🔹48🔹Typink

177 15 15
                                    

🔹48🔹
Typink

.
.
.


11.15 malam.
Markas utama Zheodrix

Sebilah belati baru saja menyambar melewati wajahnya yang kemudian tertancap di batang pohon mangga. Detak jantung Yudi sesaat berhenti akibat benda itu yang permisi dengan jarak hanya satu senti di depan matanya.

Yudi berbalik cepat dengan kuda kuda sigap terpasang was-was.

Namun melihat penampakan apa yang tersaji, kedua tangannya refleks terangkat menutupi muka. Tubuhnya tersentak kaku lalu diikuti gumaman kesal.

"Astaga setan setan setan...!" Umpatnya menunduk menutup mata erat erat. Penampakan di hadapannya lebih horor daripada apapun yang pernah ia lihat.

Namun nyatanya itu bukan setan, melainkan Ara yang baru saja melipir dari tengah kolam dan kini duduk di tepian.

"Mbah sini dong!" Seru Ara memanggil seraya menuang botol sampanye untuk isi ulang gelasnya.

"Astaghfirullah ratu sadar! Ntar gua yang diamuk Harimau Belanda!" Yudi panik bercampur takut. Kedua tangannya masih kokoh menutupi wajah. Harimau Belanda yang dimaksud tidak lain ialah Haidar.

"Apa sih?" Heran Ara dengan kerut kening dalam sambil memegang gelas yang airnya baru saja diteguk.

Bukan tanpa alasan Yudi takut, melainkan karena;

"Lo naked kan??"

Ara refleks menoleh terkejut.
"Waras lo Yud! Mata batin kebuka, mata kepala lo gadein hah?!" Sentaknya kesal dibumbui sedikit murka.

Yudi seketika langsung kiceup telak. Ia coba buka sela jarinya untuk mengintip. Lalu ia lihat Ara tengah duduk di tepi kolam dan mengenakan swimdress hitam yang jauh dari kata vulgar.

 Lalu ia lihat Ara tengah duduk di tepi kolam dan mengenakan swimdress hitam yang jauh dari kata vulgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, Ara sedang latihan air. Ia menyukai olahraga renang bukan sekedar untuk kejuaraan atau prestasi, tapi juga sebagai relaksasi yang termasuk terapi air untuk kesehatan tubuh. Jadi setelah sejenak olahraga alias latihan untuk olimpiade, Ara juga sekaligus menenangkan diri di penghujung harinya.

"Hehe, sori.. Kepala gua barusan hampir lo gadein sih ke Pencipta. Ntar gua gapunya kepala gimana?" Cengiran kikuk Yudi ia pamerkan sambil berjalan mendekati Ara.

"Lo mati ya tinggal jadi penunggu sini. Atau mau di sel? Pilih aja deh, bebas buat lo." Jawab Ara teramat santai. Belatinya barusan hanya sapaan kecil, dan itu hal biasa. Tapi tentu ia tak akan melukai pemudanya yang sangat berarti untuk Ara.

Namun dari sisi Yudi, ia sepanik itu karena ini markas 1. Sesuai yang kita ketahui bahwa Ara memiliki kuasa penuh di markas utama. Isi, arsitektur, sampai mau Ara melakukan apapun, ya suka suka Ara. Namun tentunya Ara tak semena mena dengan berbuat seenaknya. Otak Yudi saja yang travel offside terlalu jauh.

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang