🔹47.2🔹
Reason.
.
.
Rei berjalan memutari Ara. Dengan berhati hati ia menuju belakang tubuh Ara agar bisa melihat wajah abangnya. Dan ia disambut pelototan garang Gavi yang.. sama sekali tidak menakutkan, namun lebih terlihat.. lucu."Kalau lo liatin aja mending jual mata lo ke tukang bawang." Hardik Ara tajam.
"Iyah kak!" Ceplos Rei spontan dan ia terkejut sendiri, lalu langsung diralat dengan;
"Tunggu kak bentar. Ini lagi dijampe jampe dulu, belom mateng mantranya." Dalihnya asal.
"Syuh!" Usir Gavi dengan delikan galak nan tajam.
"Drama kalian agak lain, ya," Guman Ara mendengus jenaka.
Rei menggaruk kepala kikuk. Sepertinya ia harus sedikit putar otak cari cara agar abangnya melepaskan Ara.
Iapun mengeluarkan ponsel lalu membuka aplikasi note. Ia ketik sebuah kalimat yang kemudian diperlihatkan pada Gavi.
Bang, mau permen susu gak?
Gavi membacanya lalu melirik ke tangan dan saku saku pakaian Rei seakan mencari yang ditawarkan.
Rei lalu mengetik lagi;
Ada, gua ambil dulu.
Seakan barusan sempat tergiur, namun Gavi akhirnya membuang pandangan dari Rei. Ia tetap tak minat bujukan Rei.
Sama brownies coklat.
Gavi lirik lagi sekilas tulisan yang Rei ketik. Sejenak, lalu ia melepas dekapan tangannya dan diganti jadi pautan tangan.
Gavi menarik Ara menuruni tangga menuju kolam renang yang terletak di halaman belakang rumah. Sesuai rencana awal, ia ingin ajak Ara menyimpang dulu.
Melihat Ara membuka ponsel, Gavi langsung merebutnya dan membuat Ara samar menghela napas malas.
Ara lalu melepas pautan tangan Gavi dan mendahului cowok itu yang berhenti di ujung tangga membaca detail ponsel Ara.
"Jagain hp gue, jangan sampe nangis." Ujarnya berpesan singkat sambil berjalan.
Dari sekian banyak spot ngadem, Ara mendarat di tangga menuju sofa sofa yang berada cekung di tengah kolam.
Ia duduk di sisi tangga paling atas, membiarkan kakinya terjuntai ke bawah. Tak lama, baru Gavi muncul dan memilih duduk di anak tangga pertama.
Barusan saat Gavi mengambil ponsel Ara, posisinya masih menyala dan berada di room chat Malik. Tertulis kalau Ara meminta Malik menjemputnya 10 menit lagi karena ada urusan tambahan dulu, yang tidak lain adalah Gavi.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN-ZA
Teen Fiction"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang. "LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...