"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang.
"LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun jug...
Lail membuka laci di sisi kirinya, di bawah lampu sebelah sofa antara ia dengan Ara, mengambil sebuah box kecil berwarna hitam, sambil menjelaskan;
"Gentala, Erzhan, keperluan atau masalah mereka, bahkan kamu pun, aku tidak tau menau, dan aku tidak ada sangkut pautnya. Aku hanya dititipkan benda ini," Ia berikan box itu pada Ara.
Box berwarna doffblack, dengan empat kaki di tiap sudut bawahnya, dan di tengah tempat pembukanya terdapat bandul arctic blue tussle. Tampilan fisik box ini sama persis dengan pemberian mendiang Freya yang dititipkan pada Haidar (bab 19).
Ara menempatkan jarinya di tengah batu arctic blue, dan baru kotak itu bisa terbuka. Tidak beda juga dengan box dari Freya.
Ara keluarkan sebuah kalung dari dalamnya. Bentuk fisik kalung itu juga sama persis dengan kalung dari Freya yang kini masih ada di dalam kotak di rumahnya. Emosi Ara sedikit tersulut; kenapa bisa sampai sama persis?? Hanya tidak ada foto di kalung yang ini. Apa tujuan si pembuat petunjuk itu??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dia bilang kamu akan percaya sampai kamu sendiri menerima barang itu dan mengetahui isinya." Ucap Lail.
Ya, Ara percaya. Kesimpulannya sampai di sini; ia tidak perlu repot meragukan jika benda itu hanya jebakan atau isinya sudah diganti untuk mempermainkan Ara.
Yang ia pikirkan masih sama—siapa orang dibalik rangkaian petunjuk ini? Tidak mungkin kan, Freya yang membuat kotak kedua ini? Tidak mungkin kan, Freya yang membuat kata sandi di Adhara Hospital? Secara, petunjuk petunjuk ini baru dibuat 4 bulan lalu oleh yang katanya 'laki laki misterius' itu. Jika menyamar jadi laki laki pun, Freya sudah meninggal sejak umur Ara 5 tahun. Lupakan. Itu mustahil.
"Dia siapa?" Ara sembari mengamati kalung itu.
"Laki-laki misterius tanpa identitas." Bukan Lail yang menjawab, tapi Gavi.
"Ya." Lail membenarkan.
Pertanyaan yang sama dengan jawaban yang sama. Meski bukan tujuan utama Ara mengetahui orang itu, namun menjadi catatan yang perlu diselidiki juga siapa dibalik benda benda ini.
Lalu, ada satu barang lagi. Bracelet.
Sebuah gelang berwarna biru tua dengan bulatan seperti cincin namun berukuran kecil yang berada di tengah tali gelang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
