🔹07🔹 Firasat buruk

1K 46 1
                                    

🔹07🔹
Firasat buruk
.
.
.

PRIITTT!!

Kolam renang outdoor Gemstone kini hanya berisi 3 orang. Dua lelaki, dan satu perempuan yang baru saja datang.

Salah satu mereka yaitu seorang guru olahraga khusus renang berusia kepala tiga. Ia berdiri di tepi kolam dan baru saja meniup peluit. Itu tertuju pada seorang muridnya yang tengah berkecimpung di dalam air.

Beliau lah yang akan melatih Ara dan partnernya selama 7 bulan ke depan.

Pria itu menghampiri Ara setelah membiarkan Keen mulai latihannya.

"Ooh, jadi ini yang namanya Arasely Putri Z.?" Tanya beliau memastikan, ketika Ara sudah berjarak lumayan dekat dengannya.

Gadis itu mengangguk satu kali diiringi seulas senyum hormat.

Kira-kira beliau tahu Ara karna calon peserta lomba, atau dari sedikit kegaduhan di parkiran itu?

"Z nya apa?"

"Huruf terakhir alfabet pa," Senyum simpulnya tampak ramah.

Beliau spontan tertawa lepas. "Baiklah, tidak salah. Oh ya, saya Ester Ibrahim." Ia sekilas menunduk—tanda perkenalan.

"Oh?" Ara terkesiap samar, pasalnya ada dua unsur kepercayaan berbeda dari nama beliau. "Mr.. Ester, atau Pa Ibrahim, Sir?" Tanyanya memastikan.

Beliau tersenyum lembut. "Apa saja. Murid disini lebih banyak memanggilku Ester. Tapi kalau kau panggil aku Ibrahim juga, sepertinya tidak keberatan ya,"

Ara tersenyum. Beliau pasti sudah tau data pribadi Ara dari dokumen yang masuk. Meski sikap Ara dingin, tapi bukan berarti ia tidak bisa bersosialisasi atau bersikap hormat, apalagi pada seseorang yang lebih tua darinya.

"Assalamu'alaikum, pa." Sapa Ara sebagai salam kenal dengan sedikit membungkukkan badan.

"Wa'alaikumsalam, Ara." Sahut beliau hangat.

Fakta ini membuat mood Ara menghangat. Ia merasa tidak sendiri. Jika peka dengan hanya sebuah nama, sepertinya tidak perlu dibahas lagi kalau beliau berasal dari keluarga dengan dua kepercayaan berbeda, sama halnya dengan Ara.

"Perijinan dan dokumennya sudah selesai?"

"Done, sir."

"Siap?"

"Biar waktu dan hasil yang menjawab."

Mr. Ester mengulas senyum menawannya. "Silahkan pemanasan dulu. Saya tunggu disana."

Beralih pada Keen.
Dalam fokusnya bergelut dengan air, cowok bernetra hijau itu sesekali melirik keberadaan Ara dan Mr. Ester. Jarak yang tidak jauh membuatnya cukup bisa mendengar jelas obrolan mereka. Ia sedikit dibuat heran, dimana sikap dan wajah dingin Ara? Apa benar Ara penyuka om pedo?

Sedetik kemudian segera Keen usir  pikiran xexatnya.

Mr. Ester itu gurunya yang lebih ia kenal. Setidaknya tentu beliau bisa menilai sikap sifat kepribadian seseorang walau dengan sekilas interaksi. Ditambah, beliau adalah seorang muslim yang dikenal lekat dengan kekentalan pada kepercayaan pilihannya.

Kalau memang rumor tentang Ara adalah benar, tapi mana mungkin Mr. Ester bisa menyambut kedatangan Ara sehangat itu? Hangat dalam artian, beliau mudah akrab dengan Ara. Intinya beliau lebih lapang menerima Ara. Keen bisa melihat perbedaan walau samar dan sekecil itu.

Ia jadi meragukan Gavi yang berpihak pada Sherly.
Pasti ada yang salah.

Ara sudah ikut nyebur ke air. Mereka sangat lihai menunjukkan bakatnya. Hanya butuh hitungan detik untuk menyusuri kolam dari ujung ke ujung yang panjangnya 50 meter dan lebar 25 meter. Ukuran yang sudah memenuhi standar untuk lomba renang tingkat internasional pada ajang Federation Internationale de Natation atau FINA.

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang