🔹11🔹Drama Jum'atan

689 31 8
                                    


🔹11🔹
Drama Jum'atan

.
.
.


Masih di latar tempat yang sama.

Hanya saja, 4 inti Zheodrix pindah ke taman halaman depan rumah. Ceritanya sih karena ada tamu yang... enggak istimewa.

"Ara dibayar berapa?" Tanya Gavi tiba-tiba disaat yang lain lagi anteng anteng aja.

"Mana ada?? Kita kali, yang dapet cuan!!" Celetuk Ojan tanpa rem.

Plak.

Ojan menoleh kala mendapat timpukan bantal kecil, itu lemparan Malik.

"Kartu kuning!" Tegur Malik lirih bersama delikan peringatan. "Lama-lama gua gembok mulut lo!" Lanjutnya melotot garang.

Merasa keceplosan, Ojan mengatupkan bibir rapat-rapat. Nyatanya, ya itu hal privasi mereka. Beruntung Gavi tidak curiga.

"Dibayar apaan? Disini semua sukarela." Ralat Ojan meluruskan.

"Pantes betah. Gue kira dibayar jadi pembantu, ternyata sukarela ya digilirnya."

Eral langsung berdiri mencengkeram kuat kerah baju Gavi. Emosi cowok itu paling mudah terpancing, apalagi ini menyangkut Ara.

"Jaga omongan lo!!" Geramnya rendah tidak terima. Dan Gavi merasa berhasil membuat api yang bersangkutan gadis itu, maka sikapnya santai saja, cuman angkat tangan, tidak berniat melawan.

"Weyy, kalem boskuh!" Malik sigap menahan Eral. Memang, entengnya Gavi bicara dan merupakan ucapan yang tidak pantas, itu sudah kelewat batas apalagi mengingat ia disini sebagai tamu.

Mereka kembali duduk tenang termasuk Gavi. Tapi lelaki itu tak lagi bebas dari pantauan Eral.

"Pacaran ko mau bagi bagi." Lagi. Gavi seakan tidak takut kalau dirinya sedang jadi daging lezat di kandang maung. Untungnya Malik setia disisi Eral, menahan emosi ketuanya itu.

1 detik

3 detik

5 detik

"Pfftt, BWAHAHAHAHAHAA!!!"

Gelak tawa Ojan menghanguskan keheningan. Ia sampai sujud dan guling guling di rerumputan.

"Apa tadi Gap? Pacaran? Ara, sama Eral?" Ia menunjuk dua orang yang berbeda. "Beda tiang, sayang!" Ia lanjut ketawa lagi.

"Gua gabisa berenti ketawa woy! Tolong ruqayah lah anjirr!!"

"Astagfirullah!! Panggil Mbak Rara hehh! Saha ieuh?!! Allahumma bariklana!!" Heboh Malik panik menutupi muka Ojan dengan satu telapak tangannya.

"Eta doana salah ai sia!! Aing lain ayam KFC!!" Garang Ojan

"Ih atuh maap, kan caritana panik aya jurig..!"

"Sia nu setan!" Ojan hampir gagal cosplay karena tawanya hampir menyembur. "Aing si manis dari jembatan layang! Huihihihihi...!" Ia menghayati dengan posisinya seperti maung dan disusul gelak tawa pecah.

"Weh, cocok Jan jadi penunggu Pasopati!!" Malik ikut tergelak.

Sedangkan Gavi, tidak ada setitikpun rasa malu atau awkard. Ia puas akan Eral yang panas.

Cuman satu orang inti yang dari tadi adem ayem. Xander dengan vapenya hanya sesekali tertawa kecil, tidak ada niat ikut campur. Ia dalam mode kalem anteng.

"Lo rival Ara Gav. Udah untung Ara bolehin lo nginjek kaki disini." Nah, itu suara si kalem.

Ketenangan Gavi buyar, seketika netranya berubah tajam pada Xander. "Emang Ara siapa hah? Ratu??"

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang