🔹05🔹
Queen of Death.
.
.Rabu, 1.50 dini hari.
Dini hari, malem atau tengah malem?
Yaa pokonya itu lah yaa, xixixi.
Sepasang kaki jenjang melangkah anggun membawa tubuhnya membelah keramaian di dalam salah satu gedung bertingkat.
Dress hitam selutut dengan lengan terekspos menampakan bahu mulusnya. Rambut menguntai berbentuk kepang dua dan ditutup topi hitam sailor cap khas nya, membuat leher putih itu terlihat jelas. Ditambah lagi balutan sepatu boot warna serupa melekat sebagai alas kaki.
Netra tajam selalu menjadi penunggu wajah dingin gadis itu. Penampilannya terbilang simpel untuk berbaur dalam sebuah acara yang sedang berlangsung saat ini. Tapi tak urung mengundang berbagai godaan pria gila di sekelilingnya, walaupun wajah tak terlihat penuh karena tertutup topeng hitam.
Tanpa terganggu dengan jajaran iklan para jantan, ia terus melewati banyak manusia itu yang terlena akan nikmat sesat dunia.
Ia tak sendiri. Orang-orang berpakaian serba hitam—tapi kali ini tidak formal karna mengikuti tema acara—mereka membersamai gadis kepang dua tadi dalam posisi menyebar.
Tujuan mereka bukanlah di lantai dua. Memang, sama sama berkategori pesta, tapi konsepnya berbeda dari yang baru saja mereka lewati.
Sepasang daun pintu telah berada tepat di hadapan mereka. Gadis tadi memberi kode berupa lirikan agar mereka mulai masuk ke dalam sana.
BRAKK!!
Atensi seluruh penghuni di dalam salah satu ruangan luas gedung itu, seketika beralih ke arah pintu.
Beberapa orang yang tersebar disana sebagai penjaga tampak bersiaga dengan langsung mengacungkan senjata api, tapi tidak menarik pelatuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN-ZA
Teen Fiction"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang. "LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...