Part 18

2.7K 388 45
                                    

"Menurutmu? Apakah aku terlihat bercanda?" Val berdiri dihadapan Lucy yang duduk di tempat tidur, tatapan Val membuat Lucy teringat dengan tatapan seseorang yang selalu diingatnya dan ketika ingatan itu hadir dalam benaknya, Lucy langsung memutus tatapan mereka dengan menolehkan kepalanya.

Val menyadari perubahan tatapan dan sikap Lucy, ada rasa bahagia sekaligus sedih ketika melihat kilat kerinduan dan kesedihan yang menjadi satu dalam tatapan Lucy ketika tatapan mereka saling bertemu.

"Mengingat seseorang yang berarti dalam hidupmu?" Pertanyaan Val membuat Lucy menoleh.

"Kelihatannya tebakanku benar. Apakah dia seseorang yang sangat berarti untukmu sampai kamu tidak bisa melupakannya?"

Lucy menarik napas panjang, "Apakah bapak bisa berhenti mengerjaiku dan ikut campur dalam urusan pribadiku?"

"Tidak."

"Mengapa?"

"Alasan tetap sama, saya ingin menjadikanmu kekasihku, tunanganku dan istriku."

Jika sebelumnya Lucy menanggapi dengan bercanda dan sama sekali tidak serius, kali ini melihat keseriusan atasannya itu, dia juga ikut menjadi serius.

"Bagaimana bapak bisa memiliki pemikiran itu?"

"Mengapa aku tidak boleh memiliki pemikiran itu, jika aku dengan jujur mengakui jika aku telah jatuh cinta padamu?"

Lucy diam, Val kembali melanjutkan, "Aku tidak membutuhkan jawabanmu saat ini, tapi aku ingin kamu memberiku kesempatan untuk bisa membuatmu yakin jika aku benar-benar serius dan kamu menerimaku."

"Apakah bapak tahu alasan saya ada di rumah sakit?"

"Asianotik, kamu ada di sini untuk pemeriksaan rutin."

"Bagaimana bapak bisa mengetahuinya?"

"Sudah kukatakan, aku serius dengan perkataanku. Aku ingin melihatmu, mengetahui apa yang sedang kamu kerjakan, pikirkan, karena aku menyadari jika aku menyukaimu."

"Apakah bapak tahu penyakit apa itu?"

"Ya, dan dari yang kulihat dan kudengar tadi, itu bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan aku yakin kamu kemari untuk memastikan kondisimu yang artinya kamu tidak ingin penyakit itu akan membuatmu pergi dari orang-orang yang kamu sayangi."

Lucy menggigit bibir bawahnya, sekarang dia sadar jika pria yang berdiri di hadapannya tidak bercanda dengan perkataannya.

"Jangan memberikan jawaban apapun saat ini, pikirkan dan buka dirimu untuk memahami dan mengenalku." Val meletakkan tangannya di puncak kepala Lucy, menepuk pelan sambil berkata, "Istirahatlah, besok aku akan datang untuk menjemputmu setelah kamu selesai melakukan pemeriksaan."

Val keluar dari kamar Lucy dengan tersenyum, sedangkan Lucy masih tertegun dengan tindakan Val.

***

"Kembalilah ke kamarmu."

"Aku sudah bilang, aku akan menemanimu belajar sampai selesai dan kamu belum selesai."

"Tapi kamu sudah mengantuk."

Anak perempuan kecil itu menguap, kelihatannya dia benar-benar tidak bisa menahan kantuknya.

Anak laki-laki itu meletakkan tangannya di atas kepala anak perempuan itu sambil menepuk pelan, "Tidurlah, istirahatlah besok pagi aku akan menunggumu waktu sarapan."

Lucy terbangun, dia masih berada di rumah sakit dan kamarnya yang remang-remang menandakan di luar masih gelap. Memimpikan masa-masa dia merasa bahagia di panti asuhan sering dia alami, tetapi mimpi malam ini mengingatkannya pada hal yang dilakukan atasannya padanya tadi sebelum dia pergi.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang