Part 20

3K 364 16
                                    

"Jauhi pria yang bernama Teguh Utama." Kata Val sambil menggandeng tangan Lucy, berjalan menuju mobilnya.

"Mengapa?" tanya Lucy.

"Jangan lupa kamu sekarang sudah tidak memerlukan perjodohan atau kencan buta lagi karena statusmu sekarang sudah memiliki calon suami potensial."

"Calon suami potensial? Siapa?"

Val berhenti tiba-tiba, otomatis Lucy terhentak kebelakang dan menubruk dadanya.

"Aduh! Mengapa kamu sering sekali berhenti tiba-tiba?"

"Makanya kalau jalan jangan melamun."

"Aku tidak melamun. Mengapa berhenti?"

"Jelaskan apa maksud pertanyaanmu tadi?"

"Yang mana?"

"Calon suami potensial? Siapa?"

"Ada apa dengan pertanyaan itu?"

"Ok, nanti malam aku akan minta grandpa untuk kembali. Besok pagi kita pergi ke Malang untuk melamarmu, supaya kamu tidak perlu lagi bertanya."

Mata Lucy langsung membesar, tetapi dengan cepat dia menguasai keadaan dan berkata, "Semoga tidak terlambat, kudengar keluarga pria yang namanya tadi kamu sebutkan sudah menemui tanteku dan mungkin hari ini sudah pergi melamar pada papi dan mamiku."

"Baiklah, aku akan menelepon orangtuamu sekarang untuk melamarmu. Bagaimana?"

Lucy tertawa, "Serius amat pak."

"Usil sekali." Val diam sejenak menikmati senyum dan tawa Lucy, "Senang melihatmu tertawa seperti ini." Val kembali menarik tangan Lucy untuk melanjutkan langkah mereka.

"Apakah yang kamu katakan itu benar?" tanya Val.

"Yang mana?"

"Dia atau orangtuanya datang melamarmu?"

"Terakhir kali dia mengatakan hal itu, walau aku sudah menolaknya tapi kurasa dia memiliki kelainan pada otaknya, jadi mungkin penolakanku hanya dipikir  sebagai ketertarikanku padanya."

"Aku sudah menyelidikinya, dia berganti-ganti pasangan seperti berganti-ganti baju, menikmati pergaulan bebas dan penghasilan yang di dapatnya dari permainan saham yang tidak akan menjanjikan masa depan yang bagus."

"Sedang mempromosikan dirimu?"

"Bukan promosi tapi untuk mengingatkanmu, hanya ada satu pria yang telah menunggumu selama 18 tahun untuk menagih janjimu."

"Terlalu banyak janji yang kubuat, aku sudah lupa?"

"Perlu aku ingatkan?"

Lucy menoleh pada Val yang juga sedang menoleh padanya, Val tersenyum mendekatkan dirinya pada Lucy tanpa melepaskan tatapan mereka, membuat Lucy bisa merasakan napas pria itu di wajahnya. Tanpa sadar dia memejamkan matanya, tetapi apa yang terjadi kemudian membuat wajahnya memerah, Val bukan ingin menciumnya tapi memasangkan sabuk pengaman untuknya dan Lucy langsung menyadari jika Val sedang balas mengerjainya.

***

Val masih tersenyum, senang dengan reaksi Lucy tentunya tetapi dia juga tahu wanita yang duduk di sampingnya sedang kesal padanya. Jika mengikuti pikirannya, tentu saja dia akan langsung mencium Lucy, tetapi dia ingin memberikan ciuman pertamanya tapi tidak sekarang walaupun sikap Lucy tidak menolaknya.

"Dari awal aku mengetahui siapa dirimu, aku ingin bertanya mengapa jika kamu lembur, kamu pulang dengan taksi online?" Val memulai kembali pembicaraan mereka, mengalihkan kejadian yang membuat Lucy kesal padanya.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang