Part 12

3K 410 32
                                    

Lucy tidak menceritakan pada Helen jika semalam yang mengantarkannya pulang adalah si vampire, bahkan mereka pergi makan nasi goreng kambing sebelum mengantarkannya, makan sambil mengobrol seputar pekerjaan. Jujur saja Lucy yang awalnya merasa takut, akhirnya perasaan takut itu berganti menjadi nyaman, sikap vampire juga lebih santai, hal itu yang membuat Lucy juga menjadi santai.

"Semalam pulang jam berapa?" Tanya Helen.

"Hampir jam 12." Lucy menjawab dengan santai sambil meminum kopinya, hari ini dia memang akan ke kantor tapi tidak harus pagi-pagi, mengingat persiapan acara malam itu baru akan dimulai setelah jam makan siang berakhir.

"Astaga, Luc...., kamu gila kerja atau atasanmu keterlaluan memberikan pekerjaan yang begitu banyak padamu?"

"Tidak keduanya, hanya menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan, supaya hari ini aku tidak perlu pergi terlalu pagi ke sana."

"Hari ini sampai acara selesai lagi?"

"Tergantung situasi dan kondisi. Jika bisa kutinggal, akan kutinggal lebih awal. Nanti kamu bawa saja mobilku, jika tidak terlalu malam dan bersamaan dengan selesainya acara Ana, tolong jemput aku."

"Kamu selalu mengalah, ini mobilmu tapi aku yang sering memakainya."

"Karena Ana bukan karena kamu." Jawab Lucy membuat Helen tertawa.

"Ya, melihat begitu sayangnya kamu sama Ana, mengapa tidak mencari pasangan yang bisa membuatmu hamil?"

"Kamu pikir mencari pasangan seperti membeli buah di pasar?"

"Bukankah banyak calon yang di kenalkan padamu oleh keluargamu? Belum lagi beberapa orang kantor yang terus mencari perhatianmu, bahkan mencari informasi tentang kamu padaku."

"Kamu mengingatkanku pada janjiku nanti sore."

"Janji? Dengan siapa?"

"Seorang yang bernama Teguh, aku juga belum mengenalnya tapi kelihatannya dia sudah melihat fotoku dan sok mengenalku."

"Kamu akan menemui pria yang tidak kamu kenal?"

"Makanya aku mengajak bertemu di café hotel, di sana setidaknya ada staff yang mengenalku."

"Bukan masalah itu saja, kamu tidak merasa perlu mengetahui dari mana dia mengenalmu dan mempunyai nomor teleponmu?"

Lucy menyengir, "Dari tante Intan, adik papiku."

Kedua bibir Helen langsung membentuk huruf 'O', "Kelihatannya kamu tidak berminat bertemu dengannya, sampai kamu hampir melupakan janjimu. Kurasa lebih baik kamu menghilangkan prasangka dan kesan buruk padanya, mengingat kamu belum bertemu dengannya, siapa tahu dia adalah pria yang selama ini kamu tunggu."

"Tadi kamu begitu kuatir, mengapa sekarang berubah pikiran?"

"Karena setidaknya, dia diperkenalkan oleh tantemu."

"Entahlah, semakin dia mengenal keluarga orangtuaku, semakin aku merasa tidak berminat."

"Tapi bagaimana jika dia tampan dan mempesona?"

"Mengapa tidak sekalian kamu mengatakan, kaya, mapan, dan memiliki segalanya?"

"Kalau dengan tambahan itu, saat ini hanya satu nama yang berhak menyandang semua gelar itu."

"Siapa?"

"Siapa lagi jika bukan Val si vampire."

Untung Lucy tidak sedang meminum kopinya, jika tidak mungkin dia akan tersedak mendengar jawaban Helen.

"Aku heran, kalian menjulukinya vampire, mengatakan jika dia tidak berperasaan, dingin dan kejam. Tapi mengapa kalian juga mengidolakannya?"

"Julukan hanya sebagai julukan, tapi tidak bisa dipungkiri jika dia layak diidolakan. Dia adalah paket lengkap, tampan, kaya, mapan, mempesona dan memiliki segalanya, yang terpenting dari semua itu adalah dia belum memiliki kekasih atau tunangan, bahkan katanya dia tidak pernah berpacaran. Wanita yang akan menjadi pasangannya tentu harus sempurna baru bisa membuat dia memperhatikannya."

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang