Bab 08. Ledakan

403 26 10
                                    

Bab 08. Ledakan

Kecemburuan yang ditahan bekerja layaknya sebuah bom waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecemburuan yang ditahan bekerja layaknya sebuah bom waktu. Ketika tiba waktunya, dia akan meledak, dan membakar serta menghancurkan segala yang ada di sekelilingnya.

****

"BELAKANGAN ini performa kamu mulai menurun, Gree. Fokus kamu berantakkan sekali. Semangat lemah seperti ini tidak akan membuat kamu mendapatkan tempat di Juilliard! Kamu sudah gagal tahun kemarin, kalau sampai tahun ini kamu gagal untuk kedua kali, Mama tidak akan mentolerir lagi. Mengerti? Dan Mama juga tidak akan segan-segan untuk membuat kamu tidak bisa lagi bertemu dengan Papa kamu, bahkan dengan Alden sekali pun."

Alih-alih menyalakan kembali semangatnya yang mulai padam, perkataan Mamanya beberapa waktu yang lalu justru membuat Greeta semakin tertekan. Yang paling membuat Greeta marah setiap kali Mamanya mulai menyeret-nyeret nama Papanya dan juga Alden untuk mengancam dirinya.

Padahal selama hidupnya, Greeta merasa sudah melakukan segala yang terbaik untuk memuaskan ambisi Mamanya. Tapi begitu dia melakukan kesalahan kecil, Mamanya yang sangat membenci kegagalan itu akan melukai mentalnya habis-habisan.

Greeta bahkan tidak bisa menangis ketika dia ingin, itu hanya akan semakin membuatnya dicap lemah dan cengeng oleh sang Mama. Untuk itulah, dia menahan segalanya demi mimpinya, demi ambisi Mamanya

Sejak duduk di bangku SMP, Greeta adalah seorang balerina yang cukup terkenal dan sangat berbakat. Oleh semua orang, ia digadang-gadang akan mengulang kesuksesan besar seorang Clarissa Hwang —Mamanya sendiri. Karena alasan itu, Clarissa terus menempa Greeta dengan keras agar tidak menghancurkan harapan orang-orang, juga ambisinya.

Greeta sering mengikuti berbagai macam kompetisi baik di dalam, maupun luar negeri dan berhasil memenangkannya. Awal tahun kemarin, dia kembali berhasil  memenangkan Asian Grand Prix, dan untuk kesekian kalinya menorehkan prestasi yang membanggakan. Namun meski begitu, Clarissa tetap menginginkan lebih. Aturannya semakin mengekang karena tahun kemarin, Greeta gagal mendapatkan tempat di Juilliard. Kegagalan itu bukan disebabkan karena Greeta tidak mampu, hanya saja di hari dia akan melakukan seleksi final, Greeta tiba-tiba jatuh pingsan karena kelelahan, lalu dilarikan ke rumah sakit.

Greeta kembali meredam kemarahannya, dan mengakhiri sesi latihannya malam itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.05 saat Greeta keluar dari gedung tempat ia melakukan latihan balet.

Wajah Greeta yang sebelumnya tampak kelelahan, kini berubah cerah saat melihat Alden yang sudah menunggunya sambil melambaikan tangan ke arahnya. Greeta tersenyum begitu lebar, lalu berlari kecil menghampiri Alden.

Meski hanya sementara, ia merasa bebannya hilang seluruhnya setiap kali bertemu dengan Alden.

"Aduh, Gree, nggak usah lari." Ujar Alden penuh kekhawatiran saat Greeta sudah tiba di depannya. Alden memeluk pinggang Greeta, sementara Greeta melingkarkan kedua tangannya di pundak Alden.

Kutukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang