🔹48.2🔹
Sister.
.
.
7.45 malamHarum masakan menguar kuat di salah satu ruangan sebuah rumah besar. Piring piring berisi berbagai hidangan telah tersaji cantik memenuhi sebagian meja panjang itu. Aroma lezatnya begitu sopan masuk ke indera penciuman dan dengan mudah menggugah selera untuk segera menyantap.
"Udah Ra, lo diem aja duduk manis bagai Queen diantara tiga pangeran tamvan." Ucap Daffin sembari meletakkan semangkuk wonton. Lalu diikuti Keenan dan Eve yang juga membawa hidangan berbeda.
Lengkap sudah macam macam menu makan malam mereka. Ara duduk berhadapan dengan Keenan, sedangkan Daffin berhadapan dengan Eve.
"Kayanya Laka doang yang pangeran, kalian berdua panganan ikan." Kata Ara tanpa dosa seraya mengambil piring.
"Katakan sabar! Katakan sabar!" Seru Eve tak peduli muka Daffin yang tertekuk. Padahal ia juga termasuk dalam bulian Ara itu.
"Mata lo isi apa Nan?" Daffin melirik Keenan penasaran.
"Kornea." Singkat Keenan.
"Bos Keenan sekarang hobinya bergadang, ya." Eve melanjutkan maksud Daffin yaitu mata Keenan yang berkantung.
"Tar gua bawain kopi deh Nan." Imbuh Daffin perhatian.
"Kurang, Dap. Obat ngantuk itu tea." Eve memberi tahu.
"Teh?" Ara bergumam heran.
"Teh apaan? Teh nya Ara malahan bikin ngantuk." Daffin juga bingung.
"Tea door, hehe." Eve menyengir lebar.
"Kalo udah tidur masih ngantuk?" Imbuh Ara penasaran.
"Ya tea juga, Ra."
"Curiga gua." Daffin menggumam tak enak.
"Ma tea." Lanjut Eve terkikik geli.
"Sebelum gua mati gua kubur lo duluan hidup hidup." Timpal Keenan mendelik sinis. Dan dengan santainya, Eve malah tanpa dosa terkikik geli.
"Tuh Dap, bully Keenan mah gua masih mampu. Tapi kalo Ara takut kualat ah, buat lo aja kurmanya."
"Iye, gua makan kurma kalo bulan puasa." Sahut Daffin sekenanya.
Seharusnya meja makan dilengkapi satu orang lagi yaitu Mr. Esther alias pembimbing Ara dan Keenan. Acara latihan air bisa dilakukan dimana saja asalkan memadai, dan kali ini mereka sepakat di rumah Keenan. Namun setelah waktu latihan selesai, beliau memilih pulang duluan karena memprioritaskan makan malam bersama keluarganya.
"Kalian ko barengan terus ya? Gue curiga ada hubungan spesial yang terlarang." Sindir Ara tak bermaksud negatif. Dua cowok itu kalau gabut memang suka nyangkut di rumah orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN-ZA
Teen Fiction"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang. "LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...