Part 3

3.3K 383 53
                                    

"Ayo pulang." Ajakan pulang dari sahabat dan juga teman seapartementnya membuat Lucia mengangkat kepalanya dari berkas yang sedang dia masukkan dalam computer.

"Bosmu membuat aku harus lembur malam ini, pulanglah lebih dulu."

"Apa hubungan dengan bosku?"

"Bosmu mengajak rapat bosku selama lebih dari dua jam, setelah itu bosku kembali dan memberiku tugas yang harus ada di atas mejanya besok pagi untuk dia periksa dan diserahkan pada bosmu sebelum jam sepuluh."

Helen tertawa, "Semua manager panik dan kuatir dengan kehadiran pewaris di hotel ini, wajar jika mereka ingin memberi dan tampil menjadi yang terbaik. Sekarang di mana bosmu?"

Lucy mengangguk, "Begitulah. Bosku malam ini ada pertemuan keluarga dan pulang lebih awal untuk menjemput istrinya."

"Tragis sekali nasibmu."

"Pulanglah, bawa mobilku. Panaskan makanan yang ada di kulkas sendiri."

"Yakin? Kamu akan naik ojek online?'

"Yakin. Aku akan mencari nunutan, siapa tahu ada tamu tampan yang mau mengantarkanku."

"Yang ada kamu ditawar om-om untuk di bawa ke kamarnya."

Lucy dan Helen tertawa bersama, "Sudahlah, semakin lama kamu di sini maka semakin lama juga aku bisa pulang."

"Baiklah, aku pulang dulu. Terima kasih mobilnya." Helen berbalik setelah mengambil kunci mobil yang diberikan oleh Lucy.

Lucia Permana, 24 tahun. Putri dari pasangan Dina dan Hendra Permana berasal dari kota Malang. 2 tahun yang lalu dia lulus dari sekolah perhotelan di kotanya dan mengikuti seleksi penerimaan lowongan kerja dari  H group yang memiliki jaringan perhotelan dengan salah satu syaratnya, harus bersedia di tempatkan di kota manapun.

Kedua orangtuanya membiarkan putri mereka mengambil keputusan sendiri, mereka percaya putri mereka sudah cukup dewasa untuk memutuskan sendiri, apa yang dia inginkan dan mereka sebagai orangtua hanya bisa memberi dukungan.

Dia di terima dan di tempatkan di Jakarta, satu setengah tahun pertama dia menyewa kost satu kamar dekat dengan tempat kerjanya, sampai dia menduduki jabatan sebagai seorang asisten manager dan karena dia dari luar kota, dia mendapat tambahan tunjangan tempat tinggal yang dipergunakannya untuk menyewa sebuah apartement dua kamar sederhana yang cukup nyaman.

Orangtuanya yang mengetahui tempat tinggalnya agak jauh dari tempat kerjanya, akhirnya mengijinkan dia membawa mobil kecil miliknya yang ada di Malang dan dibeli dari hasil tabungannya ke Jakarta.

Enam bulan dia menduduki jabatan barunya, dia menyukai pekerjaannya sekarang dan dia juga menyukai atasannya yang menyayangi keluarganya dan memperlakukan mereka dengan baik, oleh karena itu walau di mulut dia mengomel karena harus lembur, pada dasarnya dia melakukannya dengan senang hati, apalagi jika lembur karena benar-benar ada pekerjaan yang harus diselesaikan, maka dia bisa mendapat tambahan uang lembur.

Helen adalah sahabatnya sejak hari pertama dia bekerja, berasal dari kota Bandung. Mereka bertemu di kantor dan menjadi teman, 3 bulan yang lalu Helen bercerai dengan suaminya, suaminya memutuskan menikahi putri atasannya. Karena tidak memiliki tempat tinggal sejak rumah sewaan yang ditempatinya tidak lagi dibayarkan uang sewanya oleh suaminya, Lucy menawarkan Helen untuk tinggal bersamanya.

Lucy melihat jam di layar komputernya, "Astaga jam 8 lewat, pantas saja aku lapar." Kata Lucy pada dirinya sendiri. Pekerjaannya masih kurang sedikit lagi, tapi perut lapar membuat konsentrasinya menurun jadi lebih baik sekarang dia pergi mencari makan.

Salah satu keuntungan bekerja di divisinya adalah bisa mengenal orang-orang bagian dapur dan tentu saja bisa keluar masuk dapur hotel. Mengingat waktu sudah malam dan lebih cepat untuknya turun mencari makan di dapur daripada memesan, maka Lucy memutuskan untuk melemaskan otot leher dan pinggangnya dan bersiap turun ke dapur hotel.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang