🔹44🔹 Negosiasi

186 15 8
                                    

🔹44🔹
Negosiasi

.
.
.

Dojang Gemstone,
Sabtu, 4.25 sore.

"Temen lo mana?"

"Lah, emang depan lo ini apa? Ikan patin?" Tunjuk Malik pada dirinya sendiri. "Apa gua terlihat bernapas pakai insang? Atau pernah liat gue berubah jadi mermud?" Imbuhnya dengan kedua tangan bergaya mempresentasikan mukanya.

"Siren lebih cocok." Sinis Gavi malas.

Saat weekend, Dojang Gemstone juga membuka les taekwondo untuk umum. Lantaran pelatih untuk les berhalangan datang, maka Gavi yang diamati menggantikan. Jadi tentu pikiran dan tenaganya cukup terkuras. Tubuh yang lelah membuat mood nya menurun.

Malik terkekeh geli seraya merangkul hangat pundak Gavi. "Gausah ngambek, oksigen masih gratis kok. Atau lo mau bayar 2000/kg juga gapapa, bonus garansi dari gua." Tawarnya mengedipkan sebelah mata genit.

Gavi dibuat merinding lalu melepas tautan tangan Malik dan memberi sedikit jarak. "Gua gapunya temen spek homo."

"Xander lagi cari kebab ke tempat bundanya." Kata Malik menjawab maksud Gavi.

Xander itu humble, tapi cukup sulit berteman dekat dengannya. Dan di sekolah, yang paling jelas terlihat besti dengan cowok itu ya Malik.

Mendapat jawaban bahwa orang tujuannya tidak mungkin bisa diajak ke acaranya besok, maka pilihan Gavi tinggal Malik.

Gavi simpan sebuah kertas undangan di meja.

Ya, ini tentang acara ulang tahunnya. Sebenarnya Xander sama sekali bukan orang yang ingin ia undang, melainkan Ara. Tapi ia tahu betul Ara pasti tidak akan mau datang ke acara seperti ini tanpa alasan kuat. Iapun tau, bagi gadis itu, Gavi bukanlah orang penting.

"Wahh.. nikah lo Gap? Cepet banget. Ara gimana??" Tanya Malik jahil melirik undangan itu sembari membereskan peralatan latihan. Posisinya berlutut menghadap ke dinding cermin, jadi ia bisa melihat selembar kertas itu. Sepertinya ia tidak akan salah menebak kalau undangan itu adalah acara ulang tahun Gavi seperti tahun lalu.

"Bisa dateng?"

"Lo nanyain gua apa Ara nih?? Gua sih ada acara bareng Zheo." Jahil Malik menyindir. Tujuan Gavi terlalu mudah ditebak.

Gavi termenung, sorot matanya sedikit memudar. Kalau besok malam Zheodrix ada event, berarti Ara juga terlibat dan tidak mungkin bisa datang ke acaranya.

"Besti, bawa aja noh. Sayang, undangan antik mending buat si cantik Lucinta Lula. Lumayan kan khodamnya buat hiburan." Ucap Malik sambil menutup tasnya lalu disampirkan ke bahu.

"Mending lo coba dulu deh. Kalo Ara ga ada di rumah, ya di markas Zheo." Saran Malik sebelum pergi. "See u lusa bestii..! Bay! Mwah!"  Imbuhnya centil keimutan seraya melewati Gavi.

"Bukan temen gua." Gumam Gavi yang hanya bisa diam dengan tatapan horor.

🔹🔐🔹

🔹🔐🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang