Part 42

2.4K 349 13
                                    

"Kurasa tidak ada salahnya kamu mencoba. Tenang saja, aku atau Val tidak akan membantumu untuk bisa lolos, jadi semua penilaian dari interviewmu sendiri."

Helen tertawa, "Apakah kamu tidak berpikir, kamu telah membajak pekerja H Group?"

"Tidak, aku sudah ijin sama pemilik H Group." Jawab Lucy dengan santai. Mereka dalam perjalanan pulang ke apartement setelah menjemput Ana yang sedang tertidur di kursi bayinya.

"Apa yang membuatmu menawarkan pekerjaan ini? Mengapa bukan kamu yang pindah ke sana?"

"Karena kemampuanmu, selain itu kamu bisa membantuku menghentikan omelan Madeline. Aku tidak mungkin pindah ke sana, suamiku tidak rela berjauhan denganku."

"Maksudmu, jika kamu pindah ke sana, suamimu tidak bisa mendapat jatah makanan penutup siang harinya?"

"Begitulah dan jangan di lanjutkan."Lucy menunjuk belakang, menggunakan alasan Ana untuk menghindari godaan Helen.

"Kamu coba saja melamar, nanti bandingkan penawaran yang mereka tawarkan padamu dengan pekerjaanmu sekarang baru kamu putuskan. Aku menawarkan hal ini karena aku memikirkan Ana, selain itu pengalamanmu sebelum bergabung di H group sudah membuktikan kamu punya kemampuan, jadi jangan merasa tidak mampu."

"Aku tahu, tapi apakah pak Indra akan mengijinkannya? Bagaimana jika dia tahu dan dia akan mempermasalahkannya, hal itu mempersulitmu."

"Jika dia mengakui kemampuanmu dan tidak mungkin memberikan apa yang kamu dapatkan ditempat baru maka dia pasti akan menerima tanpa bantahan. Jika dia tidak bisa menerimanya, dia juga tidak mungkin berani untuk mempersulitku, kalaupun dia mempersulitku, aku tinggal mengundurkan diri dan menjadi atasanmu,"

Helen kembali tertawa, "Aku tahu kamu bukan hanya memikirkan Ana tapi juga diriku, tapi aku kuatir kemampuanku tidak seperti kamu yang bayangkan."

"Seperti kataku, bukan aku yang akan menilai tapi tim D jadi mereka yang akan menilainnya. Aku hanya ingin kamu mencobanya."

Helen terdiam, dia memikirkan semua yang dikatakan Lucy dan tentu saja jika dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus maka perekonomiannya juga akan meningkat. Dia tahu selama ini Lucy terus membantunya dan tentu saja alasan Lucy menawarkan pekerjaan di D padanya juga dengan pertimbangan itu.

"Baiklah, aku akan mencobanya."

Lucy tertawa, "Aku punya keyakinan kamu akan diterima."

"Bukan karena dirimu?"

"Tentu saja bukan, aku hanya berharap kamu memenuhi kriteria dan bisa diterima."

"Baiklah, aku percaya padamu dan terima kasih. Jam berapa kamu dijemput?"

"Suka-suka dia." Jawaban Lucy membuat Helen tertawa.

"Apakah itu memiliki arti secepatnya?"

"Begitulah, bahkan mungkin kita baru sampai dia sudah berangkat dari kantor untuk menjemputku." Jawaban Lucy membuat tawa Helen semakin keras, sampai Lucy menepuknya, mengingatkan Ana yang tidur di belakang.

Helen menahan tawanya, "Oh ya, aku hampir lupa menyampaikan padamu. Kamu tahu Reanna dari bagian marketing?"

"Ya, kenapa?"

"Tadi pagi dia menghubungiku, mengajakku makan siang tapi ku tolak karena aku harus menyelesaikan notulen meeting, buntut-buntutnya bertanya tentang dirimu. Kamu tahu sendiri, sejak kamu menikah banyak yang bertanya tentangmu padaku tetapi entah aku merasa Reanna ini memiliki tujuan lain jadi dengan alasan pak Indra memanggilku, aku mengakhiri panggilannya."

Lucy mengangguk, "Resiko menjadi teman istri bos." Walaupun Lucy menanggapi dengan bercanda, tapi perkataan Helen tetap menjadi perhatiannya, dia ingat pesan Perkasa dan Val, supaya tidak membuat kedua orang itu kuatir, tentu saja dia harus berhati-hati.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang