Part 23

2.7K 379 21
                                    

"Grandpa mencari siapa?" Perkasa berdiri menyambut kedatangan cucunya, bahkan melongokkan kepala di pintu ke kanan dan kiri mencari seseorang.

"Mana dia? Mengapa kamu datang sendiri?" tanya Perkasa sambil menutup pintu kamarnya. Kelihatannya bersantai, berlibur dan memancing membuat Perkasa semakin sehat.

"Memangnya grandpa berharap aku membawa siapa? Bukankah biasanya aku juga datang sendiri?"

Perkasa memukul keras punggung cucunya, "Jangan mengerjai orangtua, dosa!"

Val tertawa, "Dia sedang bekerja. Bagaimana liburannya?"

"Tentu saja aku sangat menikmatinya. Sudah lama aku tidak merasa santai seperti itu, jika bukan karena ingin menonton pertunjukan keluarga, aku masih ingin memperpanjang liburanku."

"Bilang saja, grandpa tidak sabar bertemu dengan calon cucu menantumu."

"Kamu akan membawanya ke pesta?" Tanya Perkasa yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Val.

"Mengapa? Tidak kuatir dia cemburu karena begitu banyak wanita yang akan dikenalkan padamu?"

"Lebih bagus jika di cemburu karena dengan begitu aku bisa langsung menikahinya sebagai bukti hanya dia satu-satunya wanita yang akan menjadi teman hidupku."

Tawa Perkasa langsung meledak, "Hahahaha, senang rasanya mendengar ada orang yang bisa membuatmu seperti ini. Ayo, perkenalkan pada grandpa, jangan buat grandpa penasaran."

"Bilang saja grandpa ingin mejadikannya sekutu untuk mengerjaiku."

"Tentu saja, apalagi dia adalah kelemahanmu."

"Mana ada grandpa yang begitu senang melihat cucunya menderita."

"Tentu saja ada."

Val hanya melegos, untung saja dia tidak mengatakan di mana Lucy bekerja karena jika Perkasa mengetahuinya, Val yakin orang tua itu pasti akan langsung pergi menemui Lucy.

"Apakah dia tidak ingin mempertimbangkan pindah bekerja di sini? Dengan begitu kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk mendekatinya tanpa harus kebingungan mengatur pekerjaanmu."

"Grandpa dulu bilang, aku terlalu sibuk bekerja dan akan menikah dengan pekerjaanku, sekarang aku sudah memiliki kekasih masih disuruh bekerja, bahkan bekerja berdua. Kapan aku memiliki waktu untuk berduaan jika diantara kami ada berkas dan dokumen?"

Perkasa kembali tertawa, "Akhirnya bisa melihatmu menjadi manusia normal."

"Jika aku bukan manusia normal, bukankah artinya grandpa juga bukan manusia normal."

"Daripada kamu mengatakan omong kosong di sini, pergi dan jemput kekasihmu kemari."

"Dia sedang bekerja, jadi bersabarlah kakekku." Val berdiri dan berjalan keluar kamar Perkasa yang kesal karena dia tidak menyukai dipanggil kakek, itulah alasan Val memanggilnya grandpa yang menurut Perkasa lebih keren dan tidak terlihat tua, padahal menurut Val, tidak ada bedanya sebutan kakek dan grandpa.

***

Lucy menarik nafas lega, persiapan makanan dan minuman pesta pertunangan anak keluarga Herman Hadinata dan keluarga Sulaiman telah dia selesaikan, tinggal menunggu pelaksanaannya. Dia mendengar dari bagian hotel jika dua keluarga itu sulit ditangani, saat pemilihan menu, permintaannya seribu satu, mengajukan syarat tidak masuk akal, dan pada akhirnya mengambil keputusan lain.

Telepon ganggamnya yang berdering membuat Lucy kembali memperbaiki duduknya sebelum mengangkat telepon itu.

"Halo mami sayang, merindukan putrimu?"

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang