Zheodrix bisa mendengar jelas ucapan Ara. Tapi perkataan itu berdengung hebat dalam kepala mereka dan memunculkan sebuah keraguan getir. Mereka.. tidak yakin bisa pulang atau sekedar menghirup udara hari esok.
Tempat mereka kini memang begitu nyaman, tapi tidak dengan suasananya. Tubuh menegang, keringat dingin, dan jantung berdetak lebih cepat. Tapi bukan cinta.
Dengan kewarasan yang sebagian menguap direnggut ancaman, dibawah tekanan itu mereka mencoba mengamati Queen-nya, mencari titik keputusan dari sumber gelagat Ara.
Tapi nyatanya terlalu sulit menebak jalan pikiran Queen mereka. Bahkan jika dalam situasi normalpun belum tentu mereka bisa mengira dengan tepat pikiran gadis itu.
Mereka boleh akrab dengan Ara. Tapi satu hal yang tidak bisa dilupakan; fakta bahwa gadis itu adalah QueenZa, sosok kejam dan tak punya belas kasih.
Queen tidak membutuhkan nada tinggi sebagai gambaran bahwa ia marah atau kecewa pada lawan bicaranya.
Tatapan tajam, berani, dingin, serta gaya bicara selalu tenang tapi tegas dengan kata-kata pedas. Itu sudah cukup membuat Zheodrix bungkam. Belum lagi karismanya. Ia berwibawa, ditambah aura gelap QueenZa yang begitu kuat.
Dan sialnya, paras Queen mereka itu tidak manusiawi. Dewi dan iblis seakan menyatu dalam sosok QueenZa.
Dulu selama masa pelatihan Zheodrix, Ara juga ikut bergabung dengan mereka, sekaligus menunjukan diri bahwa ialah pendiri Zheodrix. Disitulah mereka tau jati diri Ara sebagai QueenZa. Brutal, sadis, kejam, dan berbagai sisi gelap lainnya.
Maka itu mereka segan pada Ara. Jika mereka melakukan perlawanan maka sama saja menyetor nyawa. Ingat? Di belakang Ara ada SA-Chevalier, Mr. Shaka, dan nama Dareen beserta para petinggi negara lainnya yang bersangkutan.
Dan bukan hal sulit untuk Ara meratakan orang sebanyak ini meski mereka juga terlatih. Pelatihannya berkali lipat lebih dari itu. Jika berbicara bela diri, yang jelas, pastinya bukan hanya satu sumber atau satu jenis saja yang ia kuasai.
"Aku ingatkan. Dalam konteks ini, tidak ada alasan pencarian lebih jika kalian menghilang dari muka bumi." Imbuh Ara setelah sekian menit keheningan.
Sekali lagi, mereka adalah orang-orang pilihan. Itu bukan semata kata kiasan. Anggota Zheodrix merupakan hasil pilihan, bukan mencalonkan. Jika mengajukan diri pun harus melewati tahap pendataan dengan syarat tertentu yang tidak sederhana.
Dan ucapan Ara barusan adalah salah satu makna Zheodrix itu pilihan. Kebanyakan mereka hidup sendiri dan tidak punya keluarga. Jika ada pun, keluarga mereka terbawa dalam beberapa ketentuan perjanjian.
Jika dulu mereka berubah pikiran, maka diperkenankan berhenti atau tidak melanjutkan perjalanan menjadi anggota. Itu tidak masalah, mereka hanya akan dihilangkan ingatannya terkait SA-Chevalier, Zheodrix, serta informasi penting yang dibuka. Dan baiknya, mereka akan mendapat bonus dengan tidak kehilangan kemampuan yang diperoleh selama pelatihan.
Meski berat, keberadaan mereka disini bukan sebuah keterpaksaan dengan seribu satu alasan apapun itu. Mereka bertahan karena dua perihal, yaitu setia dan cinta. Dua kata perwujudan keloyalan mereka dalam mengabdi pada negara.
"Ada yang ingin bicara?"
Masih sunyi. Untungnya Ara punya cukup banyak kesabaran dan menguasai bagaimana menangani mereka.
"Baik. Aku lanjutkan. Aku ingin sedikit mengulas dulu. Kalian ingat untuk apa Zheodrix aku dirikan?"
"Ya, Queen." Jawab mereka serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN-ZA
Teen Fiction"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang. "LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...