Bab 16. Dumb and Dumber
"Dan Alden berharap waktu akan berhenti saat itu juga, memberhentikan apapun yang ada, menghalau siapa saja yang mencoba datang mengganggu mereka, dan menghapus sekat tak kasatmata yang selama ini membuat jarak mereka renggang. Saat itu Alden berharap, bahwa hanya ada dia dan Annavia saja."
****
REIGA menghentikan ayunan langkah kakinya yang terburu saat dengan jelas melihat Alden menarik tirai di sekitar brankar hingga menutupi dirinya dan Annavia. Selepas itu, dengan jelas juga Reiga mendengarkan seperti ada suara retakan jauh di dalam dadanya. Dan Reiga perlahan terpukul mundur ketika melihat dua pasang kaki dari balik tirai yang seperti sengaja ingin bersembunyi darinya.
"Al, ada apa?"
Samar-samar Reiga mendengarkan suara Annavia di depannya.
"Tunggu sebentar, ya?"
Suara kali ini tentu milik Alden. Reiga kemudian menundukkan wajahnya untuk beberapa lama, sebelum akhirnya berbalik pergi dan meninggalkan tempat itu dengan hati yang retak.
Reiga tidak tahu dengan pasti, tapi ia sangat yakin bahwa Alden sengaja melakukan hal itu agar Reiga tidak melihat mereka dan hadir di antara mereka.
Saat Reiga baru saja keluar dari klinik, pandangannya langsung tertuju pada Greeta yang saat itu terlihat hendak menyusul Alden dan Annavia.
"Kak Reiga ke sini mau lihat Annavia juga, ya?" Tegur Greeta. Tapi matanya melihat ke dalam klinik, seakan ingin memastikan sesuatu.
"Annavia sama Alden sudah pulang. Lo juga sebaiknya pulang." Ucap Reiga berbohong.
Dalam hati Reiga langsung merutuki diri. Sejak kapan dia jadi pembohong seperti ini demi melindungi Alden yang sedang 'bersembunyi' di dalam sana?
Dan Greeta tidak sebodoh itu, dia tahu bahwa Reiga sedang tidak jujur padanya sekarang. Tetapi Greeta tidak peduli, dia akan tetap menerobos masuk dan mencari keberadaan Alden di dalam.
Namun sebelum Greeta menunaikan rencananya, getar ponselnya langsung menghentikannya. Dia baru saja menerima satu panggilan masuk dari seseorang yang tidak akan pernah bisa ia tolak panggilannya.
Mamanya.
****
Annavia berjongkok dengan desauan nafas yang tidak teratur saat ia baru saja setengah jalan. Ia benar-benar merasa tidak sanggup lagi.
Minggu pagi itu, Annavia, Alden, Nathan, dan Yumi sepakat untuk lari pagi bersama. Namun karena Annavia sangat lambat dan terlalu banyak beristirahat, ia dan Alden pun jadi tertinggal sangat jauh dari Nathan dan Yumi. Dan hal itu membuat Alden agak kesal hingga terus-terusan memarahi Annavia sepanjang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta Pertama
RomanceAlden layaknya seorang penyihir jahat, yang berhasil melepaskan kutukannya pada Annavia- sang mantan pacar, sekaligus sahabatnya sejak masih kecil. Mereka pernah menjalin hubungan semasa SMA, tapi tiba-tiba saja putus karena Alden secara terang-tera...