Part 19

2.7K 407 35
                                    

"Kamu sendiri?" tanya Lucy saat Val membawanya langsung ke parkiran.

"Aku pergi menjemput calon kekasihku dan mengajaknya berkencan, mengapa harus membawa Lee?" jawab Val.

"Siapa yang mau pergi berkencan?"

"Tentu saja kita berdua. Aku menjemputmu, kita pergi makan siang, setelah itu kita bisa menghabiskan waktu berdua untuk saling mengenal, setelah itu kita bisa lanjut makan malam, lalu....."

"Stop!" Lucy menghela napas, dia tidak menyangka jika vampire yang dingin ternyata cerewet.

"Aku hanya bertanya satu kalimat, mengapa jawabannya begitu panjang? Menjemputku memang benar tapi bukankah harusnya langsung mengantarkanku pulang untuk istirahat?"

"Aku yakin kamu belum makan siang, aku juga. Mengantarkanmu langsung pulang bukankah melepas kesempatan kamu mengenalku, bagaimana kamu memberi jawaban jika kamu tidak mau mengenalku secara pribadi, bukan dari percakapan group atau gossip dari mulut ke mulut? selain itu, bukankah tadi kamu mengatakan hasil pemeriksaanmu bagus?"

Lucy tidak ingin melanjutkan pertanyaannya, dia lebih memilih diam karena semakin dia bertanya maka semakin banyak pula kesempatan pria yang duduk memegang setir di sebelahnya menggodanya atau mengerjainya.

"Mengapa tidak dijawab?" tanya Val, Lucy menggeleng.

Val menarik napas dalam dan dengan pelan menghembuskannya, Lucy masih belum berubah, selalu menarik diri ketika dia tidak ingin orang lain mengetahui pikirannya. Val tidak menawarkan pada Lucy, ingin makan apa atau menanyakan pantangan makan karena dia tidak ingin Lucy menggunakan alasan itu untuk menolaknya dan yang utama adalah dia tidak ingin memperlakukan Lucy seperti pesakitan karena dia paham betul jika Lucy tidak ingin diperlakukan seperti itu.

Lucy melihat ke luar jendela, dia memilih diam karena dia tidak ingin memberi terlalu banyak harapan. Dia bukan tidak ingin berpacaran, bukan tidak ingin menikah, tetapi dibanding semua itu dia lebih memilih tidak mengecewakan atau membuat orang-orang yang dia cintai bersedih. Menjalani kehidupannya sampai usianya yang sekarang sudah merupakan satu anugerah yang dia syukuri. Dia ingin melakukan sesuatu untuk kedua orangtuanya, membahagiakan masa tua mereka, sebagai balasan kebahagiaan yang mereka berikan padanya. Selain itu dalam lubuk hati kecilnya yang terdalam, dia masih berharap bisa bertemu dengan seseorang yang sangat dia rindukan.

Apa yang di lihat Lucy membuat dia terkejut dan menoleh pada Val yang membiarkannya larut dalam lamunannya.

"Kita makan di sini?" tanya Lucy bersamaan dengan Val menghentikan mobilnya di sebuah restoran Jepang yang Lucy tahu, tidak mudah untuk bisa langsung masuk dan makan di sana, harus melakukan pemesanan tempat dan tentu saja bukan resto yang murah.

"Aku hanya berpikir jika kita perlu ruang untuk melanjutkan dan memperjelas pembicaraan kita semalam. Aku juga yakin, kamu tidak ingin ada yang melihat kita berdua di pusat perbelanjaan, makan berdua di salah satu tempat di sana."

Apa yang dikatakan Val memang masuk akal, mungkin sekarang waktunya dia memberi penjelasan pada Val sekaligus jawaban, supaya tidak terlalu berlarut-larut dan di kantor dia juga bisa bekerja dengan tenang.

***

"Wakame salad." Hanya itu yang dipesan oleh Lucy membuat Val mengambil alih untuk memesan.

Lucy mendengarkan apa saja yang dipesan oleh Val, merasa aneh atau lebih tepatnya merasa Val sangat memahami dirinya, kesukaannya dan ketidaksukaannya.

"Ada apa?"

Lucy kembali menggeleng, Val menunggu pelayan yang menerima order mereka menutup pintu geser ruangan mereka sebelum berkata, "Jika apa yang kukatakan semalam telah membuatmu berubah menjadi seperti ini, aku menyesalinya."

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang