🔹43🔹 Bingkisan Berita

239 15 7
                                    

🔹43🔹
Bingkisan Berita
.
.
.


"Ara lagi istirahat."

Tak peduli ucapan Gavi yang secara tidak langsung mengusir, Sherly malah melewati tubuh Gavi untuk masuk ke pintu pagar yang terbuka itu. Namun tentu tidak Gavi biarkan. Cowok itu menghalangi pintu pagar dengan satu lengannya.

"Gue dateng baik baik ya. Lo pikir gue mau apa? Bakar rumah?!" Tatapnya mendongak berani.

"Ngelabrak mungkin." Intens Gavi.

"Otak lo perlu ke THT!"

"Lo yang perlu ke dokter hewan."

Sherly mengepalkan tangannya emosi. Namun, sadar ia tidak mampu melampiaskannya pada Gavi, ia memilih mencoba lagi menerobos dan cowok itu menahannya.

"Lo mau gua pake cara kasar?" Geram Gavi.

"Kasar kasar apaan sih? Gue bukan parutan kelapa! Lagian tadi kata Gibran Ara free!" Nyolotnya.

"Ga ada orang sakit nguli, Sherly." Rendah Gavi tegas.

"Ya maksudnya..!! Aargh..!" Sherly meremat gemas angin di depan mukanya. "Gavi please deh. Iyah gue kesorean, soalnya tadi kena macet. Kalo bisa udah gue pesen pesawatnya turun depan muka lo!" Kesal Sherly menunjuk wajah Gavi dongkol.

"Awas.. ih!" Ketiga kalinya, Sherly mencoba menerobos masuk. Meski tetap tidak bisa, tapi ia berhasil melihat Ara yang berada di dekat kolam renang.

"Boong lo! Itu Ara lagi ngobrol!"

"Tamunya."

"Lo pikir gue apa? Beras ketan?! Waras lo!" Sherly tak terima. Ia juga kan tamu Ara.

Sementara di dalam ada si kembar tak seiras sedang menggosip di dapur.

"Jan Jan, narkoba membunuh anak negeri." Kata Malik yang menggenggam ponsel dan menemukan gambar pamflet di sosmednya.

"Napa? Zheo ada yang make narkoboy?" Lirik Ojan sekilas lalu meneguk minumnya lagi.

"Kaga. Lo yang mesti ati ati Jan. Kalo gua mah sekolah swasta, santuy." Cengirnya sombong tanpa dosa.

"Juancok kau kecap Bangao." Delik Ojan sinis. Cowok itu lalu menaiki tangga sambil membawa gelas dan disusul Malik.

"Mbaaah~!! Juara pildun kemaren negara mana yaa?" Seru Ojan setengah berlari girang.

"Pildun? Cilegon kalo ga salah!" Sahut Yudi. Ia memang punya julukan 'mbah' lantaran kelebihannya bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib dan Zheodrix pun tidak pernah mengalami gangguan astral.

"Hiih..!! Iye, lo ga salah. Salah gua nanya ke orang keramat." Misuh Ojan mendengus gemas.

Namun baru sampai pintu kaca, mereka berhenti.

"Gausah pegang pegang! Lo bau!" Cegah Yudi saat seorang perempuan ingin bersandar ke bahunya. Ralat, perempuan itu bukan orang, tapi hantu, jadi sehantu.

"Huwaa toge banget kamu buli akuu..! Aku laporin ke samsat setan setempat nih!" Rengek perempuan bertopi suster itu mengancam.

"Lebay lo! Rapuh banget kaya mental gen beri beri!"

"Stroberi, bang." Ralat satu setan lagi di sisi kiri Yudi. Dia hantu kepala potong alias latong, dan satunya ialah suster jalan atau terjal. Mereka berdua penunggu setia komplek ini yang dulu sempat menjahili Daffin dan Eve. (bab 28)

 (bab 28)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang