Part 48

2.3K 356 22
                                    

Keluarga Herman benar-benar seperti jatuh tertimpa tangga, belum juga masalah Malik selesai, keluarga Sulaiman calon besannya memutuskan pertunangan Maya karena mendapati Maya berselingkuh.

"Apa yang telah kamu lakukan?" tanya Herman pada putrinya yang duduk didepannya sambil menguap.

"Aku hanya melakukan apa yang dia lakukan. Mengapa dia boleh bersama wanita lain, aku tidak boleh?"

Herman menatap Maya dengan tatapan marah, istrinya yang duduk disampingnya ikut merasa kesal pada putrinya sekaligus takut dengan tatapan suaminya.

"Pemikiran apa itu? Apakah kamu memiliki bukti dia berselingkuh darimu?"

"Tentu saja, aku bahkan memiliki rekaman percintaan panas mereka."

"Mengapa kamu tidak menyelesaikan masalah kalian dengan baik, melainkan melakukan hal yang sama?" tanya Ely.

"Sudah dan dia bilang aku tidak bisa mengaturnya, jika aku tidak terima aku boleh melakukan hal yang sama."

"BODOH!" kali ini Herman sudah tidak sanggup lagi menahan kemarahannya, teriakkannya membuat Maya terkejut, awalnya dia hanya memasang tampang santai dan acuh, langsung mengubah duduknya menjadi lebih serius atau lebih tepatnya tegang karena dia tidak pernah melihat kemarahan papinya sampai seperti ini.

"Siapa pria yang menjadi selingkuhanmu?" tanya Ely.

"Aku juga tidak mengenalnya, kami bertemu di club ketika aku sedang kesal."

Lengkap sudah kemarahan Herman, untung saja Maya duduk terpisah meja dengannya, jika tidak dipastikan dia sudah menampar putrinya itu.

Kelelahan akibat masalah perusahaan beberapa hari ini, ditambah dengan kemarahan yang memuncak membuat dada Herman langsung merasa sesak dan tiba-tiba saja dia langsung jatuh pingsan.

Herman mengalami serangan jantung dan sekarang dalam kondisi tidak sadarkan diri di ICU. Ely ditemani Maya menunggu di depan ruang ICU, Edy baru saja meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke perusahaan, tidak ada Herman maka Edy yang harus mengurus semua masalah perusahaan mengingat Malik masih berada di tahanan ketika Pandu dan Kiky datang bersama Jarwo Hadinata, papi mereka.

Ely menceritakan apa yang menjadi penyebab Herman mengalami serangan jantung, tentu saja Jarwo langsung menatap cucu perempuan kesayangannya itu dengan tatapan penuh tanya.

"Di mana akal sehatmu Maya?" tanya Jarwo.

Maya masih shock dengan kejadian yang menimpa Herman hanya bisa diam dan menunduk, jujur dia sebenarnya tidak mengerti apa yang membuat semua orang menganggap dia bersalah karena sudah jelas tunangannya yang lebih bersalah.

"Papi, apa yang harus kulakukan sekarang." tanya Ely dengan sedih.

Jarwo diam, "Aku akan pergi menemui Sulaiman untuk membicarakan masalah ini, jika putranya yang memulai lebih dulu dia tidak bisa dengan seenaknya melemparkan kesalahan pada Maya."

Ely tentu saja melihat kesempatan dan menggunakan kesempatan itu, "Apakah papi bisa membantu membebaskan Malik dan perusahaan? Masalah perusahaan juga membuat Herman tidak bisa tidur satu bulan belakangan ini, ditambah lagi dengan masalah Malik."

"Masalah Malik, biar pengacara yang mengurus. Urusan perusahaan, papi akan menemui Perkasa untuk meminta bantuannya."

Jawaban Jarwo tentu saja melegakan Ely, tetapi meresahkan Pandu yang merasa Ely menggunakan kesempatan sakitnya Herman dengan sangat baik.

***

"Jarwo menghubungiku, minta bantuan untuk perusahaan Herman." Kata Perkasa pada Val.

"Apa jawaban grandpa?" tanya Val.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang