"Kita mau kemana?" Itulah pertanyaan Lucy ketika menyadari tujuan Val bukan ke apartementnya, padahal tujuan awal adalah mengantarkannya pulang.
"Aku ingin memberi hadiah kejutan untukmu."
"Jangan katakan kamu akan memberiku rumah, apartement, atau tanah." Goda Lucy sambil tertawa.
Val tidak menanggapi, "Kamu ingat 20 tahun yang lalu, janji yang pernah kukatakan padamu?"
Lucy menghela napas membuat Val melirik calon istrinya, "Janji yang kamu ucapkan terlalu banyak saat itu. Selain itu jujur saja, aku tidak pernah mengingatnya karena saat itu aku tidak pernah berpikir akan hari ini."
"Aku baru menyadari pemikiranmu saat itu setelah bertemu dengan ibu Agnes. Tahukah kamu aku sangat marah saat itu karena merasa sangat bodoh dan kamu sangat jahat."
Lucy tertawa, "6 tahun hidup dengan penyakit yang aku tidak tahu kapan bisa merengut nyawaku, membuat aku tidak ingin orang-orang menangis dan bersedih jadi aku hanya ingin membagi kebahagiaan tanpa berpikir lebih dari itu."
"Kamu kumaafkan, tapi sekarang sudah tidak boleh lagi berpikir seperti itu karena kebahagiaan bukan hanya milik orang-orang di sekitarmu tapi juga milikmu."
"Ya, jadi apa hadiah kejutannya?"
"Mencoba memancingku?" Val tersenyum penuh rahasia membuat Lucy memajukan mulutnya, kesal karena tidak berhasil memancing Val mengatakan kejutannya.
Sepuluh menit kemudian, Val berhenti di depan sebuah bangunan yang tentu saja Lucy tahu tempat apa itu.
"Untuk apa ke sini malam-malam? Tempat ini belum buka."
"Kelihatannya kamu mengenali dengan baik tempat ini?"
"Kamu tahu Dandelion adalah bunga kesukaanku dan aku sudah mendengar jika resto ini sangat terkenal."
"Kita turun."
"Jangan bilang kamu akan menerobos masuk." Val mengabaikan perkataan Lucy, turun dan berjalan memutar, membuka pintu mobil untuk Lucy. Petugas jaga yang ada di sana hanya berdiri dan menunduk hormat pada Val, mereka tentu saja mengenali Val dan mobilnya, karena sejak mereka bekerja, mereka sudah tahu jika pria yang datang itu adalah pemilik resto dari informasi yang telah mereka terima, walau mereka tidak mengetahui namanya.
"Ayo." Ajak Val lagi saat melihat Lucy masih ragu.
Dengan ragu Lucy turun dari mobil, Val megandengnya dan berjalan menuju pintu utama. Val mengeluarkan kunci dari kantongnya dan membuka pintu dengan satu tangan, karena tangan lain tetap menggenggam tangan Lucy.
Val bisa merasakan Lucy sedang mencerna apa yang terjadi, dia langsung menyalakan panel lampu.
"Aku tidak menerobos masuk tapi aku membawa pemiliknya untuk masuk."
"Apa maksud ini semua?" tanya Lucy.
"Aku pernah berjanji untuk mewujudkan mimpimu memiliki resto sendiri yang akan kamu beri nama Dandelion, dan inilah janjiku atau lebih tepatnya semua Dandelion resto, termasuk D Group adalah wujud dari janjiku."
Lucy memandang kesekeliling resto mewah itu, dia sama sekali tidak pernah berpikir jika Dandelion resto yang dia ingin kunjungi adalah milik Val.
"Kamu sedang bercanda?"
Val tersenyum, meraih tangan Lucy lainnya dan menarik calon istrinya untuk menghadapnya, memandang wajah kebinggungan Lucy, Val berkata, "Aku tidak bercanda, Dandelion resto berdiri karena aku ingin mewujudkan janjiku padamu, karena itu aku terus berusaha mempertahankannya dan mengembangkannya, sampai akhirnya berkembang seperti saat ini dan D group berdiri. Aku tetap mengurusnya hanya saja sejak aku mulai harus fokus pada H Group, aku mulai menjadi pemain di belakang layar. Sekarang aku akan menyerahkan D Group padamu, sebagai wujud janjiku dan sebagai hadiah pernikahan kita."
![](https://img.wattpad.com/cover/310108886-288-k56984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
PoesiaValentino Putra Hadinata, penerus tunggal H Group yang memberi kejutan pada semua orang jika Perkasa Hadinata memiliki keturunan, padahal saudara dan keluarga istrinya berpikir jika mereka yang akan mendapat warisan dari Perkasa. Mereka tidak menyan...