Bab 52. Reiga's Proposal

156 11 9
                                    

Bab 52. Reiga's Proposal

"Vi, aku tahu ini sangat mendadak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vi, aku tahu ini sangat mendadak. Aku juga sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan melakukan hal ini hari ini juga. Tapi karena sudah terlanjur, aku... akan melanjutkannya sampai akhir. Annavia Diatara Adhitama... will you marry me?"

****

ANNAVIA menatap ponselnya dengan gusar. Sudah berhari-hari sejak Alden kembali ke kota Harsa, tapi hingga hari ini tidak ada satu pun panggilan telepon yang datang darinya. Annavia sudah berusaha keras untuk tidak memikirkan Alden, tapi mau sekeras apapun dia mencoba, bayangan wajah Alden ketika sedang menangis dan begitu marah padanya pada akhirnya selalu terlintas di kepalanya. Annavia tahu ini bukanlah hal yang benar, tetapi ia sama sekali tidak bisa mengontrol jalan hatinya yang sudah terlanjur pergi dengan caranya sendiri.

"Setelah kamu membunuh anakku, berani-beraninya kamu masih bisa tertawa! Berani-beraninya kamu menjalani kehidupan baru dengan baik-baik saja. Beraninya kamu berbahagia di saat aku bahkan hampir lupa bagaimana cara tersenyum!"

Ucapan Alden terdengar dalam ingatannya dan kembali memicu sesak. Annavia memegangi dadanya, memukulnya berkali-kali dengan pandangan kosong. Dan tanpa terasa, air matanya bergulir lagi.

"Via?"

Suara milik Reiga langsung menyentak Annavia dan membuatnya tertarik dari lamunan panjangnya. Sebelum Annavia menoleh ke belakang, ia menyempatkan diri untuk menyeka air mata di pipinya, berusaha memasang wajah tersenyum lalu berbalik dan menatap Reiga yang sudah berdiri di sampingnya.

"Sudah selesai acaranya?"

"Iya. Aku nyariin kamu dari tadi, tapi kamu nggak ada. Eeeh, tahunya kamu malah menyendiri di sini." Jawab Reiga sambil mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru di ruang kesehatan itu.

Hari itu, Reiga bersama beberapa karyawannya datang ke panti asuhan khusus untuk menyerahkan beberapa bantuan yang memang rutin mereka berikan setiap bulan. Setelah melewati kegiatan yang cukup melelahkan itu, Reiga masih harus mengerahkan tenaganya untuk mencari keberedaan Annavia.

"Maaf, aku lagi nggak enak badan hari i—"

Sebelum Annavia menuntaskan perkataannya, Reiga malah sudah menyentuh kening Annavia dengan punggung tangannya. Dan benar saja, Reiga merasakan tubuh Annavia terasa hangat.

"Ternyata beneran nggak enak badan. Mau ke rumah sakit?" Tawar Reiga.

Annavia menggeleng, dan secara perlahan menurunkan tangan Reiga dari keningnya. Reiga tidak naif, dia tahu Annavia sedang memberikan penolakan secara halus padanya.

"Via sudah baikan, Kak. Dari tadi Via tidur di sini setelah minum obat penurun demam." Annavia melanjutkan dengan sebuah senyuman canggung. Dia kemudian secara natural sedikit bergeser agar posisinya bisa agak jauh dari Reiga.

Kutukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang