukan kecerdasan dan inovasi ku dalam penjelasan materi kemari. Ku pikir aku telah mendapat hati mereka, faktanya mereka masih memiliki rasa benci dan dendam padaku" kataku muram.

"Lantas apa yang harus ku lakukan sekarang? Menunggu kaisar Axuan menyelamatkan ku, bisa di pastikan aku akan mendapatkan celaka terlebih dahulu sebelum mereka datang" tambah ku yang saat ini tidak lagi malu menunjukkan rasa takut dan khawatir yang kurasakan.

"Andai saja kekuatanku kembali, aku pasti akan merusak pintu keluar dengan cara menendangnya" kataku berandai.

Suara perutku yang keroncongan terdengar nyaring. Aku lantas melirik 3 buah apel yang ada di atas meja. Aku lapar dan makanan satu-satunya yang ada di tempatku sekarang hanya ada 3 buah apel itu.

Terlalu lapar membuatku mengesampingkan rasa takut dan khawatir ku. Pikiranku yang di penuhi akan pertanyaan mengenai apakah aku sebenarnya tengah di culik ataukah hanya menghilang secara tiba-tiba karna angin kencang untuk beberapa saat ku tepis. Saat ini aku butuh tenaga untuk berpikir bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini.

Aku lantas mengambil salah satu apel yang ada di atas meja. Saat aku mengambilnya aku baru menyadari bahwa ada sebuah surat di bawah ketiga apel tersebut. Penasaran dengan surat tersebut, aku pun mengambilnya dan mulai membukanya.

Disaat aku membuka kertas tersebut dengan tangan kiri ku , di sisi lainnya tangan kananku memegang apel yang baru saja ku gigit. Butuh waktu yang cukup lama membuka surat dengan satu tangan. Dengan sabar aku pun membukanya di sela-sela aku mengunyah setiap suapan apel yang baru saja ku gigit.

Setelah berhasil membuka surat, aku mengeluarkan kertas yang ada di dalamnya dan mulai membuka serta membacanya. Dalam surat tersebut mengatakan bahwa aku bisa keluar dari tempat ini jika aku mampu mempelajari teknik Kultivasi dan menjadi Kultivator kuat. Hadiah yang akan kudapatkan setelah berhasil menjadi seorang Kultivator adalah pedang legendaris Xue.

"Apa-apa ini? Aku sebenarnya sedang di culik atau sedang mendapat tes kemampuan?".

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang