🔹51.2🔹'Selesai' katanya

190 8 10
                                    

🔹51.2🔹
'Selesai' katanya

.
.
.

Seketika Gavi langsung ciut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seketika Gavi langsung ciut.
"Maaf.." Suaranya melirih.
"Gue mau itu, boleh?" Gavi menatap segan irisan apel yang padahal, itu miliknya, tapi takut dimarahi Ara. Sedangkan sekedar mengupas apel, tangan kirinya belum bisa diajak kerja sama.

"Mau lo sendiri sakit. Ganti perban aja gamau." Kata Ara. Bukan berniat menyindir untuk membujuk Gavi, ia hanya berucap fakta.

Layaknya anak kecil yang diomeli, Gavi menunduk seperti ketahuan bersalah.

"Iyah oke." Gavi nurut.

Ia menoleh ke Reiha di sebelah kirinya, memberi tanda hijau memperbolehkan Reiha mengganti perban. Reiha pun langsung menyiapkannya.

'Omaygatt, ternyata Queen bisa so sweet ya? Gue banting juga nih bumi.' Batin Reiha gemas.

Lagi, Gavi mau ambil buah incarannya. Tapi kali ini apelnya malah Ara makan, padahal tinggal sisa satu potong di piring yang sejak tadi Ara pakai.

"Ko gitu??" Protes Gavi tidak terima dan merasa dibohongi.

Nyatanya, di dekat piring itu ada satu piring lagi yang isinya potongan apel siap makan juga, tapi masih utuh. Dan tak peduli raut kesal Gavi, Ara menukar posisi kedua piring agar Gavi mengambil potongan apel baru di piring satunya.

"Insom gue menular." Singkat Ara. Tentu tidak nyata. Faktanya, Ara tidak mau orang lain memakan apel bekasnya walau baru saja dibelah pisau. Beda dengan yang ia kasih ke Reiha, itu potongan pertama.

'Astaga..' Batin Reiha meleleh lagi.
'Fiks. Abis ini gue mesti cari info kontrakan di mars.' Tuturnya. Malah ia yang baper disuguhkan pemandangan langka. Kapan lagi ia lihat seorang QueenZa baik hati dan se-uwu itu?

Gavi melahap apel dengan perasaan senang. Tapi ia tidak kegeeran. Sikap Ara pasti akan sama juga ke orang lain. Adanya Ara di ruangan ini sejak tadi, membuat mood-nya seakan tiba-tiba tersihir jadi sangat baik. Karena nyatanya, selama dirawat, ia rutin menanyakan Ara pada Tama, tapi om-nya selalu menjawab Ara belum bisa menjenguk.

"Gapapa. Tinggal minum obat yang banyak." Sahut Gavi enteng.

"Cerita ini ganti judul jadi snow black si putra tidur."

'Pfft.. Tolong, gue ngakak.' Reiha berusaha keras tidak tertawa.

"Kaka lanjut keliling aja yah? Aku mau pasang perbannya sama Ara." Ucap Gavi saat Reiha hendak membuka perban baru. Karena Reiha baru membuka baju Gavi dan membuka perban lama.

Reiha tidak langsung menjawab. Ia menoleh dulu ke Gavi.

"Ara bisa ko." Imbuh Gavi meyakini Reiha.

"Em.." Reiha sejenak ragu.

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang