Part 65

2.5K 317 14
                                    

Val baru saja melewati pintu samping yang tembus dari garasi, tiga anak sudah menubruk dan memeluk kakinya. "Kalian menyambut papi atau lari dari omelan mami?"

Vel menunduk melihat tiga kepala kecil terangkat padanya sambil tersenyum, "We miss papi." Kata Lala.

Mereka baru berusia 18 bulan, sudah bisa berjalan atau berlari walau keseimbangan mereka masih belum cukup baik, mereka juga sudah bisa mengucapkan kalimat walau dengan pelafalan yang tidak jelas, tetapi setidaknya sudah bisa dipahami, bukan menggunakan bahasa bayi mereka lagi, tentu saja dengan dua kemampuan mereka itu, kepandaian, keusilan dan kenakalan mereka naik pada tingkat yang membuat Lucy selalu mengomel atau penghuni rumah dibuat sibuk oleh mereka.

"Kalian pikir dengan mencari perlindungan pada papi, kalian bisa tidak menerima hukuman kalian?" suara Lucy membuat mereka bertiga bersembunyi di belakang Val, dan membuat Val tahu jawaban yang sebenarnya dari pertanyaannya tadi.

Lucy berkacak pinggang, "Clean up the mess you guys made and as a punishment tonight nothing no nenen."

Satu kepala muncul dari balik kaki Val, "But tomorrow morning can we nenen?" kata Lucas.

"Yeah, if you guys cleaned up all the mess earlier" jawaban Lucy membuat ketiga balita itu langsung keluar dari persembunyian mereka, berjalan cepat menuju ruang makan, di mana mereka baru saja melakukan perang kentang goreng.

Lucy sudah mulai melatih ketiga anaknya untuk tidak menyusu secara langsung, oleh karena itu dia menguranginya menjadi sehari dua kali sejak sebulan yang lalu dan bulan depan akan dikurangi menjadi sebulan sekali sebelum berhenti sama sekali. Sekarang kebiasaan nenen hanya sebagai kesenangan mereka, karena kebutuhan gizi mereka sudah bisa mereka konsumsi sendiri, tetapi tetap saja larangan nenen bagi ketiga balita itu  adalah hukuman yang berat.

"Kelihatannya setelah mereka tidak lagi menyusui, kamu harus pikirkan hukuman yang mereka takuti." Kata Val sambil mencium kening istrinya. "Apa yang mereka lakukan sampai membuatmu marah?"

"Lihat saja sendiri." kata Lucy, mengandeng suaminya menuju ruang makan, dia yakin ketiga anaknya bukan hanya membersihkan tapi akan melanjutkan perang mereka jika tidak diawasi.

Sesuai dugaan, bukannya mengambil kentang yang jatuh di lantai, mereka malah mengambil dan saling melempar kembali, baru berhenti ketika melihat kehadiran Lucy dan Val.

"Aku akan mengawasi mereka sebelum perang mereka lanjutkan, membersihkan dan mengganti pakaian mereka." kata Lucy pada Val.

"Mami tidak mau memandikan papi dulu?" bisik Val yang langsung mendapat tatapan tajam Lucy. Val menunuduk mencuri ciuman di bibir istrinya sebelum kabur karena jika istrinya sadar maka dia juga pasti akan menerima hukuman yang sama dengan ketiga anaknya.

Bagi Val menunjukkan kemesraannya dengan Lucy di depan ketiga anaknya, adalah hal yang biasa, tentu saja dengan batasan kesopanan dan yang bisa dipahami oleh ketiga anaknya pikiran mereka.

***

Keadaan Lorna sudah membaik, hanya saja dia tidak bisa pulih sepenuhnya. Sekarang dia seperti orang cacat, duduk di kursi roda dan harus mengandalkan perawatnya untuk melakukan aktifitas rutinnya. Danu dan Endang yang selama ini selalu dikontrol oleh Lorna mulai menyadari kesalahan mereka, apalagi melihat Satria menjalani kehidupan yang lebih baik dari mereka.

Aris membantu Eko suami Endang dan Danu untuk memulai usaha mereka, berharap dengan mempunyai usaha sendiri mereka tahu rasanya menghasilkan uang itu tidak mudah dan belajar untuk memikirkan para pekerja mereka.

Perusahaan Herman akhirnya dibantu oleh menantunya, suami Maya. Malik juga sudah bebas, hanya saja dia tetap tidak berubah, dia membantu di perusahaan, hanya saja dia juga tetap menikmati kehidupan malamnya, dengan berganti-ganti pasangan. Herman dan Jarwo sedang mempersiapkan pernikahan Malik dengan putri tunggal seorang bankir, nasib Malik tidak jauh beda dengan Maya yang harus menikah untuk kepentingan bisnis dan keuntungan perusahaan.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang