Part 9

2.6K 369 79
                                    

Lucy melihat jam tangannya, masih cukup waktu untuk dia pergi ke kantor. Saat menunggu untuk turun dia baru menyadari sesuatu, tadi dia bercakap-cakap dengan atasannya, jika Helen mendengar ceritanya pasti langsung beteriak. Lucy sebenarnya merasa heran karena tenyata vampire menyukai bunga yang sama, tapi ketika mendengar dia mengatakan jika karena seseorang yang sangat berarti, dia menyukai bunga itu, Lucy yakin jika seseorang itu berjenis kelamin perempuan. Jika berita ini dia sampaikan pada yang lain maka dipastikan beberapa hari kedepan hidupnya tidak tenang karena semua penasaran dan mencarinya untuk memastikan. Jadi kesimpulan akhir Lucy putuskan adalah tidak ada yang boleh mengetahui jika dia satu penerbangan dan duduk bersama vampire yang selalu menjadi topik pembicaraan group.

Lucy tekejut ketika mengantri pemesanan taksi bandara, pundaknya di tepuk. Lucy menoleh dan tersenyum, "Pak Gatot? Sedang menjemput tamu?" Pak Gatot adalah supir hotel, Lucy sering menyapanya jika mereka bertemu.

"Ya, mau ikut?" kata pak Gatot.

"Hush, bagaimana jika tamunya komplain dan melapor? Saya naik taksi saja."

"Tamunya beberapa orang yang bukan dalam satu rombongan, jadi mereka paling berpikir jika neng Lucy adalah salah satu tamu."

"Saya tidak ingin menyusahkan bapak, lagian ini perjalanan pribadi dan jika sampai ada yang tahu, mereka akan mengatakan hal-hal buruk. Lebih baik bapak segera pergi mencari tamu bapak, saya naik taksi akan lebih cepat dan tentu saja supaya tidak terlambat masuk."

Gatot menarik napas panjang, dia senang dengan sikap ramah Lucy, bukan hanya ramah tapi juga pengertian, "Baiklah. hati-hati neng."

Lucy mengangguk, dan berbalik untuk memesan taksi.

Lucy tidak menyadari jika seseorang mendengar pembicaraan mereka dari balik tiang yang ada di dekat loket taksi. Val tidak berniat menguntit, tapi dia berpikir untuk menawarkan tumpangan, dia yakin ID card yang dilihatnya adalah milik H Group, tapi sebelum dia melakukan hal itu seorang pria paruh baya menyapa wanita yang sedang diamatinya, secara otomatis dia berbalik dan berlindung di belakang tiang.

"Lucy." Val mengulang nama itu, nama yang dia dengar ketika pria paruh baya yang bernama Gatot itu menyapa wanita yang tadi duduk di sampingnya. Val tersenyum, kelihatannya dia tidak salah menebak, wanita itu memang bekerja di H Group, dan dia sudah mengetahui namanya, jadi tidak sulit untuknya untuk mencari informasi tentang wanita itu dan tentu saja memastikan apa yang ada dalam benaknya memang benar.

Lee sudah menunggu Val di depan pintu keluar, mengambil alih koper kabin yang dibawa oleh Val, sebelum melangkah bersama menuju mobil yang terparkir di area khusus. Val tidak melihat keberadaan wanita yang bernama Lucy, mungkin dia sudah pergi lebih dulu mengingat dia mengejar jam masuk kerjanya.

"Anda terlihat senang." kata Lee ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

Val menoleh, melihat Lee dari kaca spion.

"Baru kali ini saya melihat anda tidak langsung memeriksa laporan dan menyibukkan diri saat duduk di mobil." Kata Lee sambil tersenyum, dia merasa atasannya berubah dan tebakannya adalah keberangkatan ke Surabaya kali ini telah memberi hasil.

"Kelihatannya kamu menikmati akhir pekanmu dengan baik." kata Val membuat Lee langsung memasang wajah serius.

"Maaf."

"Minta maafnya nanti saja, setelah pekerjaan minggu ini selesai."

Lee sangat menyesal telah bertanya, bertahun-tahun bersama Val, tentu saja dia paham arti kata 'setelah pekerjaan minggu ini selesai'. Kalimat yang memiliki arti, jika jangan harap pekerjaan minggu ini bisa membuatnya beristirahat.

Val tertawa dalam hati melihat wajah Lee yang serius, dia hanya mengerjai asistennya itu, dan seharusnya asistennya tahu jika pekerjaan minggu ini memang cukup padat dan akan membuatnya sibuk, jadi yang dia katakan tadi bukan ancaman tapi kenyataan.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang