Part 40

2.8K 349 14
                                    

Setibanya kembali ke Jakarta Val langsung mengajak Lucy ke penthouse milik pribadinya, sementara rumah yang dibangun grandpa belum selesai, mereka akan tinggal di sana atau sesekali tetap tinggal di ruang pribadi Val di kantor.

"Akhirnya besok aku kembali kerja." Kata Lucy sambil menutup lemari baju setelah dia memasukkan semua pakaian dari dalam koper ke lemari.

"Begitu tidak sabarnya kembali bekerja?" sahut Val yang bersandar di pembatas ruang ganti sejak tadi mengamati kesibukan istri mungilnya yang sejak tiba sudah tidak berhenti bergerak.

"Tentu saja, rasanya tidak enak tidak ada kesibukan." Jawab Lucy yang sekarang sedang merapikan perlengkapan perawatan wajahnya.

Val tersenyum, melangkah menuju istrinya, melakukan kebiasaannya yang sekarang sering dia lakukan, memeluk istrinya dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu istrinya.

"Apakah dua minggu terakhir ini kesibukanmu kurang?" bisik Val.

Lucy memandang Val, "Bukan kesibukan yang kamu sukai tapi pekerjaanku."

"Aku sukai? Seingatku kamu juga menyukainya."

Melihat senyum istrinya Val berpikir tidak ada salahnya mencoba melakukan kegiatan yang mereka sukai di sana, tetapi dia harus kecewa karena sebelum dua mencium tengkuk istrinya, Lucy berbalik dan mendorongnya.

"Tidak sekarang."

"Mengapa?"

"Karena aku lapar. Katamu Lee sudah mengisi kulkas dan lemari persediaan, aku ingin melihat seberapa lengkap isinya."

Val menghembuskan napas kesal, "Kamu harus bersabar adik kecil." Kata Val sambil menunduk membuat Lucy tertawa, menarik tangan Val untuk pergi ke dapur.

"Wow, apakah ini inisiatif Lee atau kamu yang memberinya daftar?" Lucy berdecak, kulkas penuh dengan buah, sayur dan daging-dagingan. Membuka lemari persediaan juga sudah lengkap dengan bumbu dan saos , tidak lupa juga ada mie yang biasa digunakan oleh Lucy.

"Dia sudah tahu apa yang harus dipersiapkan ketika aku memintanya membersihkan dan mengisi kulkas dan lemari persediaan. Terlalu banyak atau masih ada yang kurang?"

"Ini sudah sangat lengkap, tapi..."

"Tapi apa?"

"Kelihatannya penyakitku sedang kambuh."

Mendengar kata penyakit, Val langsung mendekati Lucy, memengang kening dan memeriksa raut wajah istrinya, "Apakah kamu mengalami sesak napas? Jantungmu tidak nyaman? Kita ke dokter sekarang."

Lucy berusaha menahan tawanya, "Bukan jantungku, tapi penyakit lima hurufku."

Val mulai menguasai keadaan, dengan kesal dia berkata, "Langsung katakan jika kamu ingin aku yang memasak atau jika kamu malas, jangan gunakan kata keramat itu karena kamu tahu aku tidak menyukainya."

"Maaf....."Kucy memasang tampang melasnya, membuat raut wajah Val kembali tenang.

"Katakan, kamu ingin aku masak apa?"

"Apapun yang kamu masak pasti enak."

Saat Val selesai memasak dia baru menyadari jika dia kembali dikerjai oleh Lucy yang sejak dia bersedia menyiapkan makan malam mereka, telah kembali ke kamar melanjutkan kegiatannya merapikan barang-barangnya. Lucy dengan pandai mengalihkan perhatiannya dan membuatnya memasak supaya tidak ingat dengan apa yang akan dia lakukan sebelumnya.

"Kelihatannya makan malamku sudah siap." Suara Lucy yang ceria dan menyenangkan terdengar lebih dulu, baru orangnya kelihatan.

"Bilang saja mengusirku dari kamar, tidak perlu mengakaliku." Kata Val.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang