Val tertawa melihat Lucy duduk disampingnya sambil mengomel, "Kalian bertiga puas sekali, berhasil membuat papi mengajak kalian." kata Lucy pada ketiga bayi yang duduk sambil tertawa dan mengoceh di kursi mobil mereka masing-masing.
Mereka bertiga memenangkan pertempuran dengan paduan suara tangisan, ketika mami mereka berpamitan untuk pergi, karena Val tidak tega melihat airmata ketiga anaknya akhirnya dia memutuskan mengajak mereka dan minta supir juga Tina mengikuti dari belakang dengan mobil lain.
"Ingat pesan papi, kalian boleh ikut tapi tidak boleh ikut turun. Kalian di mobil dengan Tina dan supir, mereka akan mengajak kalian bertiga berkeliling sampai urusan mami dan papi selesai." Kata Val.
"Uhhh...."
"Aaa..."
"Essss..."
Mendengar jawaban ketiga anaknya membuat Lucy semakin gemas, mereka sangat pintar menggunakan kesempatan dan tangisan mereka untuk membuat orang-orang luluh, apalagi ditambah dengan raut wajah memelas mereka yang akan langsung berubah bahagia ketika keinginan mereka dipenuhi, kelihatan sekali bagaimana usilnya mereka.
"Bagaimana persiapan ulang tahun mereka?" tanya Val yang memang menyerahkan semua pengaturan pada Lucy yang dia yakin pasti akan melakukan yang terbaik seperti dulu saat dia melakukan pekerjaannya di hotel.
"Yang di sini tinggal urusan kue tart. Pat dan timnya masih berdebat soal warna, tapi mereka sudah menjamin lusa pasti akan memberikan rancangan akhir mereka padaku. Yang di Malang, undangan besok akan dibagikan, souvenir masih dalam perjalanan, susunan acara masih harus ditinjau ulang."
"Sudah papi duga, mami pasti bisa mengurus semuanya."
"Kata Helen selama ada uang, permintaan customer dari yang masuk akal sampai tidak masuk akal pasti bisa dipenuhi."
Val tertawa, "Perkataan itu tidak salah, hanya saja sebagai customer bagaimana menghabiskan uang sesuai kemampuan atau tidak itu yang harus dipertimbangkan."
"Menyombongkan diri atau menyindir?"
"Keduanya."
"Miiiii...."
"Piiiii...."
Kelihatannya ketiga anaknya tidak suka melihat mami dan papinya hanya mengobrol berdua tanpa melibatkan mereka.
"Kalian bertiga jangan harus ingat, tidak semua yang kalian inginkan bisa kalian dapatkan." Kata Val.
Lucy menoleh melihat tatapan serius ketiga anaknya pada Val membuat dia tersenyum.
"Hari ini papi mengijinkan kalian ikut karena tahu kalian bosan dan mami seminggu ini tidak mengajak kalian keluar rumah, tapi jika suatu hari nanti mami dan papi memiliki urusan yang tidak mungkin membawa kalian, kalian harus bisa mengerti."
Senyum Lucy berganti menjadi tawa karena saat Val melanjutkan perkataannya, ketiga anaknya langsung mengalihkan tatapan mereka, lebih tepatnya mengabaikan dan memilih memandang ke luar.
"Giliran diminta untuk mengerti, kalian pura-pura tidak dengar. Mami belum membuat perhitungan dengan kalian yang mengadu pada opa dan oma, sampai mami mendapat teguran." Ketiga kepala menoleh melihat pada Lucy sebelum tertawa puas bersama.
Giliran Val yang menggelengkan kepala melihat tingkah ketiga anaknya, yang semakin bertambah usia, semakin pintar.
Setibanya di kantor polisi dan melambai pada ketiga anaknya yang akan dibawa berkeliling dengan supir dan Tina, Val dan Lucy masuk ke dalam kantor polisi.
Di sana sudah ada pengacara Val yang menunggu, "Mereka ingin bertemu dan meminta maaf." Lapor si pengacara.
"Secepat itu?" kata Val.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
PoetryValentino Putra Hadinata, penerus tunggal H Group yang memberi kejutan pada semua orang jika Perkasa Hadinata memiliki keturunan, padahal saudara dan keluarga istrinya berpikir jika mereka yang akan mendapat warisan dari Perkasa. Mereka tidak menyan...