🔹14🔹Ik Mis Je, Schat

593 29 1
                                    

🔹14🔹
Ik Mis Je, Schat

.
.
.

"ARA BELAKANG LO!!"

Ctak.

Sebuah pisau dengan bilah tajamnya berhasil menembus daging dan langsung mengeluarkan aliran darah segar.

"AARRRGHH!!"

Tepat di salah satu jari si preman yang Ara ringkus tadi. Akibatnya jari itu terbelah dua, menampakkan tulangnya yang bergantung hampir patah. Erangan kuat tak bisa ditahan preman itu. Sakit sekaligus syok.

Barusan Ara membalikkan posisi mereka. Sasaran preman yang memegang pisau jadi meleset pada anak buahnya sendiri.

"Karma dibayar kontan!" Maki Ara setelah menendang kuat preman itu sampai tersungkur ke aspal dan pingsan. Maksudnya akibat preman itu barusan tidak berkata jujur.

Tak bisa dipungkiri, preman pemilik pisau tadi melebarkan mata terkejut. Rotasi keadaan barusan terjadi sepersekian detik, begitu cepat. Ia bahkan refleks mundur beberapa langkah, terkesiap melihat darah melumuri jari dan tulang putih anak buahnya hingga meleber di aspal.

Kini Ara menempatkan bokong pada kap mobil Lamborghini nya dengan kedua tangan bersedekap dada. Menonton reaksi preman itu dengan raut poker dan wajah terangkat seakan tiada rasa takut sedikitpun.

Preman itu membuyarkan pikiran. Ia beralih pada sosok perempuan yang tengah memandangnya dengan netra hitam yang tajam. Melupakan anak buahnya, preman berhias brewok dan rambut gondrong itu mencabut pisau dan melenggang pada Ara dengan raut yang sudah berubah menjadi bersahabat.

"Karena lo jago, gua berubah pikiran. Gua punya tawaran menarik."

Preman itu berhenti tepat di hadapan Ara. Lumayan dekat, menatap lekat gadis itu penuh binar nafsu.

"Lo cantik. Pisau ini terlalu beruntung buat lukain lo. Jadi.. mending gua aja yang langsung lukain lo. Lo bakal dapet sakit yang memuaskan." Tawarnya menyeringai nafsu.

Dalam tilikan tajam Ara tersimpan geram yang bisa saja meledak. Kalau ia tidak punya sabar, leher preman ini sudah patah bagai Kiko dibagi dua. Tapi sayang, orang jelek itu bukan penghuni list-nya.

Diam sejenak seakan sedang berpikir, gadis itu mengubah haluan geramnya jadi tantangan.

"Oke." Jawab Ara yakin.

Tapi tentu tidak semulus itu pikiran kotor si preman Ara terima dengan lapang. Ia genggam kuat bagian tajam pisau, merebut paksa dari tangan si preman. Ara tahan satu tangan bebas si preman yang hendak melayangkan pukulan lalu ia tendang selangkangan si preman.

Tak memberi celah, kaki Ara menerjang dada si preman hingga jatuh terlentang ke tepi jalan.

Belum usai, ia melayangkan pisau ke si preman. Tepat di pergelangan tangan kanan. Pisau itu tertancap ke tanah, menembus lengan dan menguncinya disana. Erangan keras menjadi suara yang begitu indah bagi Ara. Cairan merah otomatis mengalir merubah warna tanah coklat menjadi gelap. Lebih banyak dari darah anak buahnya tadi.

"ANJINGG!!! CEWEK S-SIALAN!!" Maki si preman sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Tidak mati, itu cuman di nadi aja kok.

"Sorry om. Lagian situ beraninya make pisau. Pisau dapur lagi. Ga modal banget. Om itu preman apa tukang daging?" Ucapnya berakting prihatin.

Perhatian Ara kini beralih pada Gavi. Ternyata pemuda itu juga sukses menumbangkan dua preman sisanya. Tapi dia sendiri juga terkulai lemas di tanah.

Menghela nafas ringan, Ara mendekat ke cowok itu, mengulurkan satu tangannya dan diterima baik. Tidak cukup, ternyata tenaga Gavi benar benar terkuras habis malam ini. Maka Ara memapahnya sampai masuk ke mobil.

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang