Part 67

2.4K 327 24
                                    

"Mami, buy Coffee." Minta ketiga anaknya.

"Where and what?"

"That's place, mami" tunjuk Lucas.

"Yes, coffee enangan antan." kata Lili, membuat Lucy langsung menunduk melihat ketiga anaknya.

"Darimana kalian tahu?" Lucy bertanya sambil tertawa.

"Our friend in opa school." Jawab Lala.

Ketiga anaknya memang luar biasa, baru saja dua bulan yang lalu mereka merayakan ulang tahun kedua mereka, mereka sudah memiliki teman yang sudah berkuliah. Soal minum kopi, sejak mereka satu setengah tahun, mereka bertiga sudah sering mengicip kopi papi atau mami mereka.

Lucy membawa ketiga anaknya masuk ke counter kopi dan membiarkan mereka memesan sendiri. Tentu saja penjaga counter semua tersenyum melihat tingkah mereka.

"Mami pay it." Kata Lala.

"Mengapa kalian membeli yang satu liter?" tanya Lucy.

"More cheapper." Jawab Lucas.

Lucy tertawa, yakin jika mahasiswa papi Hendra yang mengajari mereka, karena tidak mungkin mereka tahu dan bisa memesan sendiri jika tidak pernah melihat atau mendengar.

Penjaga counter yang mendengar percakapan dalam bahasa Inggris antara Lucy dan ketiga anaknya, semakin penasaran.

"Berapa usia mereka bu?"

"Dua tahun dua bulan, tapi otak mereka berumur 6 tahun." Jawaban Lucy membuat penjaga counter dan pelanggan yang ada di belakangnya tertawa.

"Mereka lucu dan mengemaskan. Bahasa Inggris mereka juga bagus, apakah mereka bisa bahasa Indonesia?"

"Lebih banyak dengar dari mengucap, jadi bisa dikatakan belum bisa." Lucy bergeser mempersilahkan pelanggan selanjutnya untuk dilayani.

Pintu kembali terbuka, jika tatapan semua wanita di sana menoleh dan terpana, hanya Lucy dan ketiga anaknya tidak terpengaruh dengan kedatangan pria yang langsung menghampiri mereka.

"Kalian beli apa?"

"Coffee." Jawab Lili.

"Bagaimana papi tahu kita ada di sini?" tanya Lucas.

"Papi memasang pelacak pada kalian." jawaban Val membuat ketiga anaknya tertawa.

"Pasti mami yang mengatakan pada papi." Kata Lala.

"Papi memasang pelacak pada mami." Jawaban Lucy kembali membuat triplets tertawa.

Mereka sadar jika semua mata mencuri pandang pada mereka berlima, seperti bisa gemas pada ketiga anak kembar, mengagumi kepandaian mereka dalam berbahasa Inggris dan tentu saja mengagumi orangtua si kembar tiga yang menurunkan wajah mereka pada ketiga anak kembar itu.

***

Lucy mencari keberadaan ketiga anaknya, dia merasa aneh karena satu jam dia di ruang kerja ketiga anak usil itu tidak mencarinya.

"Mana mereka?" tanya Lucy pada pelayan yang sedang membersihkan tangga.

"Di dapur, nyonya." Mendengar jawaban itu Lucy berjalan ke dapur kecil yang ada di dalam rumah dan karena tidak menemukan ketiganya di sana, Lucy pergi menuju dapur besar, yang berada di belakang. Dari luar dia sudah mendengar teriakan Yuli, kepala pelayan dari ruang penyimpanan yang ada di samping dapur, dia yakin teriakan itu pasti ditujukan pada ketiga majikan kecilnya.

"Kulkasnya bisa rusak jika kalian buka terus."

"Mengapa kalian mengeluarkan isinya?"

"Di sini kalian akan semakin merasa panas."

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang