🔹54🔹Mohon

92 5 5
                                    

🔹54🔹
Mohon

🔹54🔹Mohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


"Dimana Tuan Gentala sekarang?"

"Aku tidak tau. Setelah dia menitipkan informasi ini, dia memintaku pergi dengan pilihan tujuan Belanda atau Turki."

Xander menebak; "Di Belanda, ada Haidar. Di Turki, siapa?"

"Ya jelas kamu lah. Siapa lagi? Kamu kira Gentala jauh dari Ara, dia tidak memantau putrinya??" Sambung Erzhan mantap.

Artinya, Gentala tahu kehadiran Xander dalam kehidupan Ara.

Jika melupakan masalah Gentala, Xander sudah salting karena ia sebegitu diperhatikan oleh Gentala, dan Gentala percaya padanya. Padahal Gentala tidak mengenalnya. Xander juga bukan siapa siapa bagi Gentala, alias orang asing.

Tapi lupakan. Kembali ke alur permasalahan Gentala.

Beralih ke Ara. Kenyataan yang berlawanan dari yang selama ini ia tahu, tiap kalimat demi kalimat percakapan Erzhan dengan Xander membuatnya hancur perlahan. Akibat emosinya, Ara tak sadar meremat gelas yang ia pegang terlalu kencang sampai pecah.

Xander menghentikan rekaman. Segera ia singkirkan pecahan gelas. Lalu ia bersihkan tangan Ara dari tumpahan air minum bercampur sedikit darah karena goresan pecahan gelas.

Setelahnya, ia mendekap tubuh Ara, turut menopang kesedihan dari isak tangis yang lirih terdengar. Ia tahu, ini tak bisa membantu mengurangi keterpurukan Ara. Tapi setidaknya, Xander ada bersama Ara.

Itu sebabnya Xander menunda menyampaikan informasi yang ia dapat di Turki. Ia ikut hancur melihat Ara terpuruk. Saat mendengar ungkapan Erzhan, Xander saja merasa bersalah. Apalagi Ara?

Satu kata yang menyelimuti Ara. Menyesal. Ternyata, ini jawaban surat Freya, ini alasan kenapa bundanya meminta mencari Gentala, bahkan sang bunda jadikan permintaan terakhir.

"Maaf.." Lirih Xander. Kalau saja ia bisa menunda penyampaian informasinya, Ara tidak akan seperti ini. Meski situasi ini pasti terjadi, setidaknya waktu tenang Ara lebih lama. Makanya Xander enggan mengganggu Ara dengan Keenan, makanya tadi sore Xander biarkan kenyamanan Ara bersama Keenan.

Ara melepas rengkuhan Xander. Ia ingin menuntaskan rekaman itu. Meski tidak lagi dalam kondisi baik, Ara harus dengarkan sampai beres.

"Lanjutin Ka."

"Engga." Tolak Xander. Ia sangat keberatan jika Ara terluka lebih lagi.

"Aka."

Ara menatap Xander. Sorot mata sesak, sedu dan getir jadi satu, namun berusaha Ara tutup dengan permintaan tegasnya. Dan berkahir, Xander lanjutkan rekaman.

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang