🔹45.2🔹Special Night

229 12 13
                                    

🔹45.2🔹
Special Night

2🔹Special Night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


"Selamat malam, Tuan dan Nyonya Praza." Sapa Ara menunduk kecil sebagai tanda hormat.

"Jadi ini, Arasely Putri?" Sambut Kellen sambil berjabat tangan dengan Ara. Setelahnya lalu diikuti wanita di sebelah Kellen yaitu Azkia, istrinya yang anggun dan tak kalah menawan.

Seulas senyum ramah Ara muncul sebagai jawaban bersama satu anggukan pelan.

"Bagaimana bisa kau tak pernah menjadi perhatian publik? Apa kau bersembunyi di lubang kelinci?"

Kali ini Ara merespon Kellen dengan tawa kecil nan anggun.

"Ada banyak orang yang bisa cukup mengenal tanpa harus tau atau mempermasalahkan latar belakang. Dan ada juga sebagian orang, hal itu bukan perhatian yang perlu dibesarkan. Aku hidup dan tumbuh di lingkungan itu tanpa harus bersembunyi." Tutur Ara santun. Selain menawan, tampak juga tingginya etika seorang Arasely bagai perempuan berkelas dan ber-attitude baik.

"Arasely Putri.. saya kagum denganmu." Kellen mengaku bangga.

Ara memang bersembunyi dari publik, tapi itu saat ia tinggal di tempat Dareen, yakni Belanda. Ia baru menetap di Indonesia saat pertengahan kelas 1 SMP.

Sedikit mengulas; jika tidak berteman dekat, apa pergaulan remaja kelas 1 SMP sampai mengenal latar belakang orang tua? Sementara dari dulu Ara tumbuh sebagai gadis independen. Ia tidak mudah didekati, tidak banyak bicara, dan cenderung tertutup.

Sedangkan Laverta, sekolah berbasis internasional itu berisi remaja remaja beruntung yang memiliki ekonomi tinggi. Tidak aneh lagi bagi mereka tentang latar belakang seperti keluarga Ara.

"Terima kasih, Tuan Praza. Atas nama Haidar, saya mohon maaf karena kakak saya tidak bisa hadir. Keperluan yang terlalu mendadak mengharuskan dia kembali lebih awal."

"Tidak apa Ara. Di momen yang saya nantikan ini, justru saya sangat tersanjung berkesempatan bertemu dan mengenalmu."

"Saya juga demikian, Tuan Praza."

Kali pertama ini bertemu Ara, Kellen cukup dibuat terpesona dengan seorang gadis muda di hadapannya. Ia akui, kuatnya karisma dan wibawa gadis ini menuruni dari kakak dan mendiang ayahnya.

Seperti penuturan Kellen, ia begitu tersanjung, termasuk saat mendapat kabar baik dari Haidar sekaligus terkejut mengetahui Haidar mempunyai seorang adik perempuan.

Sementara Ara, first impression nya dengan Kellen ialah pria itu sosok yang berwibawa, tegas, dan berkarisma. Jika mematok sifat seorang Kellen dari ucapan Gavi, Ara belum menemukannya.

Tapi bukan berarti ia menyalahkan Gavi. Justru sembari berjalannya waktu bekerja sama dengan Kellen, setidaknya Ara bisa memastikan langsung bahwa bisnis Kellen tidak seburuk yang Gavi kira. Kalau ada sedikit saja kejanggalan, tentu itu tak lepas dari pantauan Ara dan akan menjadi investigasinya.

QUEEN-ZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang