Bab 64. You're My End and My Beginning

381 14 20
                                    

Terima kasih untuk yang selalu setia membaca, serta meninggalkan vote dan komen di cerita ini🥰🫶

By the way, ini cerita yang aku tulis tepat 11 tahun yang lalu. Aku hanya melakukan beberapa proses editing sebagai penyusaian dari segi pilihan diksi dan alur. Tentu ada banyak kekuarangan, karena sampai sekarang pun aku masih belajar banyak dalam hal kepenulisan.

Dan pada akhirnya, selamat membaca bab terakhir dari perjalanan panjang Reiga, Annavia & Alden❤️

Love; KIM

》》《《

Bab 64. You're My End and My Beginning

"Terima kasih sudah terlahir ke dunia, dan menjadikan kelahiran aku berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih sudah terlahir ke dunia, dan menjadikan kelahiran aku berharga. Aku sangat mencintai kamu, Vi..."

****

WINDY baru saja selesai bermain tenis bersama beberapa rekan kerjanya di Clover Leaf Hotel. Saat Windy akan meninggalkan lapangan, perhatiannya tahu-tahu tertuju pada Reiga yang hari itu juga ternyata sedang bermain tenis. Tidak seperti sebelumya, dalam pengelihatan Windy saat itu kondisi Reiga terlihat jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Dalam hati Windy merasa lega.

"Windy Shelomita Rajasa!"

Suara Reiga yang memanggil namanya langsung membuat langkah Windy terhenti. Ia lalu menoleh dan melihat Reiga yang saat itu sedang berjalan menghampirinya. Saat itulah, Windy langsung merasakan jantungnya berdebum kencang. Lalu tiba-tiba, ingatan ketika Reiga menciumnya beberapa waktu lalu, semua pengakuan bodohnya pada Reiga, juga ucapan terima kasih yang berhari-hari lalu Reiga ucapkan padanya semakin membuat perasaan Windy membuncah.

"Sudah selesai?" Tanya Reiga setelah berdiri berhadapan dengan Windy.

"Iya, Pak. Baru saja." Jawab Windy agak canggug. Berusaha keras menyembunyikan perasaan gugupnya di hadapan Reiga.

Kali ini Windy tidak boleh lengah, dan membiarkan dirinya terlihat begitu terang-terangan.

Namun usahanya itu berantakkan dalam sekali pukul saat Reiga tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya pada telinga Windy lalu berbisik, "sudah aku bilang, panggil 'Kak Rei' kalau sedang berdua. Jangan bikin Kak Rei canggung."

Windy terkekeh pelan. "Gimana kondisi Kak Rei sekarang?" Windy mengalihkan topik, mengingat kalau akhir-akhir ini Reiga selalu terlihat tidak enak badan.

"Sudah baikan kok. Kak Rei sudah sehat. Dan, terima kasih sudah bertanya."

"I—iya, Kak." Jawab Windy gelgapan. Saat itu, otaknya sedang tidak bisa bekerja dengan baik.

Kutukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang