🔹38.1: Rencana sambil debat🤏🏻🔹
.
.
."Malik, lo tau Sherly dimana?" Satu Lengannya memutar lihai lingkar setir, dan satunya lagi menyentuh earpiece di telinga kanan. Tilikan tajam Ara tak sedikitpun membiarkan mobil di depannya lepas, tentu dengan jarak dan posisi yang aman.
Saat sampai Gemstone, Ara tidak menemukan satpam di gerbang utama. Maka ia hanya bisa masuk melalui pintu belakang.
Nyatanya, sekitar 500 meter dari pintu belakang alias belum sempat berhenti, matanya menangkap keberadaan Sherly berada di dalam mobil bersama dua orang. Dan anehnya, Sherly dalam keadaan tidak sadar serta mulut terbungkam ikatan kain.
Untungnya ia tidak meninggalkan mobil di depan lantaran memutari Gemstone memang cukup jauh. Maka detik itu juga Ara langsung putar haluan.
Kini ia hubungi Malik untuk memastikan itu benar Sherly atau bukan. Jika bukan, inipun tetap menjadi misi dadakan mereka.
"Gatau Ra, gua bukan baby sisternya." Sahut Malik yang tengah latihan dan dalam posisi melakukan gerakan taekwondo nya. Tidak jarang Ara berkomunikasi melalui earpiece, tapi kali ini Malik belum peka kalau ada hal penting.
"Kapan Sherly keluar kelas?"
"Jam 2.45. Kita lagi jamkos. Dia tadi ngejar Milo." Ini Xander yang juga ada dalam panggilan. Siapa sangka kala itu Xander termasuk golongan yang mager akut. Ia yang pertama Ara hubungi. Saat itu juga Xander langsung menuju taman belakang. Sayangnya, ia tidak menemukan apapun.
"Eh, hola bestii..! Ada what ini teh?" Sapa Malik secerah lagu Kumon. Ia masih belum sadar ada situasi darurat.
Ara mengubah pengaturan earpiece agar terhubung dengan inti Zheodrix yang lain, dan langsung ada sahutan dari masing-masing mereka.
"Ya, princess?" | "Halo Ratu!"
Yang pertama itu Eral. Disana ia tengah mendribble bola basket seorang diri. Dan yang satunya itu Ojan. Ia sedang berada di gazebo, berkutat dengan soal soal latihan matematika untuk olimpiadenya.
"Eh??" Malik refleks bingung karena panggilan mereka yang bersamaan dan mendadak ini.
"Lengkap, Za." Ucap Xander melapor.
"Hello Boy's. Boleh gue minta waktu kalian sebentar?" Tutur Ara sebagai prolog.
Mendengar permintaan ratu mereka yang terdeteksi penting dan tidak sepele, mereka langsung peka dan siaga.
Eral berhenti memainkan bola basketnya setelah memasukkannya ke ring dan dibiarkan memantul liar arah. Ia lalu menepi duduk di tribun.
Kemudian jauh di belakang Eral, tepatnya di kursi paling ujung belakang, ada Ojan yang baru saja duduk bersama tentengan laptop setelah barusan izin dari bimbingan olimpiade nya. Lokasi gazebo kurang privasi dan tidak memungkinkan ia mendengarkan rapat ini, jadi Ojan pindah ke lapangan indoor.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN-ZA
Teen Fiction"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang. "LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...