Bab 23. Menunggu Kotak Rahasia Terbuka

272 20 17
                                    

Bab 23. Menunggu Kotak Rahasia Terbuka

"Ada banyak kata tertahan di benaknya, yang bertahun-tahun terpendam rapi dalam kotak rahasianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada banyak kata tertahan di benaknya, yang bertahun-tahun terpendam rapi dalam kotak rahasianya."

****

TEPAT satu minggu berlalu setelah Safira tahu bahwa Nathan yang selama ini begitu ia kagumi dan sukai ternyata adalah mantan pacar Christa –sahabat terdekat Safira sejak mereka masih sama-sama duduk di bangku SMA. Mantan pacar Christa yang sudah membuatnya menangis selama hampir berminggu-minggu lamanya. Dan tanpa tahu semua itu, Safira justru dekat dengan Nathan hingga bahkan jatuh cinta pada pemuda yang selalu berpembawaan tenang dan begitu baik dalam hal memperlakukan Safira selama ini.

Mendengar cerita dari sudut pandang Christa kala itu, yang mengatakan bahwa Nathan bukan laki-laki baik dan selalu mempermainkan hati wanita ternyata begitu berbeda dalam sudut pandang Safira—yang selama ini justru mendapatkan perlakuan baik dari Nathan. Bahkan ketika Safira secara terang-terangan menunjukkan pada Nathan bahwa Safira menyukainya, Nathan tidak sedikit pun memanfaatkan hal itu untuk mempermainkan Safira. Nathan tetap bersikap layaknya seorang teman. Dan kenyataan itu pun, mau tidak mau membuat Safira pada akhirnya sangsi dengan cerita dari sudut pandang Christa.

Namun beberapa detik setelah hati Safira membisikkan hal baik tentang Nathan, otaknya justru tiba-tiba berkata padanya, bahwa alasan kenapa selama ini Nathan bersikap baik padanya adalah murni karena Nathan tidak pernah tertarik pada Safira, dan hanya karena Safira adalah teman Annavia, jadi wajar saja jika pada akhirnya Nathan hanya menunjukkan sisi-sisi baiknya saja.

Bagian terpentingnya adalah, sejak hari di mana Safira tahu bahwa Nathan adalan mantan pacar Christa, hanya sekali saja Nathan mencoba menelfonnya dan mengirimkan pesan padanya. Setelah itu, tidak terlihat lagi tanda-tanda Nathan mau berusaha untuk mencari Safira. Tetapi memangnya kenapa? Bukankah selama ini Nathan hanya menganggapnya sebagai teman dari Annavia saja, dan tidak lebih? Lalu, alasan apa yang Nathan miliki sampai harus berusaha sekeras yang Safira inginkan?

Safira tertawa getir.

Lalu ingatan tentang hari-hari yang Safira lalui bersama dengan Nathan selama hampir satu bulan ini menyapa otaknya tanpa ia inginkan. Dia ingat betul, bagaimana suatu hari dia pernah menemani Nathan bermain basket, dan sempat meminta pada Nathan untuk mengajarinya bermain basket. Saat itu, Nathan dengan senang hati mengajarinya. Mereka bahkan berlatih bersama dua kali dalam seminggu. Dan hal yang ia lalui bersama Nathan itu sempat membuatnya merasa memiliki tempat yang spesial di hati Nathan.

"Kayaknya kamu bakalan lebih jago dari aku nih, Fir." Ucap Nathan saat itu, setelah mereka selesai melakukan latihan bersama.

"Hahaha kamu harus tahu, Nath. Kalau aku ini memang tipe-tipe fast learner."

"Udah keliatan dari awal, kalau muka kamu tuh tipe-tipe muka siswi ambis kalau di sekolah."

Safira hanya tertawa hingga tiba-tiba saja, satu ide terbersit di kepala Safira. Entah mendapatkan keberanian dari mana, Safira tahu-tahu berkata pada Nathan, "Nath, setelah ini aku bakalan latihan terus sampai jago. Terus nanti, kalau aku udah jago, aku mau tanding one on one sama kamu. Dan kalau aku menang, aku bakalan bikin dua permintaan yang harus kamu penuhi."

Kutukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang