🔹04🔹 Kuman dan Rencana

1.2K 67 1
                                    

🔹04🔹
Kuman dan Rencana
.
.
.

Pukul 2.00 siang.

Lantaran urusan pemberkasan yang belum tuntas, siang ini kedatangan Ara ke Gemstone belum untuk memulai latihan.

Gemstone terpantau sepi karena para murid masih fokus dalam jam pelajarannya di kelas masing masing. Berbeda dengan waktu pulang sekolah Ara yang lebih awal satu jam.

Beberapa dokumen yang sekarang juga harus digandakan membuatnya berdecak kecil dan menghela napas. Koperasi sekolah ini tutup. Ara terpaksa harus keluar lagi.

Saat fokus menelisik area sekolah ini, tiba-tiba dari arah kanan ada seseorang yang menyapanya riang gembira ditambah rangkulan pada pundak Ara.

"Hallo Queen!" Cengirnya lebar khas satu cowok ini.

Ara tidak terganggu dengan rangkulan tangan Gibran. Tapi ia langsung melemparkan delikan tajam pada cowok itu. Hanya sekilas, lalu pandangannya kembali ke depan dengan wajah yang juga kembali biasa, dingin.

"Shut up." Tegur Ara karena panggilan 'Queen' barusan.

"Kalem atuh, paling setan doang yang denger." Goda Malik membuat makhluk tak kasat mata yang mereka lewati tersindir.

"Ya kalian baru ja nembus badanku. Aku ni setan lemari, bukan setan bonge!" Misuh setan itu ketus. Ia yang sedang bersila sambil melamun di tengah jalan tiba-tiba mendapat terjangan dua manusia.

Ara menghela napas sabar. "Tapi mata lambe turah pasti dimana mana, Malik."

"Gapapa lah. Yang penting suara gua ga nyampe selain ke telinga lo." Suaranya makin lirih bahkan berbisik tepat di dekat telinga Ara. Kalau ada yang lihat pasti akan mengira Gibran tengah mencium Ara.

Ara melepas tautan tangan Gibran untuk sedikit membuat jarak. "Deket deket lagi gue tugasin lo jaga tetangganya Choco." Geram Ara. Tetangganya Choco adalah sekawanan anjing. Dan Malik takut anjing. Fyi, Choco itu peliharaan Ara. Nanti ada sesi kenalan dengan mereka.

Gibran malah terkekeh puas tapi tak ayal tidak berani lagi menempeli Ara. "Mo kemana? Kolam renang kan di sana." Menunjuk arah kiri di belakang mereka yang baru saja dilewati.

"Fotokopi."

"Ohiyah, koperasi tutup ya? Mohon maap ratu, lagi pada siibok. Jadi ndak ada yang jaga. Tuh liat sekolah, sepi kek kuburan keramat."

Ara membenarkan itu, tapi tidak ia diucapkan.

"Yawdah. Gudlack, Putri!" Katanya menyebut nama tengah Ara sebelum mengakhiri kebersamaan singkat mereka.

🔹🔐🔹

🔹🔐🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang