🔹39🔹
Rescue
.
.
.Music Room Gemstone,
2.50 siang.Waktu Xander harus tiba di tempat Ara dengan membawa serta Gavi ialah maksimal 14 menit. Kenapa? Karena itu waktu paling lama Ara bertahan tanpa pertolongan apapun. Lewat dari itu, Ara bisa jadi tidak sadarkan diri dan akan sangat fatal akibatnya. Fyi, ini sudah berjalan di menit ke 4.
"Lo bisa penanganan pertama luka sajam?"
"Ya, kalo suara gua kaya sihir Rapunzel." Ucap Gavi datar.
"Tanpa alat?" Tanya Xander lagi dan mengabaikan jawaban asal Gavi.
"Kalo ribet berarti BPJS nya nunggak." Sahut cowok itu tetap fokus menyetel sebuah gitar listrik.
Harusnya itu jelas guyonan jenaka meski penuturan Gavi pun ketus dan tidak ada pedulinya. Tapi sama sekali tidak lucu untuk situasi Xander sekarang.
"Gavian. Kita bukan musuh dan gapernah musuhan."
"Gua pegang gitar, bukan nyawa manusia. Tapi selain takdir, keselamatan orang gimana situasi kondisi. Letak luka, jenis benda, separah apa, sampai ketahanan tubuh. Dan waktu. Mungkin itu kalau bahas obrolan lo barusan." Tuturnya tidak mau ribet. Ia ingin Xander segera pergi.
"Ikut gua."
Alurnya sih, Gavi langsung berdiri dan ikuti Xander. Tapi anak itu sama sekali tak minat menggubris.
"Gua ga bakal bahas omong kosong. Lo tau itu." Xander mulai geram.
"Karena ngejebak gua itu hal penting buat lo. Gitu??" Tanyanya mendongak bersama tatapan permusuhan.
"Bukan. Ini penting karena amanat. Gua diminta bawa lo buat nyelametin nyawa manusia."
"Hubungin pihak medis. Rumah sakit belum kadaluwarsa."
🔹🔐🔹
Sedangkan di koridor ruang musik, dua lelaki berjalan sejajar. Keenan baru saja meninggalkan Gavi akibat ulah Malik yang memiting kepalanya paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN-ZA
Teen Fiction"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang. "LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...