"Ada apa?" tanya Pat, dia baru masuk ke ruangannya dan menemukan Lucy duduk di salah satu kursi yang ada di ruangannya sambil mengutak atik telepon genggamnya.
Lucy menoleh, menatap Pat dengan raut wajah sedihnya, "Aku perlu pertolonganmu Pat."
Pat tertawa, "Wajah sedihmu semakin membuatmu terlihat lucu, katakan ada apa? Pertolongan apa?"
Raut sedih berganti kesal, "Kelihatannya aku memang tidak berbakat menjadi aktris." Jawaban ini membuat Pat kembali tertawa.
"Apakah kamu ada kenalan yang bekerja di Dandelion?" Pertanyaan ini membuat tawa Pat terhenti.
"Mengapa? Kamu ingin bekerja di sana?" tanya Pat dengan cepat membuat Lucy tertawa.
"Bukan, hanya ingin tahu kapan resto itu buka. Aku ingin mengajak Helen makan di sana, tapi kudengar tempat mereka sudah penuh sampai 3 bulan ke depan, padahal resto itu belum buka."
Pat tersenyum lega, "Untunglah, kupikir kamu akan pindah kerja ke sana. Aku memiliki beberapa teman yang bekerja di cabang mereka, dan salah satu temanku lusa akan kemari dari Singapore, katanya untuk melatih tim di sini, coba nanti kutanyakan padanya apakah bisa mendapatkan kursi untukmu. Tapi mengapa kamu ingin sekali makan di sana? Apakah karena namanya sama dengan bunga kesayanganmu?"
Lucy tersenyum dan mengangguk, tentu saja dia tidak akan mengatakan alasan sebenarnya, dan orang yang akan di ajaknya ke sana bukan hanya Helen tapi juga Val, dia berharap resto itu buka sebelum pernikahannya dan dia berhasil mengajak Val ke sana.
"Apakah kamu tahu cerita asal usul resto itu di dirikan?"
"Aku pernah membaca, katanya saat resto pertama didirikan, hanya berupa tempat makan kecil oleh seorang mahasiswa yang menggunakan seluruh tabungannya untuk membuka resto kecil itu. Resto itu hampir bangkut sampai mereka mengubah konsep resto dan setelah itu kesuksesan mulai diraih. Aku hanya berpikir jika si mahasiswa ini sangat beruntung."
"Itu memang cerita yang tersebar, tetapi apakah kamu tahu jika pendiri sekaligus pemilik dari resto itu tidak pernah mempublikasikan dirinya? Dan teman-temanku mengatakan jika selain cerita itu, resto ini didirikan dan dipertahankan dengan segenap tenaganya karena alasan untuk menepati janji."
"Janji?"
"Ya, janji untuk seseorang yang sangat istimewa. Tidak pernah diketahui siapa tetapi mereka menduga itu adalah seorang wanita yang dicintai oleh pendirinya."
"Wow, mengapa cerita itu tidak pernah dipublikasikan?"
"Karena tidak pernah ada kebenaran atau bukti. Pembangunan langsung dua resto di Indonesia, membuat berita itu kembali diingat, apalagi kata temanku yang mau datang itu, pembukaan resto dua resto di Indonesia dimajukan, karena itu dia harus datang untuk membantu."
"Apakah si pendiri telah menemukan belahan jiwanya?"
"Entahlah, mereka juga bergosip jika direktur D Group menyukai pria romantis ini, hanya saja sampai sekarang tidak mendapat tanggapan."
Lucy baru akan menanggapi ketika notifikasi telepon genggamnya berbunyi, "Astaga aku lupa kalau aku harus pergi menyelamatkan bosku."
Pat tertawa, "Ada apa dengan Ben sampai kamu harus menyelamatkannya?"
"Menurutmu kapan bosku itu bisa berdamai dengan bos sahabatku?"
"Jangan pernah bermimpi, itu tidak akan pernah terjadi karena yang kudengar mereka berdua pernah memperebutkan satu wanita."
"Oh ya, lalu siapa yang mendapatkannya?" tanya Lucy penasaran.
"Tidak ada, si wanita menikah dengan tunangannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
PoesiaValentino Putra Hadinata, penerus tunggal H Group yang memberi kejutan pada semua orang jika Perkasa Hadinata memiliki keturunan, padahal saudara dan keluarga istrinya berpikir jika mereka yang akan mendapat warisan dari Perkasa. Mereka tidak menyan...